Kisah Sedih Penghuni Panti Km 20 Tenayanraya Pekanbaru Milik Yayasan Tunas Bangsa yang Mengaku Sering Disiksa: Tolong Bawa Aku dari Sini, Aku Nggak Kuat Lagi...

Kisah Sedih Penghuni Panti Km 20 Tenayanraya Pekanbaru Milik Yayasan Tunas Bangsa yang Mengaku Sering Disiksa: Tolong Bawa Aku dari Sini, Aku <i>Nggak</i> Kuat Lagi...

Kondisi penghuni panti di Km 20, Tenayanraya Pekanbaru milik Yayasan Tunas Bangsa. (foto: goriau.com)

Minggu, 29 Januari 2017 16:06 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Sebanyak 19 lanjut usia (lansia) dan pengidap gangguan jiwa ditempatkan di panti jompo yang tertelak di Jalan Lintas Timur KM 20 Tenayanraya, Kota Pekanbaru, Riau. Panti ini juga dikelola di bawah Yayasan Tunas Bangsa. Kondisi mereka sungguh memilukan. Dilansir potretnews.com dari GoRiau.com, mereka bercerita, makan diberi dua kali sehari, saat siang dan sore. Bisa dibilang cuma untuk mengganjal perut saja. "Kadang isinya sayur, sekali-sekali ikan atau ayam. Makan dua kali, dikasih dari jendela terali besi," ungkap Andi.

Andi yang mengaku sudah puluhan tahun di tempatkan di sana mengaku sudah tak kuat lagi. "Tolong bawa aku dari sini. Tak kuat, tak ada siapa-siapa di sini. Aku pengen pula lihat mobil," tuturnya dengan mata berkaca-kaca kepada tim gabungan yang Sidak ke sini, Minggu (29/1/2017) siang.

Menurut cerita, penghuni kerap mendapat siksaan. Ada pula yang dipukul menggunakan kayu. Saat itu ditanyakan kepada Andi, mendadak ia menangis dan menjauh dari terali jendela.

"Tak mau, takut cerita, nanti dimarahi. Ndak-ndak mau. Aku tak tahu kalau itu," tutur Andi sambil menangis. Wajah panik tak bisa ditutupi dari wajahnya, sedangkan teman sekamarnya hanya bisa diam. Andi lalu berjongkok sambil menghapus airmatanya.

Penghuni lainnya yang lebih berani mengakui kalau pemukulan memang ada terjadi. Ia juga sering mengalaminya. "Sering, tanpa ada alasan yang jelas. Kadang pakai tangan kadang pakai kayu," sebut pria itu.

Hasil penelusuran di panti ini, penghuninya mandi dan makan di dalam kamar. Semua menjadi satu dan bercampur baur. Sesekali mereka diizinkan ke luar kamar, meski sebentar saja.

"Di halaman ini main-main. Setelah itu disuruh masuk lagi," tuturnya. Terlihat kamar tempat mereka tinggal sangat jauh dari kata layak. Aroma menyengat menyeruak dan banyak sampah di sana-sini.

Sedangkan air minum dicampur dengan air mandi dan BAB, yang diletakkan di dalam ember, digantung di depan jendela. "Ngambilnya pakai gelas," jelas mereka. Terlihat airnya berwarna kuning dan embernya sudah kusam.

"Kita miris sekali. Di sini tidak ada air bersih, makanan tidak layak dan jamban berada di dalam kamar bercampur. Tidur mereka tak pakai kasur. Kondisi tersebut betul-betul jauh dari sehat," ungkap Rosita, dari Dinas Kesehatan Provinsi.

Rosita yang ditemui usai sidak mengaku terenyuh melihat keadaan para penghuni panti. "Potensi penyakit banyak di sini, misalnya diare, dengan kondisi lembab bisa berpotensi muncul paru-paru basah," sebut dia.

Minggu siang tadi, tim gabungan dari Lembaga Perlindungan Anak Riau, Dinas Kesehatan dan perwakilan Kemensos menggelar inspeksi mendadak ke panti yang terletak di Km 20 Tenayanraya, yang bernaung di bawah yayasan Tunas Bangsa.

Seperti diketahui, yayasan ini jadi perhatian banyak orang setelah salah seorang anak titipan berusia 18 bulan meninggal dunia di rumah sakit dengan kondisi tak wajar. Dari sana terbongkar, kalau selama ini yayasan tidak memperlakukan penghuninya dengan manusiawi. ***

Editor:
Farid Mansyur

wwwwww