Inilah Beberapa Keganjilan di Panti Asuhan Tunas Bangsa Pekanbaru Tempat Dititipkannya Zikli, Balita 18 Bulan yang Meninggal Diduga Tak Wajar

Inilah Beberapa Keganjilan di Panti Asuhan Tunas Bangsa Pekanbaru Tempat Dititipkannya Zikli, Balita 18 Bulan yang Meninggal Diduga Tak Wajar

Kondisi Panti Asuhan Tunas Bangsa yang sempat difoto Tim LPA Riau.

Jum'at, 27 Januari 2017 16:05 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Riau membeberkan beberapa keganjilan di Panti Asuhan Tunas Bangsa yang terletak di Kecamatan Tenayanraya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Keganjilan ini ditemukan Tim dari LPA Riau yang sempat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sana, Kamis kemarin. Berikut beberapa di antaranya yang dibeberkan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Riau, Ester, dilansir potretnews.com dari GoRiau.com:

1. Anak panti asuhan rata-rata berusia dua hingga 10 tahun. Menurut Ester, panti asuhan ini hanya ada anak usia dua sampai 10 tahun. Jumlah mereka sekitar 17 orang, di mana 10 perempuan dan tujuh lainnya anak laki-laki.

Usut punya usut, diketahui kalau panti tersebut sudah ada sejak 10 tahun. "Katanya sudah 10 tahun, tapi anak-anak di sana kok masih kecil-kecil. Kakak-kakaknya nggak ada, ke mana mereka," kata dia, Jumat (27/1/2017) siang.

"Ini perlu dipertanyakan dan akan kita telusuri. Kita berpraduga bisa saja terjadi human trafficking (perdagangan manusia), atau eksploitasi anak untuk kepentingan lainnya. Info warga, ada anak-anak sekitar dibawa lalu dibilang anak panti, tapi nggak tahu dibawa ke mana," sebutnya.

"Biasanya di panti asuhan, dihuni oleh anak yang usianya bervariasi (berjenjang). Kalau sudah 10 tahun, otomatis ada anak yang sudah remaja. Ini kemarin kita ke sana tidak ada menjumpai seorang pun. Kok bisa," sebutnya.

2. Keterangan pengelola berbeda dengan RT setempat. Ini juga jadi pertanyaan serius dari LPA Riau. Ester mengaku sudah berkoordinasi dengan Pak Idang, selaku pengelola Panti Asuhan Tunas Bangsa. Namun keterangan yang ia beri berbeda dengan RT.

"Dari mulai jumlah anak, itu awalnya simpang siur dan beda-beda. Lalu soal jumlah pengasuh panti, Pak Idang bilang ada lima orang, namun kata RT setempat cuma ada dia dan istrinya," ungkapnya.

3. Ketidaklayakan Panti Asuhan. Ini yang menjadi keprihatinan pihak LPA Riau. Ketika ke sana kemarin, Ester mendapati "pemandangan" yang membuatnya tak percaya, di mana kondisi panti sangat tidak layak.

"Tempat mandi, toilet, tempat tidur dan dapurnya sangat tidak baik. Belum lagi yang lain-lain. Kita tidak tahu apakah anak-anak ini kurang gizi atau tidak. Kalau seperti itu kondisi (panti) harusnya ditutup, karena tidak layak," sesal dia.

4. Meninggalnya bayi usia 18 bulan (bernama Zikli). Inilah yang sampai sekarang masih menjadi tanda tanya besar. Kepolisian Resort (Polresta) Pekanbaru pun sedang melakukan penyelidikan pascameninggalnya bayi ini, sebab ada beberapa kejanggalan ditemukan dari tubuhnya.

"Kita sudah bentuk tim, rencana awal kita mungkin melakukan autopsi, bisa saja makam bayi ini kita gali lagi. Secara medik kita belum tahu penyebab kematiannya," ungkap Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bimo Ariyanto.

Bimo menyebut, jajarannya sedang menyelidiki terkait kematian bayi 18 bulan itu. "Kita selidiki siapa yang bertanggung jawab atas kematiannya," ujar dia. ***

Editor:
Hanafi Adrian

Kategori : Pekanbaru, Umum, Hukrim
wwwwww