Politisi PDI Perjuangan Nilai Jajaran Pemprov Riau Salah Kaprah soal Pemanfaatan IT

Politisi PDI Perjuangan Nilai Jajaran Pemprov Riau Salah Kaprah soal Pemanfaatan IT

Ilustrasi. (riaupos)

Rabu, 14 Desember 2016 00:40 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dianggap salah kaprah dalam menafsirkan tema Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Riau tahun 2016 ini, bahwasannya Pemprov Riau dalam upaya meningkatkan kinerja berbasis teknologi atau IT (informasi teknologi). Anggota Komisi A DPRD Riau Kordias Pasaribu mengatakan, tema HUT Riau tersebut terlalu dangkal dimaknai oleh jajaran Pemprov Riau, sehingga menggunakan IT hanya untuk keperluan yang tidak begitu penting dalam meningkatkan kinerja atau pun untuk kesejahteraan masyarakat.

"Memang dalam HUT kali ini temanya adalah meningkatkan kinerja berbasis IT, tapi mereka salah kaprah dalam mengartikan tema HUT Riau tersebut, seharusnya teknologi tersebut dipergunakan untuk hal yang lebih bermanfaat," kata Kordias, Selasa (13/12/2016), seperti dikutip potretnews.com dari tribunpekanbaru.com.

Menurut Kordias, jajaran Pemprov Riau belum sepenuhnya memahami tema HUT Riau tersebut, sehingga penggunaan IT yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk hal yang lebih besar dan berdampak kepada kinerja dan juga kepada pelayanan masyarakat, tapi sampai saat ini malah digunakan untuk hal yang tidak begitu bermanfaat.

"Itu namanya bukan untuk kinerja atau untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, tapi itu untuk menghambur-hamburkan uang saja," tutur politisi PDI Perjuangan itu.

Ditambahkan Kordias, jajaran Pemprov Riau dan seluruh SKPD harus diseragamkan pemahamannya, sehingga apa yang menjadi target dan cita-cita Pemprov Riau kedepannya dapat terwujud.

"Beruntung gubernur sadar dan menyikapi hal seperti itu dengan bijak, sehingga merasa aneh ketika melihat display selamat databg di pintu gedung daerah tersebut," imbuhnya.

Kordias juga melihat, saat ini juga ada hal serupa yang banyak terjadi di jajaran Pemprov Riau, dimana penggunaan IT dimanfaatkan untuk keperluan yang tidak begitu penting, misalnya penggunaan TV ataupun videotron yang tidak tepat dan tidak bermanfaat untuk meningkatkan kinerja dan juga meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

"Kita lihat saat ini cukup banyak di dinas-dinas seperti berlomba menggunakan video TV, padahal itu tidak begitu penting. Kalau misalnya mereka paham, tentu banyak perubahan yang akan terjadi ke arah yang lebih baik, dengan penggunaan teknologi tersebut," ujarnya. ***

Editor:
Hanafi Adrian

wwwwww