Home > Berita > Inhu

INDRAGIRI HULU TEMPO DOELOE: Inilah 2 Versi Asal-usul Nama Kota Rengat yang Menyimpan Banyak Cerita…

INDRAGIRI HULU TEMPO <i>DOELOE</i>: Inilah 2 Versi Asal-usul Nama Kota Rengat yang Menyimpan Banyak Cerita…

Mesjid Raya Rengat

Rabu, 14 Desember 2016 16:46 WIB
RENGAT, POTRETNEWS.com - Rengat Kota Bersejarah! Begitu orang menyebutnya. Kota kecil sebagai Ibu Kota Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Provinsi Riau ini ternyata menyimpan banyak sejarah yang layak untuk diketahui. Keterangan yang diperoleh dari tokoh masyarakat H Mailiswin menyebut, berdasarkan cerita yang didapatnya dari para sesepuh dan diperkuat oleh buku-buku sejarah yang telah pelajari, Rengat ini diperkirakan berdiri bersamaan dengan peletakan batu pertama Mesjid Raya Rengat, yaitu tanggal 5 Januari 1786 silam.

Dalam beberapa literatur ditulis, pembangunan masjid ini diawali dengan dibangunnya Surau oleh Raja Rangat Sultan Ibrahim pada tahun 1786 M di Kampung Besar Rengat (sekarang Kelurahan Kampung Besar Kota, Kecamatan Rengat).

Surau diperluas pada tahun 1787 M oleh Sultan Kecik Besar Mambang gelar Sultan Indra Giri menjadi bangunan masjid. Pemugaran bangunan mesjid telah dilakukan selama 4 kali;

1. Masa pemerintahan Sultan Indragiri XXIV pada tahun 1887 melakukan renovasi yang ke-3 dengan mengganti seluruh papan kayu dengan batu.

2. Masa pemerintahan bupati Masnoer melakukan pemugaran ke 4 tahun 1970 M.

Untuk nama Rengat, Mailiswin yang juga Sekretaris Disporabudsata (Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata) Inhu itu mengaku bahwa, ada dua opsi yang berkembang tentang nama Rengat tersebut. Pertama, Rengat berasal dari kata Rengas (sebuah nama pohon atau kayu) yang banyak tumbuh didaerah itu.

Karena banyak Rengas, sehingga masyarakat yang menyentuh pohon tersebut mengalami gatal-gatal. Sehingga, Raja Indragiri saat itu (tidak bisa dipastikan), memberi nama Rengat dengan sebutan rengas. Karena perobahan dialek melayu, kata rengas berobah menjadi rengat.

Kedua, Rengat Berasal dari kata rengit atau nyamuk. Konon, suatu ketika banyak masyarakat yang tinggal didaerah itu mengalami sakit akibat serangan rengit. Karena banyak rengit, orang-orang memberi nama dengan sebutan rengit. Dan karena perobahan dialek, akhirnya rengit juga berobah menjadi Rengat.

Bahkan hingga saat ini, di Rengat itu sendiri masih banyak rengit atau nyamuk. Lantaran sebagian besar daerah itu merupakan daerah rawa. ”Sehingga rengit atau nyamuk mudah untuk berkembang biak dan Rengat juga dialiri oleh sungai besar yang dikenal dengan Sungai Indragiri,” ujar Mailiswin yang pernah menjabat Kabid Disporabudsata Inhu itu, seperti dikutip potretnews.com dari GoRiau.com. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

Kategori : Inhu, Umum, Peristiwa
wwwwww