Home > Berita > Riau

Inilah Cerita Pertempuran Melawan Penjajah di Provinsi Riau

Inilah Cerita Pertempuran Melawan Penjajah di Provinsi Riau

Monumen Perjuangan Rakyat Riau di depan Gedung Daerah Provinsi Riau (Gubernuran) di Jalan Pangeran Diponegoro Pekanbaru.

Kamis, 10 November 2016 09:43 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Bicara Hari Pahlawan 10 November 2016 tentunya tidak lekang dari Sutomo atau lebih dikenal Bung Tomo, anak muda ketika itu masih berusia 25 tahun begitu berapi-api membakar semangat juang rakyat Indonesia dari Surabaya. Cerita maupun kisahnya begitu akrab dalam buku sejarah di bangku sekolah. Ia berdiri di bawah payung bergaris-garis, pidato berapi-api sambil mengacungkan tangan, terbayangkan oleh kita begitu menggeloranya Bung Tomo membakara semangat juang anak bangsa.

Namun Riau juga punya kisah perjuangan heroik yang tak kalah hebat. potretnews.com mengajak pembaca mengingat cerita perjuangan di Bumi Lancang Kuning. Banyak kisah yang terlupakan ataupun belum diketahui pertempuran anak Riau melawan penjajah.

Berikut kami ulas lagi cerita perjuangan yang sempat redaksi rekam dari buku sejarah, observasi maupun wawancara veteran sebagaimana dikutip dari riauonline.co.id:

Kabar Kemerdekaan Baru Sampai di Riau Pada September 1945
"Kabar kemerdekaan baru sampai di Pekanbaru pada pertengahan bulan September 1945, tepatnya 14 September. Padahal kemerdekaan sudah diproklamsikan di Jakarta pada 17 Agustus 1945," Kata seorang Veteran, Abdullah. Kesulitan komunikasi saat itu,menjadi kendala utama lambatnya kabar kemerdekaan sampai di Pekanbaru.

Baku Tembak 12 Jam di Tanjungkilang Durai, Inhil
Sebuah pertempuran di Tanjungkilang Durai, Kabupaten Indragiri Hilir sekarang. Meski Indonesia telah mardeka pada 17 Agustus 1945, namun Belanda berusaha menjajah Indonesia kembali.

Caranya, Belanda memboncengi Nederland Indishe Civil Administraion (NICA). Tak ayal, melihat gelagat tersebut dan ingin mempertahankan kemerdekaan, muncul berbagai pertempuran berdarah.

Di Tanjungkilang Durai. pertempuran warga dengan Belanda terjadi. Daerah tersebut merupakan desa kecil di Pulau Kirai, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), sekiat 60 mil dari Sungai Guntung.

Pertempuran Usir Belanda di Bengkalis dalam Sebuah Lukisan
Awal kemerdekaan pada 1945, Tentara KNIL Belanda singgah di Pelabuhan Bengkalis. Kedatangan tentara tersebut juga disertai permintaan untuk menurunkan bendera Merah Putih yang berkibar di Bengkalis.

Saat itu, di Bengkalis ada beberapa lokasi bendera Merah Putih telah berkibar. Di antaranya kantor Bea Cukai, Pos, dan kantor Telegrap. Di saat yang sama prajurit Belanda bertemu dengan panutan pemerintah RI, dr Soemito.

Pertempuran Heroik 5 Januari 1949 di Rengat
Bagi Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), tanggal 5 Januari merupakan tanggal bersejarah. Pasalnya, pada tahun 1949, ribuan masyarakat yang bermukim di Rengat dan kota-kota lainnya di Inhu, dibantai secara keji oleh Belanda.

Letnan Himron Saheman, saksi sejarah perjuangan mengusir Belanda yang masih hidup saat ini, berusaha mempertahankan markas Batalion III/Resimen IV/Divisi IX Banteng.

Bupati Toeloes, Chairil Anwar, dan Pembantaian Ribuan Warga Rengat
Tahukah Anda pembaca, jika peristiwa pembantaian Tentara Belanda pada 5 Januari 1949 di Rengat, ternyata merenggut nyawa Bupati Indragiri pertama, Toeloes, dan dikemudian hari dijadikan hari jadi Kota Rengat melalui Perda Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).

Duarr..Granat Nyoto Tewaskan Pasukan Belanda
Peringatan Hari Veteran Indonesia yang jatuh pada tanggal 11 Agustus 2015 menyimpan kisah haru dari sosok lelaki tua berusia 93 tahun ini. Dialah Sanyoto, salah satu veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yang kini menetap di Pekanbaru. 

Veteran Ini Menangis Lihat Warga Tak Pasang Bendera
Seorang veteran perjuangan kemerdekaan RI Soegirinoto miris dengan sikap cuek warga Pekanbaru menyambut hari Kemerdekaan RI ke -70 yang jatuh pada 17 Agustus 2015 (tahun) lalu. Ia melihat banyak sekali masyarakat tidak memasang bendera merah putih di depan rumah atau di pertokoan mereka.

Ketua Legiun Veteran Indonesia wilayah Riau ini menilai rasa nasionalisme warga Pekanbaru telah luntur. Warga terkesan tidak peduli dengan makna hari kemerdekaan.

"Saya seringkali mau nangis lihat itu," katanya, Kamis (12/8/2015). ***

Editor:
Fanny R Sanusi

Kategori : Riau, Peristiwa
wwwwww