Pergantian Musim, Warga Riau Diminta Waspada karena Demam Berdarah Diprediksi Meningkat

Pergantian Musim, Warga Riau Diminta Waspada karena Demam Berdarah Diprediksi Meningkat

Ilustrasi.

Jum'at, 28 Oktober 2016 22:42 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau mengimbau masyarakat di daerah itu untuk meningkatkan kewaspadaan terkait pada November 2016 diprediksi kasus demam berdarah dengue atau DBD akan meningkat. "Perkiraan peningkatan kasus DBD tersebut merujuk pada evaluasi data siklus lima tahunan yakni pada Agustus sejak 2011, yang dipengaruhi oleh badai La Nina," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Yohanes, di Pekanbaru, Jumat (28/10/2016) sebagaimana dikutip potretnews.com dari netralnews.com yang bersumber dari antara.

Ia menjelaskan potensi peningkatan kasus bisa terjadi karena pengaruh cuaca yang tidak menentu dibarengi musim hujan dan panas sehingga diperlukan peningkatan kewaspadaan setiap saat.

Ia mengatakan, pada periode Januari-September 2015 tercatat sebanyak 2.000 kasus DBD dan pada periode yang sama tahun 2016 justru meningkat menjadi 3.272 kasus DBD.

"Untuk menekan kasus tersebut perlu dilibatkan camat untuk mengerahkan aparatnya mulai dari Lurah, RW dan RT untuk memantau kaleng-kaleng dan ban bekas atau pot bunga yang tergenang air sebagai wadah bagi nyamuk aedes aghipty untuk berkembang baik dengan baik," katanya.

Selain itu untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD tahun 2016 diperlukan imbauan setiapa masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dini peningkatan kasus DBD sesuai surat edaran Gubernur Riau nomor 440.42/DISKES/96.16, 23 Agustus 2016.

Sementara itu upaya untuk menekan kasus DBD perlu terus digencarkan terutama pembudayaan PSN 3M Plus secara berkelanjutan sepanjang tahun dan mewujudkan terlaksananya "Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik".

"Promosi kesehatan perlu dilakukan di semua sektor termasuk pembentukan jumantik anak sekolah dan pramuka. Penemuan dini kasus DBD dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) yang merupakan bagian dari tatalaksana kasus di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan lanjutan (puskesmas dan rumah sakit)," katanya.

Dinkes Riau juga menggiatkan pelatihan tatalaksana kasus untuk Dokter dan Tenaga Kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit). Penyediaan logistik tatalaksana kasus DBD, rapid diagnostic test (RDT), dan reagen untuk dignosis serotype virus DBD.

Berikutnya pelaksanaan surveilans kasus DBD untuk memantau dinamika kejadian penyakit DBD di Indonesia sehingga kemungkinan terjadinya KLB DBD dapat diantisipasi dan dicegah. Pelaksanaan surveilans vektor Aedes spp untuk memantau dinamika vektor.

"Dengan demikian peningkatan populasi Aedes spp, segera dapat diantisipasi dan dicegah," kata Nurul Husna tenaga tekhnis Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinkes Riau. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

Kategori : Pemerintahan, Umum, Riau
wwwwww