Banyak Warga Tak Mengenal, Kecil Peluang Independen Jadi Wali Kota Pekanbaru

Banyak Warga Tak Mengenal, Kecil Peluang Independen Jadi Wali Kota Pekanbaru

Ilustrasi.

Rabu, 24 Agustus 2016 13:26 WIB
Mukhlis Wijaya
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Pemerhati politik, Khusaini, menilai calon independen berpeluang rendah untuk memenangkan pemilihan Wali Kota Pekanbaru Provinsi Riau. ”Pemilihan wali kota itu tidak hanya kontes kualitas, tapi seperti kontes kecantikan,” kata dia ketika dihubungi potretnews.com, Rabu (24/8/2016). “Kelemahan para independen ini mereka kurang 'berdandan'.”

Adapun berdandan yang dimaksud Khusaini adalah kemampuan dalam menyosialisasikan diri ke masyarakat. “Itu hanya bisa dilakukan oleh calon dengan sokongan finansial yang baik,” ucap pria yang pernah menjabat Sekretaris Umum HMI Cabang Pekanbaru itu. “Calon yang mampu ’membeli’ tokoh masyarakat, menyewa konsultan publik dan spanduk dalam jumlah yang banyak.”

Khusaini menyebut calon independen biasanya hanya bisa memikat kelas menengah. Sebab, kelas menengah dikenal lebih melek politik dibanding kalangan akar rumput. “Tapi kelas menengah juga tidak setia, mereka cenderung lebih apatis karena menganggap tidak bergantung kepada pemda. Beda halnya dengan akar rumput yang lebih setia.”

Dia berpandangan, calon independen tak bisa hanya mengandalkan jumlah dukungan KTP. "Pemberi KTP dukungan itu sifatnya cair, belum tentu di bulan Februari 2017 mendatang mereka akan mencoblos calon independen. Malah bisa jadi ada pengempesan suara,” ujar Khusaini.

Menanggapi penilaian itu, Sekretaris Tim Pemenangan Herman Nazar, salah seorang Bakal Calon Wali Kota Pekanbaru, Ibnu Chalik ST mengatakan, pihaknya tetap optimis bisa lolos dan bertarung di Pilkada 2017.

Menjawab tentang minimnya sosialisasi dari Herman Nazar yang bakal berpasangan dengan Devi Warman, alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Pekanbaru ini menyebut anggota tim dan relawan pasangan yang mereka usung lebih memilih pendekatan dari rumah ke rumah.

”Kita optimis memenangkan pemilihan,” ujar Chalik yakin, meski tak bisa menjelaskan secara terukur strategi apa yang digunakan untuk menang di pilkada, dan memilih bungkam tatkala disebut bahwa di banyak kelurahan nama Herman Nazar dan Devi Warman, tak dikenal warga. ***

Kategori : Politik, Umum, Pekanbaru
wwwwww