Dua Ribu Koli Tekstil Impor Bekas Jepang Diselundupkan via Pelabuhan Tikus Riau

Dua Ribu Koli Tekstil Impor Bekas Jepang Diselundupkan via Pelabuhan Tikus Riau

Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya membongkar penyelundupan impor tekstil bekas. (foto: detik.com)

Selasa, 02 Agustus 2016 09:15 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Sebanyak 2 Ribu koli tekstil bekas yang diimpor dari Jepang dan Korea Selatan diselundupkan oleh para pelaku lewat pelabuhan tikus di Riau. Banyaknya jalur tikus tersebut menjadikan celah bagi para pelaku untuk menyelundupkan barang-barang impor secara ilegal ke Indonesia. "Kami sinyalir masih banyak barang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia secara ilegal, lebih khusus melalui pantai timur Sumatera. Kalau lihat dari peta barang ini bisa datang dari Korea, China dan Jepang," jelas Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Fadil Imran di lokasi penggerebekan di Jl Inspeksi Banjir Kanal Timur, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Senin (1/8/2016).

Barang berupa pakaian, tas dan sepatu tersebut diimpor dari Jepang dan Korea Selatan, yang kemudian didrop di Malaysia. Dari Malaysia, barang tersebut masuk ke Provinsi Riau melalui jalur pelabuhan tikus.

"Dari Provonsi Riau ke Jakarta, mereka gunakan jalur darat melintasi pantai timur Sumatera, melalui Palembang, Lampung, Bakauheuni lalu masuk ke Jakarta," imbuh Fadil.

Selain barang-barang bekas, pihaknya juga mensinyalir sindikat itu tidak hanya mengimpor barang pakaian bekas (balpres). "Tetapi juga melakukan importasi barang lainnya seperti mainan, sepatu olahraga, walaupun tidak sebesar balpres," cetusnya.

Tersangka HS selaku pemilik meraup keuntungan hingga miliaran rupiah per bulannya dari penjualan pakaian dan tas serta sepatu bekas tersebut. Hanya dengan modal Rp 1-1,5 juta per koli, tersangka bisa mendapatkan keuntungan berlipat ganda.

"Modal saya kira cukup besar. Harga beli atau jual di Riau itu Rp 1-1,5 juta. Setelah sampai di Jakarta itu bisa dijual Rp 2-3 juta per bal. Kalau yang kita tangkap ini 2.216 bal tinggal dikalikan saja dengan Rp 1-1,5 juta berarti Rp 6 M," paparnya.

Barang bekas tersebut didistribusikan oleh tersangka ke sejumlah pedagang barang bekas di kawasan Jakarta, Surabaya dan Semarang serta Jawa Barat.

Sementara itu, Kasubdit Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Sutarmo mengatakan, penyelundupan barang bekas itu terungkap dari hasil penyelidikan polisi terhadap sejumlah lapak pakaian bekas di Pasar Senen, Jakpus.

"Kami lakukan pengintaian terhadap pedagang di Senen ini selama 1 bukan dan ternyata mereka mengambil barang bekas dari sini (Cakung)," ujar Sutarmo.

Pada Jumat (29/7/2016) lalu, timnya kemudian menggerebek gudang yang berada di belakang Rusun Rawabebek itu. Di lokasi, polisi menyita 2.216 koli pakaian, pakaian dalam, celana, tas dan sepatu bekas.

"Dari hasil investigasi, interogasi, dan cek TKP di gudang ini aktivitas pengiriman barang bekas ini sudah berlangsung sekitar 3 tahun," imbuh Sutarmo.

Sementara terkait jalur tikus ini, Direktur Penindakan dan Pengawasan Ditjen Bea Cukai Harry Mulya mengatakan, untuk mengantisipasi penyelundupan impor ilegal ini pihaknya melakukan patroli rutin di perarian timur Sumatera.

"Dalam 3 bulan terakhir kita patroli terpadu mulai dari Aceh sampai Sumatera bagian selatan. Pada saat itu kami banyak menindak mulai dari Aceh, Balai Karimin, total 5 ribuan bal," ujar Harry.

Meski rutin dilakukan kegiatan patroli, namun Harry tidak menampik adanya penyelundupan yang lolos karena banyaknya jalur tikus. Jalur pelabuhan tikus ini kemudian dimanfaatkan oleh para pelaku.

"Modusnya cari celah. Saat kami patroli ini, mereka mencari jalur yang sulit. Banyak celah karena pantai kita banyak dan pelabuhan tikus kita juga banyak," lanjutnya

Sementara Kabid Penindakan dan Penyidikan Bea Cukai Riau Abdul Karim mengatakan, ada 100 pelabuhan tikus di Tembilahan, Riau.

"Pelabuhan tikus sangat banyak, di Tembilahan saja lebih dari 100 artinya di sepanjang pantai Sumatera itu potensi pelabuhan tikus sehingga perlu pengawasan ekstra, artinya potensi mereka untuk masuk sangat besar dengan keterbatasan SDM kami," ujar Abdul Karim. ***

Editor:
Farid Mansyur

Sumber:
Detik.com

Kategori : Hukrim, Riau
wwwwww