Di Awal Ramadan, Nora Ucapkan Dua Kalimat Syahadat dan Berganti Nama Jadi Nur Aini

Di Awal Ramadan, Nora Ucapkan Dua Kalimat Syahadat dan Berganti Nama Jadi Nur Aini

Nur Aini Dibimbing Ketua MUI Meranti Mustafa Umar mengucapkan dua kalimat syahadat.

Selasa, 07 Juni 2016 14:28 WIB
SELATPANJANG, POTRETNEWS.com - Nora yang berganti nama setelah memeluk Islam menjadi Nur Aini tampak meneteskan air matanya usai membacakan dua kalimat syahadat di hadapan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepulauan Meranti, Mustafa Umar S.Ag, MM dan sejumlah orang di dalam Masjid Agung Dahrul Ulum Selatpanjang, Senin (6/6/2016) kemarin. Proses pengislaman gadis asal Desa Beting, Kecamatan Rangsang Pesisir itu berlangsung usai shalat zuhur. Usai melaksanakan shalat zuhur berjamaah di Masjid Agung Dahrul Ulum Selatpanjang, tiba-tiba jemaah langsung berkumpul di bawah kubah masjid atau tepat di tengah bagian dalam masjid.

Meja kecil disiapkan. Seorang gadis dengan menggunakan kerudung dibimbing menuju ke salah satu sisi meja kecil tersebut.

Di hadapan gadis tersebut, tepatnya di seberang meja, tampak Ketua MUI Kepulauan Meranti Mustafa Umar SAg, MM dengan didampingi Ketua Yayasan Fitrah Madani (YFM) Ustaz Fauzi. Sementara Nur Aini didampingi ibu angkatnya, Ondri Elly.

Sebelum menuntun Nur Aini mengucapkan dua kalimat syahadat, Ketua MUI Kepulauan Meranti itu menanyakan kepada gadis kelahiran 11 Agustus 1983 itu apakah memang sudah mantap untuk memeluk agama Islam. Dengan mengiyakannya, Nur Aini dipandu untuk mengucapkannya untuk diucapkan dengan benar dan jelas. Pengucapan pun dilakukan sebanyak dua kali.

Setelah selesai dan menandatangani surat persyaratan telah memeluk agama Islam tanpa paksaan, sambil memeluk ibu angkatnya, Nur Aini meneteskan air mata. Dia sempat terisak bahagia telah berhasil memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ke muka bumi ini.

"Tadi terharu saja setelah berhasil membacakan syahadat," kata Nur Aini kepada wartawan.

Nur Aini merupakan warga keturunan suku asli. Putri kelima dari pasangan Culai dan Timah ini lahir dari keluarga nonmuslim. Keluarganya beragama Buddha. Dia mengaku merasa hambar tiap kali beribadah.

Dia mengakui, alasannya memeluk agama Islam atas dasar kesadaran dirinya sendiri tanpa ada paksaan dari pihak mana pun.

Nur Aini mengatakan jika keinginannya masuk Islam sudah lama ia pendam. Namun, dirinya mencari waktu yang baik untuk diutarakan kepada ibu angkatnya.

"Masuk Islam ini karena memang niat dari hati. Keinginan yang begitu besar itu saya sampaikan ke Buk Ondri," ceritanya.

Ketika ditanya apakah keluarganya mengetahui bahwa dirinya akan memeluk Islam, Nur Aini mengaku bahwa keluarganya tidak mengetahuinya. Namun, dia meyakini jika keluarga tetap mengizinkan apa yang telah menjadi pilihannya tersebut.

"Saya memang sudah punya niat sejak lama untuk masuk Islam. Apalagi kakak saya yang ke-2 dan 3 sudah memeluk Islam lebih dahulu. Lama-kelamaan saya tersadar dan terketuk untuk menjadi seorang muslimah," akunya.

Sementara itu, ibu angkat Nur Aini, Ondri Elly mengatakan bahwa dia tidak memaksa kepada Nur Aini untuk memeluk agama Islam. Akan tetapi, anak angkatnya sendiri yang meminta kepadanya agar dibimbing untuk menjadi seorang muslimah.

"Dia sebelum memeluk agama Islam tinggal bersama kami. Mungkin dia tertarik melihat aktivitas keagamaan di keluarga kami, seperti salat, mengaji. Bahkan, dia sering mengintip ketika saya akan berwudu dan akan sholat. Setelah dia tertarik, saya beri dia buku pedoman salat. Dua hari sebelum masuk Ramadan, dia sudah menyatakan kesiapannya untuk masuk Islam," ujar Ondri.

Ketua MUI Kepulauan Meranti, Mustafa S.Ag, MM mengungkapkan bahwa ini merupakan sebuah hidayah di bulan Ramadan 1437 Hijriah yang penuh berkah. Sebab, jika hidayah sudah diturunkan, tidak seorang pun yang bisa menghalanginya.

"Syukur ke hadirat Allah. Mudah-mudahan di bulan Ramadan ini, Nur Aini dapat melaksanakan amalan sesuai ajaran agama Islam. Mari sama-sama kita doakan agar beliau istiqamah dan berkekalan dalam menjalankan ibadah Islam sampai ke akhir hayat.

Setelah menjadi mualaf, serangkaian kewajiban sebagai muslim harus dijalankan, baik yang ada dalam rukun Islam, maupun rukun iman. Semua perintah Allah SWT harus dilaksanakan. Mulai dari salat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, membayar zakat dan lainnya. Insya Allah kami siap membimbing beliau," kata Mustafa.

Lebih lanjut Mustafa menambahkan, jumlah mualaf di Kepulauan Meranti terus mengalami peningkatan. Sampai saat ini, sebanyak 405 orang warga Meranti sudah menjadi mualaf, dengan YFM yang berperan besar dalam meningkatkan jumlah mualaf di Kepulauan Meranti itu.***


editor: wawan s
sumber: riaupos.co

Kategori : Meranti, Umum
wwwwww