Home > Berita > Inhil

Setelah Ramai Diberitakan, Bupati Inhil Tinjau Mesjid yang Dibangun Datuknya Tahun 1939 dan Kini Kondisinya Terancam Ambruk

Minggu, 15 Mei 2016 10:49 WIB
Advertorial
setelah-ramai-diberitakan-bupati-inhil-tinjau-mesjid-yang-dibangun-datuknya-tahun-1939-dan-kiniBupati Inhil Wardan beserta rombongan meninjau mesjid yang dibangun kakeknya tahun 1939 silam.
TEMBILAHAN, POTRETNEWS.com - Mesjid Jami’ Nurul Wathan di Dusun Dua Desa Teluk Dalam Kecamatan Kuala Indragiri (Kuindra) beberapa waktu lalu sempat mengguncang masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau setelah naik pemberitaan kondisi mesjid yang sangat mengenaskan. Masyarakat heboh karena mesjid yang dibangun pada tahun 1939 yang kondisinya sudah memprihatinkan tersebut ternyata merupakan peninggalan KH Abdurrahman Ya’qub bin H Ya’kub, seorang ulama besar pada masanya dan kebetulan merupakan datuk dari HM Wardan yang menjadi Bupati Inhil saat ini.

Bupati Inhil HM Wardan sendiri mengakui bahwa Mesjid Jami’ Nurul Wathan di Dusun Dua Desa Teluk Dalam Kecamatan Kuala Indragiri (Kuindra) merupakan bangunan peninggalan datuknya, KH Abdurrahman Ya’qub bin H Ya’kub. Lebih dari itu, Wardan juga mengakui bahwa kondisi tak terpelihara tersebut merupakan kelalaian bersama baik atas nama pemerintah, pribadi maupun kelalaian masyarakat.

Bupati juga berjanji akan membantu perbaikan masjid tua ini dengan kucuran APBD yang tersedia pada tahun anggaran 2017 mendatang. “Kondisinya memang sangat memprihatinkan, tahun depan kita programkan anggarannya,” kata Wardan saat meninjau langsung kondisi fisik mesjid, Rabu (11/5/2016).

Jika anggaran dikucurkan dan selesai diperbaiki nantinya, orang nomor satu di Negeri Sri Gemilang ini berharap kepada masyarakat setempat untuk bersama-sama menjaga bangunan tersebut. Menurutnya, mesjid tua di Inhil tidak boleh dihilangkan namun harus diaktifkan sebagai bentuk kewajiban umat beragama.

Dikisahkan, awal mula mesjid itu dibangun pada tahun 1939 M di antara parit 6-7 desa setempat. Berjalannya waktu, mesjid tua itu pun dipindahkan warga ke Dusun Dua tepat pada tahun 1996 dengan dalih penduduk banyak pindah ke dusun tersebut.

Jika diurutkan, ulama sebelum kemerdekaan ini kembali membangun mesjid di Enok tahun 1941, Mesjid Kuala Reteh dan Sungai Gergaji pada tahun 1955 dan terakhir sebuah mesjid di Pasar Kembang tahun 1969. (adv/pemkab/suf)

Kategori : Inhil, Umum, Pemerintahan
wwwwww