Miris, SD tanpa Dinding dan Sering Dilewati Ular Ini Hanya Berjarak 1 Km dari Kantor Wali Kota Pekanbaru nan Mewah Berbiaya Rp1,4 Triliun

Miris, SD tanpa Dinding dan Sering Dilewati Ular Ini Hanya Berjarak 1 Km dari Kantor Wali Kota Pekanbaru nan Mewah Berbiaya Rp1,4 Triliun

Zulfan Hafis saat berkunjung ke SD Negeri 135 di Tenayan Raya, Pekanbaru, Rabu (30/3/2016).

Kamis, 31 Maret 2016 09:18 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Sungguh memprihatinkan! Kata diucapkan saat Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Zulfan Hafiz ST, meninjau kondisi SD Negeri 135 yang berada di Jalan Badak Ujung, Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya, Rabu (30/3/2016).

Bagaimana tidak, SD yang dibangun tahun 2010 dan hanya berjarak sekira 1 kilometer dari Kompleks Perkantoran Pemerintah Kota Pekanbaru nan megah berbiaya Rp1,4 triliun di Tenayan Raya tersebut, nyaris seperti bangunan keropos. Miris dan tidak layak untuk ditempati sebagai fasilitas belajar. SD berukuran 8X5 meter yang terdiri dari dua ruangan belajar itu, hanya terpancang kayu tanpa dinding bangunan.

Kondisi atap dilapisi seng seadanya. Kursi dan meja belajar juga terlihat rapuh dan keropos. Di papan nama depan tertulis, ”Pemerintah Kota Pekanbaru Dinas Pendidikan SD Negeri 135 Pekanbaru Kelas Jauh SD Marginal Pokjar Cerdas II”.

”Beginilah pak kondisinya. Awalnya ruangan kelas belajar tempat bedeng,” kata Oki Oktarina, salah seorang Guru di SD Negeri 135 Pekanbaru, saat menyampaikan keluhannya di hadapan Zulfan Hafiz.

Disebutkan Oki, SD tersebut dibangun tahun 2010. Terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa 80 orang. Oki dan suaminya Rendi, adalah guru bantu di SD Negeri 135 Pekanbaru. Terkadang banyak rintangan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.

”Ular di sini memang banyak, tapi tidak ada yang sampai naik. Namanya juga perkebunan sawit,” ungkapnya seperti dikutip potretnews.com dari riausky.com.

Meskipun mengajar di SD, dia menyebut bahwa honor yang diterimanya per dua bulan sebesar Rp1.925.000 ribu, dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pendidikan Provinsi Riau, bukan dari Pemko Pekanbaru.

”Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru tidak pegang marginal, dulu siswa di sini, berjumlah 16 orang. Kami dulunya mencari murid door to door. Bagi kami yang penting anak-anak harus semangat belajar dan jangan ada anak sampai putus sekolah,” ucap Oki didampingi suaminya.

Usai berkunjung di SD Negeri 135 Kota Pekanbaru, Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Zulfan Hafiz menyesalkan tidak adanya perhatian dari Pemko Pekanbaru di bidang pendidikan. Karena di bidang pendidikan, Pemko Pekanbaru hanya terkosentrasi di pusat perkotaan dan tidak menyentuh di daerah pinggiran.

"Ternyata kondisi bangunan sekolah ini sangat memprihatinkan sekali. Lebih bagus kandang ayam daripada ruangan belajar ini. Apa ini dinamakan kota metropolitan. Pemko jangan fokus di kota saja, kalau anggaran di kota habis hanya untuk multiyears, kan bisa minta bantuan di provinsi,” tegasnya.

Politisi dari Partai NasDem itu juga mendesak agar pembangunan SD Negeri 135 harus menjadi skala prioritas dan diperhatikan serta dianggarkan di APBD Perubahan.

"Minimal anggaran nanti difokuskan untuk pembelian lahan terlebih dahulu, kalau hal ini tidak dilakukan berarti pemko tidak serius di sektor pendidikan,” cetusnya.

Bicara soal pendidikan, Zulfan mengungkapkan bahwa jangan ada perbedaan antara kaya dan miskin. ”Jangan bicara marginal, dan jangan dibeda-bedakan orang miskin dengan orang kaya. Kalau tidak mampu jangan jadi pemerintah. Tugas pemerintah itu mensejahterakan rakyat. Pendidikan inilah adalah salah satunya,” ujarnya.

Sekadar mengingatkan, seperti dikutip potretnews.com dari kabar24.com (grup Bisnis) terbitan Jum'at, 21/08/2015 pukul 00:12 WIB, pembangunan Komplek Perkantoran Pemerintah Kota Pekanbaru di Kecamatan Tenayan Raya telah dimulai (tahun lalu, red).

Wali Kota Pekanbaru Firdaus langsung meresmikan megaproyek senilai Rp1,4 triliun dengan luas 111 hektare itu. Perkantoran itu berdekatan dan terhubung langsung dengan Komplek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Tenayan Raya, kawasan metropolitan Pekansikawan dan pintu masuk Jalan Tol Pekanbaru-Dumai. Kompleks perkantoran itu ditargetkan rampung pada tahun depan.

"Pembangunan perkantoran dan komplek Pekansikawan ini adalah gambaran Kota Pekanbaru yang terletak di tengah provinsi Riau dan Pulau Sumatera yang disiapkan sebagai kota perdagangan, jasa dan kota investasi," kata Firdaus saat acara peresmian pembangunan, Kamis (20/08/2015).

Untuk membangun kantor sembilan lantai tersebut, Pemko Pekanbaru melakukannya dengan penganggaran tahun jamak yang pada 2014 sudah dianggarkan Rp250 miliar.

Dalam rencana kegiatan tahun jamak itu, untuk tiga tahun ke depan, anggaran Pemkot hanya akan membangun gedung sekretariat, lima gedung dinas serta masjid.

Jika diperinci, bangunan tersebut terdiri dari gedung sekretariat sebesar Rp220,5 miliar dengan pengawasan Rp3,528 miliar, dua gedung dinas Rp180 miliar, pengawasan Rp2,88 miliar, tiga gedung dinas Rp270 miliar, pengawasan Rp4,3 miliar dan masjid Rp85 miliar serta ditambah manajemen kontruksi sebesar Rp3,2 miliar.

Selanjutnya, Pekanbaru akan membangun outer rongroad (jalan lingkar luar) di Tenayan Raya. Semua pembangunan megaproyek tersebut, seperti pembangunan PLTG, Komplek Metropolitan Pekansikawan dan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai rencananya mulai dibangun tahun ini. ***

Editor:
Mukhlis Wijaya

Kategori : Pekanbaru, Umum
wwwwww