Bertemu Wali Kota atau Wakil Wali Kota Pekanbaru Harga Mati, Massa Mahasiswa Ogah Ditemui Asisten

Bertemu Wali Kota atau Wakil Wali Kota Pekanbaru Harga Mati, Massa Mahasiswa Ogah Ditemui Asisten

Ratusan mahasiswa Unilak mendemo Wali Kota Pekanbaru, beberapa saat lalu.

Senin, 28 Maret 2016 13:19 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Sampai pukul 12.45 WIB, Senin (28/3/2016), unjuk rasa ratusan massa dari Badan Ekslusif Mahasiswa (BEM) Universitas Lancang Kuning (Unilak) masih berlangsung di depan Kantor Wali Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Pantauan di lapangan, di tengah terik matahari, secara bergantian massa BEM Lancang Kuning menyampaikan orasinya yang sudah berlangsung sekira 3 jam. Meski sebagian massa mulai mundur karena kelelahan, namun semangat mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi rakyat Pekanbaru ini, tak pernah berhenti.

"Kita tak akan mundur, sebelum Wali Kota Firdaus atau Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi menemui kita. Hidup mahasiswa, hidup mahasiswa. Kami menolak nama Kota Pekanbaru sebagai Kota Bertuah menjadi Kota Madani. Apa alasan Firdaus dan Ayat Cahyadi mengubah slogan kota yang kita cintai ini," teriak orator perempuan dengan lantang.

Kendati Plt Asisten Administrasi Umum Pemko Pekanbaru Azharisman Rozie sempat menemui massa, namun kedatangannya ditolak pendemo.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Pekanbaru ini menjelaskan, secara fungsi, jabatan Wali Kota Pekanbaru itu selalu ada. Namun, secara lahiriah, Wali Kota Firdaus MT memang tidak berada di kantor karena ada urusan dinas ke Jakarta. Sementara, Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi sedang memimpin sejumlah rapat.

"Tanpa mengecilkan hati pendemo, makanya tadi saya ditugaskan pak wakil wali kota untuk menemui mahasiswa. Mendengarkan aspirasi guna disampaikan ke pak wali kota dan pak wakil. Tapi para pendemo tak mau, ya mau apa lagi," jawab Harris, sapaan akrabnya.

Terkait tuntutan massa adanya perubahan nama Kota Bertuah menjadi Kota Madani, kata Harris, hal itu sudah ditetapkan melalui peraturan daerah (perda) yang disahkan wakil rakyat yang duduk di DPRD Pekanbaru.

"Kalau tuntutan mahasiswa itu wajar-wajar saja. Ini masalah miskomunikasi saja," ujarnya. Pekanbaru Kota Madani, lanjut Harris, sesuai visi misi Firdaus-Ayat Cahyadi sebelum menjabat sebagai Wali Kota - Wakil Wali Kota Pekanbaru. Karena setelah terpilih memimpin Pekanbaru, visi misi di-perda-kan, melalui persetujuan anggota DPRD Kota Pekanbaru.

"Mewujudkan Kota Pekanbaru sebagai kota metropolitan yang madani. Kalau kita cermati arti Kota Bertuah, itu sinomin dari Bersih, Tertib, Usaha Bersama, Aman dan Harmonis. Ciri-ciri masyarakat yang madani, kan sudah tertera di kata Bertuah itu," jelasnya.

Terkait slogan Kota Madani itu belum sesuai dengan kondisi Pekanbaru yang masih marak hiburan malam, prostitusi, narkoba dan lainnya, menurut Harris, itulah pekerjaan rumah Pemko Pekanbaru dan masyarakat untuk membersihkannya.

"Ini kan cita-cita kita, inilah visi Pak Firdaus dan Pak Ayat agar Pekanbaru menjadi Kota Madani. Kalau kondisinya sekarang seperti yang disampaikan mahasiswa, inilah tugas kita bersama untuk merubahnya. Ibarat seorang ayah yang ingin anaknya sholeha, tentu si ayah berusaha mendidik anaknya dengan baik, sehingga apa yang diinginkan ayahnya dapat terwujud," ucap Harris.

Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru Zulfahmi Adrian menambahkan, pihaknya akan terus berjaga-jaga untuk mengamankan kantor walikota ini dari aksi demonstrasi mahasiswa.

"Sampai sore pun kita tetap kawal. Semua keinginan mahasiswa sudah kita upayakan akomodir, tapi mereka tetap saja ngotot untuk bertemu pak wali kota atau pak wakil wali kota. Kita lihat saja nanti," ujarnya. ***

(Mukhlis)
Sumber:GoRiau.com
wwwwww