Janji Selesaikan Ganti Rugi Tak Kunjung Ditepati, Warga Rambaian Inhil Sebut PT Citra Palma Kencana seperti ”Penjajah”

Janji Selesaikan Ganti Rugi Tak Kunjung Ditepati, Warga Rambaian Inhil Sebut PT Citra Palma Kencana seperti ”Penjajah”

Ilustrasi/Kondisi kelapa warga akibat diserang hama kumbang.

Kamis, 17 Maret 2016 09:11 WIB
Yusuf
TEMBILAHAN, POTRETNEWS.com - Sudah 7 bulan warga Desa Rambaian menunggu janji manajemen PT Citra Palma Kencana (CPK) untuk menyelesaikan ganti rugi lahan warga yang diduga diserobot dan rusak akibat hama kumbang. Akibat tidak ada kejelasan itu ditambah lagi upaya mediasi oleh Pemkab Indragiri Hilir (Inhil), Riau, juga tidak ada, warga bersama perwakilannya akan melaporkan kasus tersebut kepada Presiden, Kapolri dan Ombudsman RI.

"PT CPK ini pembohong, sama juga ’penjajah’. Sebab hingga hari ini sejak bulan Agustus 2014 lalu, janji mereka untuk bertanggung jawab atas penyerobotan dan rusaknya lahan serta perkebunan kelapa warga Desa Rambaian tidak ada kejelasan," tandas perwakilan warga Rambaian yang juga Ketua LSM Peran Inhil, Firmansyah didampingi Ahmad, salah seorang warga korban PT CPK, Rabu (16/3/2016).

Sengketa yang berawal dari dugaan penyerobotan lahan oleh PT CPK (Surya Dumai Group) terhadap lahan dan perkebunan warga Desa Rambaian itu membuat masyarakat desa kesulitan.

Pasalnya, kerja sama yang ditawarkan PT CPK dinilai sangat merugikan petani, ditambah lagi munculnya hama kumbang yang memakan kebun kelapa warga akibat perambahan hutan oleh PT CPK untuk pembangunan perkebunan sawit.

"Kami telah berusaha agar permasalahan ini diselesaikan secara musyawarah. Namun kita lihat itikad baik dari perusahaan tidak ada, sehingga kita akan laporkan saja kepada kekuasaan yang tinggi," kata Firmansyah.

Hal senada juga disampaikan Ahmad. Pemkab Inhil tidak merespons permintaan mereka agar dapat menindaklanjuti dan menyelesaikan dugaan penyerobotan dan rusaknya lahan milik warga akibat beroperasinya PT CPK.

"Ke mana lagi kita mau mengadu? Jika Pemkab Inhil saja tidak menanggapi, maka terpaksa kita datangi pemimpin yang tinggi," ujar Ahmad. ***

Kategori : Lingkungan, Umum, Inhil
wwwwww