Pengurus Kecamatan Bicara Peluang Wardan Memimpin Golkar Inhil

Pengurus Kecamatan Bicara Peluang Wardan Memimpin Golkar Inhil

HM Wardan (kiri/baju batik) berbincang dengan politisi Partai Golkar Kabupaten Indragiri Hilir, di sela-sela Musda IX Partai Golkar Riau di Pekanbaru, belum lama ini.

Rabu, 09 Maret 2016 23:27 WIB
Yusuf
TEMBILAHAN, POTRETNEWS.com - Peluang HM Wardan untuk menang dalam pertarungan memperebutkan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, diperkirakan sangat kecil. Penyebabnya, sang bupati inilai kehilangan momentum, setelah apa yang dilakukannya selama ini membuat banyak kader beringin kecewa. Dalam catatan berbagai kalangan yang dihimpun media ini, ada dua momen yang telah diabaikan. Pertama pasca-terpilih sebagai bupati, konon, yang bersangkutan saat itu sudah ditawari untuk memimpin Golkar Inhil termasuk oleh Plt Gubri, sayangnya kesempatan itu tidak dimanfaatkan.

Momen lainnya yang gagal dimanfaatkan Wardan adalah HUT Partai Golkar 2015 lalu. Saat itu yang bersangkutan dianggap sama sekali tidak memberikan kontribusi dalam perayaan tersebut. Malah pada acara puncak, HM Wardan sama sekali tidak hadir (?).

"Dua peristiwa di atas sama sekali tidak dimanfaatkan Wardan, akibatnya sebagian besar kader Golkar kecewa. Akibatnya, saat ia ingin maju dan merebut Golkar momen terbaik sudah hilang," ujar sumber media ini yang tidak mau namanya disebutkan.

Untuk itu, Wardan harus berpikir matang untuk coba bertarung. Peluang ia untuk menang hampir tertutup rapat, kalau dipaksakan dan ia kalah, reputasi ia sebagai bupati akan hancur.

Sementara itu dinamika politik di tubuh Partai Golkar Inhil menjelang pelaksanaan musda semakin panas dan bergejolak. Hal itu tidak terlepas dari keinginan Wardan untuk maju dalam Musda Golkar yang waktunya masih belum jelas hingga saat ini.

Menurut penjelasan Erdiyanto Sani salah seorang Pengurus Kecamatan (PK), pihaknya menilai setelah Wardan menjadi Bupati Inhil yang juga merupakan hasil jerih payah para kader Golkar di kecamatan dan di desa, selama itu pula PK- PK Golkar tidak pernah diperhatikan dan diajak bicara oleh Wardan.

"Sangat wajar jika kawan kawan di kecamatan merasa tidak kenal Wardan, karena selama ini, Wardan memang tidak kenal kami, " ujar Erdiyanto Sani. Kalau ngaku kader partai terbaik, jangan tahu dan kenal dengan segelintir kader seperti Septina saja, ke mana dia selama ini?" kata Erdiyanto Sani kecewa.

Lebih jauh Erdiyanto Sani menjelaskan bahwa untuk dapat menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar tidak bisa hanya dengan dukungan satu orang saja, melainkan harus dapat dukungan 50 plus 1. "PK-PK Golkar hari ini sangat tahu mana yang harus dicalonkan dan dipilih, kami tidak akan jatuh dua kali pada lubang yang sama," tandasnya.

Sedangkan Ketua PK Pulau Burung, Marzuki mengaku bahwa HM Wardan bersama timnya tidak melakukan komunikasi dengan pihaknya, selaku pemilik suara. Meskinya para bakal calon intens berkomunikasi dengan Pengurus Kecamatan.

"Jangan hanya pengakuan di media, yang penting itu komunikasi yang dengan kami para pemilik suara, " paparnya.

Menurut penuturan Marzuki, pihaknya hanya merasa kasihan saja dengan bupati yang menerima langsung arah dukungan tanpa adanya analisa mendalam.

"Kami menilai, dukungan Itu hanya pengakuan di media, bukti tidak ada, kasihan Pak Wardan mau terima bulat-bulat masukan yang tidak berdasar, yang punya hak suara itu kami PK-PK, jadi kami yang menentukan siapa calon dan siapa yang kami pilih," ujarnya. ***

Kategori : Politik, Inhil
wwwwww