Bak Cerita di Film-film, Seorang Korban Ungkap dan Buru Sindikat Penipuan dari Pekanbaru hingga Pelalawan

Bak Cerita di Film-film, Seorang Korban Ungkap dan Buru Sindikat Penipuan dari Pekanbaru hingga Pelalawan

Dua orang terduga pelaku sindikat penipuan alat-alat komputer yang berhasil ungkap Rahmad. Keduanya sudah diamankan di Mapolresta Pekanbaru. Namun kasusnya sampai sekarang tidak ada kejelasan.

Minggu, 21 Februari 2016 16:56 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Berawal dari korban penipuan, Rahmad Zan justru bisa mengungkap sindikat penipuan alat-alat komputer. Namun sayang, kasus yang sudah dilaporkannya ke Polresta Pekanbaru itu sampai sekarang tidak jelas perkembangannya.‎ ?Rahmad Zan hanyalah seorang karyawan di salah satu toko komputer di Jalan Dahlia, Pekanbaru. Namun kegigihannya mengungkap sindikat penipuan alat-alat komputer di wilayah Riau patut diacungi jempol.

Ya, Rahmad Zan sedikit banyak sudah membantu polisi meringkus dua orang pelaku penipuan. Tak tanggung-tanggung, dari Pekanbaru, Rahmad sengaja datang ke Pelalawan hanya untuk meringkus kedua terduga pelaku.

Rahmad pulalah yang akhirnya membongkar sindikat penipuan yang kerap beraksi dengan embel-embel nama instansi.

Sampai kini, Minggu (21/2/2016) Rahmad masih meyakini sindikat penipu tersebut masih beraksi di wilayah hukum Kota Pekanbaru. Sebab si penadah tidak kunjung bisa diungkap oleh kepolisian dari Polresta Pekanbaru. Padahal dari investigasinya, si penadah dipastikan berada di wilayah hukum Kota Pekanbaru.

Ditipu 25 Juta
Awal Rahmad begitu gigih mengungkap sindikat penipu ini berawal dari pengalamanya menjadi korban penipuan. Diceritakannya, pada 28 Januari 2016 lalu, datang dua orang lelaki ke toko komputer tempat ia bekerja. Salah seorang kemudian memesan 80 unit catrige. Menurut Rahmad lelaki tersebut berpenampilan rapi.

"Dia mengaku pegawai kantor pajak. Jadi memesan catrige untuk persediaan di kantor. Untuk meyakinkan, dia memberikan pembayaran awal Rp 8 juta dari jumlah Rp 25 juta yang harus dibayarkan," terang Rahmad.

Karena melihat adanya keseriusan, maka Rahmad yang kala itu melayani pembelian dalam jumlah banyak tersebut terus melakukan komunikasi.

Sampai akhirnya Rahmad diminta mengantarkan barang pesanan tersebut ke kantor pajak yang berada di Jalan SM Amin, Tampan.

Keesokan harinya, menurut Rahmad ada seorang perempuan yang meneleponnya. Perempuan tersebut juga mengaku dari pegawai dinas pajak.

"Katanya barang tidak jadi diantarkan ke Jalan SM Amin, tapi ke sebuah ruko di Jalan Terubuk. Katanya ruko tersebut gudang penyimpanan inventaris kantor pajak, " terang Rahmad.

Rahmad pun mengantarkan catrige pesanan ke lokasi yang diminta. Di sebuah ruko di Jalan Terubuk, Rahmad bertemu dengan lelaki yang kemarin memesan catrige. Rahmad pun diminta untuk meninggalkan catrige tersebut di dalam ruko.

"Saat itulah kawanan penipu tersebut menjalankan aksinya. Rekannya yang lain ternyata sudah bersiap di pintu belakang Ruko dan melarikan catrige tersebut, " terang Rahmad.

Sementara lelaki yang ditemuinya kemudian meminta izin dengan alasan akan mengambil uang sisa pembayaran.Ternyata itu hanya modus untuk pelaku kabur. Peristiwa yang dialaminya itu pun langsung dilaporkan Rahmad ke Polresta Pekanbaru.

Paska peristiwa tersebut, Rahmad kemudian menjalin komunikasi dengan rekan-rekannya sesama karyawan tokokomputer. Melalui pesan berantai lewat Blackberry Messenger ciri-ciri pelaku pelaku disebar.

Dari komunikasi tersebut, ternyata aksi serupa juga pernah dialami beberapa toko komputer di Pekanbaru. Dengan pelaku yang sama, mereka mengaku pegawai dari instasi pemerintahan sampai swasta.

"Setidaknya ada tiga toko komputer juga yang dibobol oleh pelaku. Namun pemilik memilih tidak melaporkan peristiwa tersebut," terang Rahmad.

Pada tanggal 3 Februari 2016, Rahmad mendapat informasi dari rekannya di Pelalawan bahwa pelaku dengan ciri-ciri dan modus operandi yang sama beraksi di toko Yono Komputer. Mendapat informasi tersebut, Rahmad kemudian berangkat ke Pelalawan.

"Saya memutuskan berangkat ke Pelalawan dengan harapan bisa menangkap langsung pelakunya," terang Rahmad. Dengan dibantu rekannya, Rahmad pun merencanakan penangkapan.

Sampai di Pelalawan di lokasi toko, Rahmad mendapati dua orang pelaku yang pernah menipunya itu. Tak ingin yang diburu kabur, Rahmad pun meminta warga sekitar untuk mengepung lokasi toko. Setelah dipastikan warga sudah ramai, Rahmad pun kemudian menangkap keduanya.

"Saat itu saya tanya lelaki yang memesan barang sama saya waktu di Pekanbaru. Awalnya dia tidak mengaku. Namun setelah saya gertak, barulah ia mengaku. Kemudian saya menghubungi polisi di Pelalawan, " ujar Rahmad.

Kecewa
Meski sudah berusah payah menangkap pelaku, namun usaha tersebut tidak mendapat respon yang seimbang dari kepolisian. Dua pelaku yang sudah ditangkap di Pelalawan akhirnya dibawa ke Polresta Pekanbaru.

Dalam proses pemeriksaan, ternyata polisi masih mentok pada dua pelaku yang diketahui hanyalah sebagai eksekutor. Sedangkan penadahnya sampai saat ini tidak kunjung ditangkap. Padahal,menurut Rahmad dari investigasi yang dilakukannya, penadahnya berada di Pekanbaru.

"Saya sudah menyurati Polresta pekanbaru yang ditembuskan ke Polda Riau guna mempertanyakan perkembangan kasus tersebut. Namun sampai sekarang tidak ada keterangan yang diberikan kepada saya," terang Rahmad.

Rahmad sempat mengungkap bahwa ada penadah dari sindikat tersebut di wilayah Jalan Paus, Pekanbaru. Namun, penyidikPolresta Pekanbaru melarangnya melakukan investigasi lebih jauh.

"Saya dilarang mencari tahu penadah tersebut. Namun, justru setelah tahu lokasi penadahnya, tidak ada kabar apapun," ujar Rahmad.

Meski demikian, Rahmad tidak patah arang, ia sempat mencari tahu barang-barang komputer hasil penipuan yang ada pada penadah. Dari informasi penyidik disebutkan kalau pelaku sudah melansir barang-barang tersebut ke Jakarta lewat salah satu jasa pengiriman barang.

Namun, setelah di cek di tempat jasa pengiriman barang seperti yang disampaikan penyidik, ternyata tidak pernah ada pengiriman barang pada tanggal yang disampaikan.

"Itu yang semakin membuat saya kesal. Setelah diketahui lokasi penadahnya, namun tidak ada tindak lanjut yang jelas dari kepolisian, " terang Rahmad.

Rahmad sangat berharap kepolisian transparan terkait pengungkapan sindikat penipuan tersebut. Harapannya, setidaknya jelas ada perkembangan dan sipenadah ditangkap.

"Biarlah saya mengganti akibat kelalaian saya menjual barang pada penipu tersebut. Namun, setelah bersusah payah membantu mengungkap sindikat penipu tersebut, saya harap polisi bisa menangkap penadahnya. Sebab, saya meyakini penadahnya masih berkeliaran di Pekanbaru," pungkas Rahmat.

Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru kompol Bimo Arianto kepada Tribunpekanbaru.com membenarkan adanya laporan terkait penipuan alat-alat komputer tersebut. Menurutnya, penadah sudah sempat dilakukan pemeriksaan.

"Yang penadah sudah kita periksa. Namun hanya sebagai saksi. Sebab kita tidak temukan barang buktinya," terang Bimo. Bagaimana kelanjutan laporan tersebut, hingga kini tidak ada kejelasannya. ***

(Farid Mansyur)
wwwwww