Derita Ribuan Warga Kampar setelah 5 Hari Terisolasi karena Banjir

Derita Ribuan Warga Kampar setelah 5 Hari Terisolasi karena Banjir

Banjir yang melanda Kabupaten Kampar, Riau.

Kamis, 11 Februari 2016 22:48 WIB
KAMPAR, POTRETNEWS.com - Banjir merata di sejumlah kabupaten di Riau. Satu di antaranya Desa Terantam Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, yang terisolasi akibat luapan sungai.

Untuk menjangkau desa tersebut, bukan hal yang gampang. Dari Pekanbaru menuju desa tersebut, mobil hanya bisa mengantarkan di perbatasan desa. Jalan tanah pun belum bisa dilalui roda empat.

Sehingga detikcom, Kamis (11/2/2016) harus dilansir dengan sepeda motor selama 15  menit. Selanjutnya, menuju desa harus kembali diangkut dengan sampan yang menggunakan mesin dengan waktu 1 jam.

Menuju desa, air luapan sungai Kampar bak danau. Jalan desa yang biasanya bisa dilalui kendaraan roda empat, kini tergenang air dengan ketinggian 1 sampai 3 meter.

Bantuan sembako dan ratusan nasi bungkus dari Ikatan Keluarga Alumni Fisip Universitas Riau (Unri) juga harus diangkut dengan sampan tradisional. Bantuan sembako untuk warga korban banjir harus bolak balik diangkut dengan sampan mungil.

Di desa Terantam, ada 800 Kepala Keluarga yang kini terisolasi. Seluruh akses jalan menuju desa terputus akibat banjir. Desa yang berada di bentangan sungai Kampar itu, sudah 5 hari terdampak banjir.

Akibat banjir ini, sejumlah warga ada yang mengungsi ke masjid desa yang belum selesai dibangun. Air sungai yang meluap cukup deras yang menggenangi perumahan warga. Rumah warga yang tergenang air, terpaksa menjadikan masjid yang belum selesai dibangun menjadi dapur umur.

"Pemerintah Kampar belum ada memberikan bantuan apapun buat kami. Kita paling membutuhkan air bersih," kata Ridwan (45) warga desa setempat. Selain itu, sekolah SD yang ada di sana juga sejak tiga hari terpaksa diliburkan. Karena kondisi gedung sekolah itu tergenang air setinggi 1 meter.

Warga setempat juga tidak bisa keluar dari desanya. Salah satu jalan adalah menggunakan sampan untuk diantar ke perbatasan yang tidak tergenang air. "Itu pun kalau kita mau pergi harus menghubungi famili untuk dijemput. Sebab, kita keluar juga tidak bisa membawa roda dua," timpal Husin (41) warga lainnya. ***

(Akham Sophian)
Kategori : Peristiwa, Kampar
Sumber:Detik.com
wwwwww