Wah... Ekstasi Palsu Marak Beredar di Pekanbaru, Terbuat dari Bahan Berbahaya

Wah... Ekstasi Palsu Marak Beredar di Pekanbaru, Terbuat dari Bahan Berbahaya

Ilustrasi.

Kamis, 24 Desember 2015 00:14 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Para bandar narkoba kian cerdik dalam aksinya. Selain kucing-kucingan dari endusan polisi, mereka juga memodifikasi pil haram, yang kini kebanyakan dibuat dari komposisi bahan berbahaya. Sudah pasti dampaknya bagi pemakai atau pengguna akan jauh lebih fatal. Jika sebelumnya ada istilah home industri pembuatan narkoba, maka seiring perkembangan zaman, para bandar jauh lebih pintar dalam meraup untung yang besar dalam bisnis haram itu. Kini, ada indikasi kalau narkoba, khususnya pil ekstasi dibuat dari zat-zat berbahaya dan tentunya palsu.

Demikian dikatakan Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Hermansyah, Rabu (23/12/2015) di Pekanbaru, Riau. "Mereka membuat dan meracik sendiri, dengan maksud mengambil keuntungan besar. Modal murah harga jual sama," beber Kombes Hermansyah.

Jadi, pil ekstasi yang mereka edarkan itu terlihat seolah-olah asli. Bahkan bentuknya sama persis dengan merek pil haram yang sebenarnya. "Banyak contoh kasusnya, seperti beberapa ungkapan kasus, setelah sample di uji lab, ternyata ekstasi palsu," ungkapnya.

Palsu di sini dalam artian bukan ekstasi dengan kandungan narkotika metamphetamine, melainkan hanya serupa bentuk saja. "Sehingga akhirnya tidak bisa kita kategorikan jenis narkoba," imbuhnya. "Untuk itu, kita sekarang sedang coba menggunakan perangkat hukum lain, yakni UU kesehatan," katanya.

Masih menurut Hermansyah, ekstasi palsu ini diracik dari berbagai bahan-bahan, termasuk komposisi bahan berbahaya. "Ada yang berbahaya ada juga yang dampaknya biasa-biasa saja. Namun yang jelas uji lab yang bisa menentukannya. Kita takutkan ekstasi itu dibuat dari bahan yang jauh lebih berbahaya," sebutnya.

"Bahkan ada indikasi ekstasi palsu ini dari campuran paracetamol, mereka beli di warung-warung lalu ditumbuk sampai halus dan dimodifikasi seperti ekstasi. Ada juga yang dicampur obat malaria dan lain sebagainya. Bahkan yang lebih berbahaya, kalau dicampur dengan bahan lainnya, sehingga seolah-olah efek obatnya lebih kuat," jawab Hermansyah.

Contoh kejadian, saat Satnarkoba Polresta Pekanbaru menangkap dua orang terduga pengedar narkoba di Jalan Kuantan Raya, Pekanbaru Riau, baru-baru ini. Saat itu polisi mengamankan sekitar 50 butir diduga ekstasi.

Namun setelah uji lab di Balai Besar Pengujian Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru, hasilnya mengatakan bahwa obat tersebut negatif mengandung MDMA (ekstasi,red). "Palsu atau asli, yang jelas itu sama-sama memberikan dampak berbahaya. Jadi kita (polisi) punya tugas lebih besar lagi," tukasnya.***

(Wawan Setiawan)
Kategori : Pekanbaru, Hukrim
Sumber:GoRiau.com
wwwwww