Tak Ada Pasar, Nelayan Meranti Terpaksa Jual Ikan ke Tanjungbalai Karimun

Tak Ada Pasar, Nelayan Meranti Terpaksa Jual Ikan ke Tanjungbalai Karimun

Ilustrasi ikan kurau.

Sabtu, 14 November 2015 04:57 WIB
SELATPANJANG, POTRETNEWS.com - Hingga saat ini Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau yang notabene daerah berpulau di perairan, belum memiliki pasar nelayan. Akibatnya, hasil tangkapan nelayan terpaksa dijual ke kabupaten tetangga, Tanjungbalai Karimun, Kepulauan Riau. Hal itu diungkapkan Ketua Lembaga Kerukunan Antar Nelayan Pesisir (LKANP) Aziz, ketika ditemui di Selatpanjang, Jumat (13/11/2015). Kata Aziz, hingga saat ini LKANP yang Ia gawangi membina 6 kelompok nelayan se-Meranti. Mereka dipercayakan mengelola dua unit Kapal Inka Mina GT 30.

"Kapal itu beroperasi, sebulan di laut, lalu kembali menepi. Dengan nelayan maksimal 10 orang per kapal," ujar Aziz.

Menurut dia, hasil tangkapan yang diperoleh nelayan menggunakan Inka Mina ini sangat bagus. Karena, bisa menghasilkan sekira 200 kilogram ikan kurau (kuau, bahasa daerah), ditambah dengan beberapa jenis ikan lain, yang kalau dikalkulasi sekitar 400 kilogram per bulan.

Kendalanya, masih menurut Aziz, para nelayan ini kesulitan dalam memasarkan hasil tangkapan. Dimana, Kabupaten Kepulauan Meranti belum memiliki pasar nelayan yang khusus menampung hasil tangkapan ikan, sehingga mereka menjualnya ke Tanjungbalai.

"Karena tidak ada pasar yang menampung, hasil tangkapannya kita jual ke Tanjungbalai Kepulauan Riau," ujar Aziz lagi.

Kata Aziz pula, dengan aturan dari kabinet baru yang membasmi ilegal fishing, pendapatan nelayan memang terasa meningkat. Hanya saja, untuk memasarkannya mereka harus menjual ke Tanjungbalai. "Kita jual ke Tanjungbalai, mereka jual lagi ke Batam, Batam ekspor pula ke Singapura. Itu selisih harganya sekitar $7 per kilogram," beber Aziz yang mengatakan harga jual Ikan Kuau disesuaikan dengan dolar AS.

"Bayangkan saja andai di Meranti ada pasar nelayan, dan ekspornya juga dari Meranti. Tentu pendapatan daerah semakin besar," tambahnya.

Potensi hasil laut Meranti yang mumpuni juga disampaikan Hotler Panjaitan SIP dari Balai Pendidikan Pelatihan Perikanan Medan, Kementerian Kelautan yang kebetulan hadir di Meranti.

Menurut Hotler, Meranti sangat besar potensi dari sektor perikanan. Namun, sebagaimana disampaikan Aziz, Meranti harus punya pasar nelayang lengkap. Sehingga mulai dari hasil, peralatan, dan ekspor bisa dipenuhi dari Meranti.

"Kalau ini terwujud, kesejahteraan bisa dirasakan nelayan. Seperti di Medan, saat ini sentra perikanan Pulau Sumatera ada di Medan," ujarnya pula.

"Hanya saja, dalam mencari ikan, nelayan harus dibekali fasilitas yang memadai. Minimal kapal 5GT," tambahnya pula.***

(M Yamin Indra)
Kategori : Meranti, Umum
Sumber:GoRiau.com
wwwwww