Sudah Lebih Dua Pekan Warga Riau Hirup Udara Kotor, Pemerintah Belum Juga Bertindak

Senin, 14 September 2015 06:01 WIB
Warga Riau mengeluhkan lambatnya penanganan dari pemerintah setempat dan pusat terhadap kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan. "Sudah lebih dua pekan kami menghirup kabut asap, kok pemerintah lambat sekali. Udara yang kami hirup berbahaya selama ini, apa enggak kasian melihat kami?" kata Yuni, seorang warga Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, seperti dikutip potretnews.com dari merdeka.com, Minggu (13/9/2015).

Saat ini, seluruh wilayah Riau berbatasan dengan Provinsi Jambi diselimuti kabut asap. Kabupaten Indragiri Hilir terkena dampak paling parah, kemudian disusul Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Pelalawan, dan Kota Pekanbaru.

Pantauan merdeka.com, di papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) depan kantor Walikota Pekanbaru tertulis status udara di sana dalam kategori berbahaya. Selama lebih sepekan, warga Riau menghirup udara yang berbahaya. Seluruh proses belajar mengajar dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas pun diliburkan.

"Siswa SD sampai SMA diliburkan, kami mahasiswa juga minta diliburkan, karena asapnya masuk ke dalam ruang kelas kampus. Kemarin ada satu dosen yang meliburkan kami karena enggak mau melihat kami menghirup asap," kata Hendri, seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta di Pekanbaru.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Sugarin mengatakan, ketebalan kabut asap di Riau terus memburuk. Hingga Minggu (13/9) pagi, jarak pandang di Riau terus mengalami penurunan.

"Di Pekanbaru jarak pandang hanya 300 meter. Di Rengat (Indragiri Hulu) jarak pandang yang terpantau hanya 100 meter. Kondisi yang sama juga terjadi di Dumai dan Pelalawan dan Indragiri Hilir, batas jarak pandang tak lebih dari 100 meter," kata Sugarin.***

(Akham Sophian)
Sumber:Merdeka.com
wwwwww