Panipahan, Kota Tua di Atas Laut yang Potensi Wisatanya Masih Terkubur

Panipahan, Kota Tua di Atas Laut yang Potensi Wisatanya Masih Terkubur

Deretan rumah bertiang tinggi di Panipahan.

Minggu, 24 Januari 2016 02:38 WIB
ROKAN HILIR, POTRETNEWS.com - Tidak banyak yang tahu tentang potensi pariwisata di Provinsi Riau karena memang jarak dipromosikan. Namun jika kita teliti ada beberapa objek wisata yang sangat potensial di Panipahan, Ibu Kota Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Menuju Panipahan, yang dijuluki kota di atas laut, kita menaiki speedboat selama satu setengah jam. Boat berbendera Indonesia ini berjalan dalam kecepatan standar. Sepanjang jalan, pengunjung akan menikmati pemandangan, mulai dari penggalangan kapal, pinggir pantai yang ditumbuhi pepohonan yang masih perawan hingga laut lepas berbatasan langsung dengan Selat Malaka.

Kota Panipahan dihuni sekira 20.000 jiwa. Dengan memiliki tujuh kepenghuluan. Ribuan rumah yang berada di kota ini, ditopang oleh puluhan kayu penyangga sebagai pondasi pada setiap petak rumah. Tinggi kayu balok sebesar lengan orang dewasa itu bervariasi.

Ada tiga meter sampai enam meter, tergantung keberadaannya ketengah laut atau ke pinggir pantai. Masyarakat di sini tergabung dari berbagai suku, di antaranya warga Tionghoa, Melayu, Batak, Jawa dan lainnya. Mereka hidup rukun, damai dan saling menghormati.

Di sini tidak ada orang yang memiliki kendaraan roda empat. Mereka hanya memakai kendaraan roda dua, karena kotanya memiliki jalan dengan lebar dua setengah meter.

Pasar berada dipinggir jalan. Pedagang kecil menumpang di depan pedagang yang memiliki kedai tetap. Dia menjual hasil laut seperti ikan, pensi, kerang dan sejenis lainnya di pasar.

Pada umumnya masyarakat Penipahan mata pencahariannya adalah melaut. Laki laki perempuan bisa membuat atau membenahi jaring penangkap ikan. Pembenahan ini dilakukan di rumah, sabelum pergi ke laut. Hasil tangkapan di jual kepada pembeli lokal.

Masyarakat Panipahan juga membudidayakan tambak udang yang dikenal dengan udang eko, untuk ekspor ke luar negeri. Sebelum keluar negeri udang dijual ke daerah Tanjungbalai Karimun.

Pembudidayaan itu dibantu oleh koperasi lokal. Sehingga usaha mereka bisa berjalan dengan lancar. Kota Panipahan dilengkapi oleh tower telekomunikasi. Sehingga jalur informasi tidak sulit. Pemerintah setempat membangun jalan yang dulunya terbuat dari kayu sekarang sudah menjadi beton.

Bangunan di atas laut, bukan saja rumah penduduk atau kantor, tapi sekolah satu atap juga dibangun diatas laut dengan luas sekitar dua hektar. Siswa sekolah ini terdiri dari TK, SD, SMP dan SMA dengan jumlah sekira delapan ratus orang. ***

Sumber:
zamrudtv.com/indra

(Akham Sophian)
Kategori : Wisata
wwwwww