Kisah Suami Penggemar PSK yang Kehilangan Rumah karena Sifilis

Kisah Suami Penggemar PSK yang Kehilangan Rumah karena Sifilis

Ilustrasi playboy.

Kamis, 05 November 2015 06:52 WIB
SURABAYA, POTRETNEWS.com - Wanita mana yang tak sakit hati jika mengetahui suaminya suka jajan PSK. Seperti yang dialami Karin, 30. hatinya begitu sakit ketika tahu, sang suami, Donjuan, 35, gemar mencari cinta sesaat di lokalisasi. Namun, Karin tak mau langsung menggugat cerai Donjuan ke Pengadilan Agama Surabaya di Jalan Ketintang Madya. Ada apa hayo? Setelah 10 bulan menahan sakit hati yang tak terperi, wanita asal Manukan, Surabaya itu akhirnya menggugat cerai suaminya di PA beberapa waktu lalu.

Karin kukuh tak mau kembali ke pelukan suaminya, Donjuan, meski mediator dari PA sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyatukan kembali pernikahan mereka.

Donjuan pun berkali-kali meminta maaf pada Karin. Sayangnya, permintaan itu hanya sia-sia karena Karin kukuh tak mau kembali dengan calon mantan suaminya itu.

“Ini semua gara-gara kelakuan suami, saya dan anak saya hampir kena penyakit menular. Untung saya masih diberi keselamatan dan kesehatan,” ucap Karin usai sidang mediasi, Rabu (4/11/2915).

Sebelum dia mengetahui bahwa anaknya terserang penyakit menular, yakni sipilis, hubungan Karin dan Donjuan begitu romantis. Apalagi, keduanya sudah menantikan kelahiran anak pertamanya itu hampir lima tahun lamanya.

Namun, cinta mati itu langsung berbalik jadi benci ketika pasca-operasi caesar, dokter menyatakan bila ada bakteri sipilis di kepala anaknya. Bila sampai bakteri itu menyerang janin waktu dilahirkan, maka akan terjadi kanker atau kebutaan di bagian mata sang anak.

Ironisnya, bakteri sifilis itu sudah menyerang beberapa sel di tubuh Karin. Diperkirakan, bakteri itu masuk ke dalam tubuh Karin dan mengenai janinnya karena penetrasi yang dilakukan Donjuan saat mereka berhubungan suami-istri.

Setelah mengetahui ada bakteri sipilis di dalam tubuhnya, Karin langsung menanyakan kecurigaannya pada sang suami. Tapi, Donjuan hanya bisa diam dan meminta maaf atas perilakunya selema ini yang ternyata suka ‘jajan’ sembarangan.

“Ya marah banget. Pengin seketika itu saya pisah sama dia. Tapi, saya berpikir panjang karena ternyata untuk menyembuhkan penyakit ini, saya harus konsumsi obat dan antibiotik selama dua bulan. Bayangkan, sekali kontrol dan beli obat itu habis Rp 3 juta karena kami belum terkaver BPJS,” jelasnya.

Dalam perhitungan Karin, bila dia melakukan pengobatan selama 60 hari atau dua bulan, maka akan mengeluarkan uang sebesar Rp 180 juta.

“Dapat darimana saya uang segitu. Lha wong, saya cuma bisnis online di rumah,” tandasnya.

Menyadari kesalahannya, Donjuan berjuang keras untuk mengobati Karin dengan menggadaikan rumah warisannya. Sementara Donjuan sendiri tak mau berobat dengan alasan takut dan tak butuh pengobatan. Meski setelah dicek, Donjuan mengaku sering mengalami kencing nanah.

Selama masa pengobatan itu, Karin mengaku tak diam. Dia melakukan pengubahan data waris rumah dan berbagai aset dari suami ke namanya. Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Setelah sembuh dan mendapatkan haknya, Karin pun mengajukan gugatan cerai kepada suaminya yang bekerja di perusahaan ekspedisi.

Eloknya, Donjuan tak menyadari jika seluruh harta mereka sudah diambil alih oleh Karin.

“Sudah berkhianat pada pernikahan kami, terus mau ngasih penyakit ke saya dan anak. Tidak bisa termaafkan begitu saja,” pungkas Karin yang mengaku masih dendam dengan suaminya yang playboy lokalisasi itu. ***

(M Yamin Indra)
Kategori : Serbaneka
Sumber:Metrosiantar.com
wwwwww