Astaga! Kecanduan Seks, Siswi Kelas 1 SD di Surabaya Ini Ajari Ketiga Adiknya Berciuman dan Mainkan Alat Kelamin

Astaga! Kecanduan Seks, Siswi Kelas 1 SD di Surabaya Ini Ajari Ketiga Adiknya Berciuman dan Mainkan Alat Kelamin

Ilustrasi. (sumber: internet)

Kamis, 18 Januari 2018 09:32 WIB
SURABAYA, POTRETNEWS.com- Kasus anak yang mengalami kecanduan seks kembali ditemukan. Pemerintah Kota Surabaya menemukan seorang anak dengan kelainan sex addict atau kecanduan seks. Setelah ditelusuri, sex addict yang diderita oleh anak perempuan berusia 8 tahun dengan inisial YK itu terjadi karena dia tumbuh besar di kawasan Lokalisasi Dolly.

"Kami menemukan kasus anak yang mengalami sex addict lagi. Temuannya baru kemarin. Anak ini diketahui sejak usia 2 tahun dititipkan ke neneknya yang tinggal di Dolly," ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A), Nanis Chairani, Rabu (17/1/2018).

YK dititipkan oleh orang tua kandungnya ke sang nenek sampai tahun 2016 sebelum diambil kembali ke Tambak Wedi lantaran neneknya sakit TBC. Disampaikan Nanis, anak tersebut mengalami kelainan seks yang cukup membuat ngeri.

"Kami mulanya menemukan anak ini karena pengaduan dari ibunya saat kami merawat keluarganya yang kena TBC, keluarga ini mengidap TBC akibat tertular dari sang nenek, makanya itu anak ini dibawa kembali oleh ibunya," ucap Nanis seperti yang dilansir dari surya.com.

Nah, dari penuturan sang ibu kandung, YK memiliki perilaku tidak senonoh yang tidak sepatutnya dilakukan oleh anak di bawah umur. YK kerap mengajarkan adik-adiknya yang berusia 7 tahun, 4 tahun dan yang masih berumur setahun untuk melakukan tindakan orang dewasa.

"Adiknya cerita ke ibunya, diajarkan berciuman seperti orang dewasa. Lalu adiknya yang laki-laki dan perempuan itu juga diajarkan untuk memainkan alat kelamin. YK juga meminta untuk direkam saat memegang pantat dan juga telanjang," cerita Nanis.

Begitu mendengar pengaduan sang adik, orang tuanya langsung marah dan memukul YK. Namun, ibunya sadar bahwa itu tidak akan mampu menyembuhkan YK. Itu sebabnya ia memutuskan untuk mengadu ke Pemkot Surabaya.

Tim yang terdiri dari dokter, psikolog dan psikiater diturunkan untuk menggali seberapa jauh tingkat kecanduan yang diderita bocah yang baru duduk di kelas 1 SD tersebut. Sejauh ini, belum ada penuturan bahwa anak tersebut sudah pernah melakukan hubungan seksual dengan orang dewasa atau tidak.

"Kalau sementara ini tidak ada pengakuan ia pernah berhubungan badan atau belum, tapi dia cerita kalau dia diajarkan oleh seseorang di sana, bahkan untuk mengakses video porno melalui Youtube dia juga sudah pintar," katanya.

Berdasarkan penelusuran, kemungkinan YK sudah diajari untuk melakukan aktivitas orang dewasa tersebut saat masih usia sangat dini. Bahkan, mungkin sejak usia 3 atau 4 tahun. Orang tua YK mengakui bahwa lingkungannya saat itu di lokalisasi Dolly.

Meski neneknya hanya berjualan nasi di sana, namun lingkungan di sana bisa jadi yang mengajarkan pengaruh buruk pada anaknya YK.

"Bisa saja kondisi rumah di sana tidak ada batas antara yang membuka jasa prostitusi dan yang rumah tangga. Bahkan, ada yang rumah tangga tapi ada yang buka praktek," ujarnya.

Saat ini dikatakan Nanis, YK sudah ditangani Pemkot Kota Surabaya. Ia saat ini masih bersama keluarganya di Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran. Ia belum masuk ke shelter lantaran juga masih berobat untuk penyakit TBC.

Sebelumnya, pemkot juga sempat menemukan kasus serupa, sex addict pada anak berusia 8 tahun di Dolly. Penemuan kasus tersebut tepatnya terjadi di tahun 2014. Sampai saat ini anak dengan inisial nama MT itu masih tinggal di shelter milik pemkot.

"Sampai saat ini masih didampingi. Dia terus didampingi oleh psikolog, psikiater, bahkan juga dilakukan hypnotherapy. Kasusnya yang dulu lebih parah, MT dulu liat laki-laki ganteng sedikit langsung bereaksi, sekarang dia sudah sekolah, sudah jauh lebih baik," katanya.

Editor:
Sahril Ramadana

Kategori : Nusantara
wwwwww