Alangkah Senangnya... Nenek Ini Akhirnya Bisa Membaca dan Menulis Setelah Berusia 61 Tahun

Alangkah Senangnya... Nenek Ini Akhirnya Bisa Membaca dan Menulis Setelah Berusia 61 Tahun

Puluhan lansia di Desa Karampuang, Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat, antusias belajar membaca dan menulis di aula kantor desa setempat.

Kamis, 04 Agustus 2016 14:27 WIB
MAMUJU, POTRETNEWS.com - Puluhan perempuan berusia 50 hingga 65 tahun di Desa Karampuang, Pulau Karampuang, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, sesekali bersuara mengeja huruf dan kata lalu kemudian menulis di sebuah buku di aula kantor desa setempat. Mayoritas perempuan ini tidak pernah mengenyam bangku pendidikan sejak lahir, sedangkan sebagian lagi mengaku putus sekolah karena sibuk membantu orangtua bekerja.

Namun, semangat yang besar membuat para lansia ini memutuskan melanjutkan belajar baca tulis di usia senja. Mereka hanya berharap kemampuan itu bisa membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari dan mengajar anak cucu mereka untuk membaca dan menulis.

Para ibu ini berlomba mengacungkan tangan saat instruktur meminta mereka menuliskan sesuatu di whiteboard. Yang duduk pun menuliskannya di buku tulis yang telah dibagikan sebelumnya.

Seorang peserta belajar baca tulis, Banari (61), mengaku senang dan bangga karena kini sudah mulai mengenal huruf. Mulanya, dia tak mengenal huruf apa pun. Namun setelah belajar beberapa kali dalam pertemuan di aula kantor desa, Banari mengaku sudah bisa membaca dan menulis meski belum lancar.

Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci ini berharap, kelak dirinya mampu membaca dan menulis huruf dengan baik sehingga bisa mengajari anak-anak dan cucunya membaca.
Banari mengaku sempat sekolah hingga kelas satu SD sebelum berhenti karena membantu orangtua mencari nafkah.

“Senang dan bangga, saya sudah mulai lancar membaca dan menulis. Saya berharap kelak setelah pintar bisa mengajari anak atau cucu saya sendiri,” ujar Banari.

Menurut dia, puluhan perempuan lansia di Pulau Karampuang bernasib sama dengan dirinya. Bahkan tidak mampu menuliskan namanya sendiri. Kini, paling tidak, mereka sudah bisa menuliskan nama diri sendiri dan perserta lainnya.

Meski akhirnya harus meninggalkan sederet pekerjaan rumah tangga, para ibu ini bersemangat setiap kali pertemuan berlangsung. Tak sedikit pula ibu atau nenek yang membawa serta anak dan cucunya ke tempat belajar.

Kepala Desa Karampuang, Supriadi, mengatakan, jumlah perempuan lansia yang tidak bisa membaca dan menulis berkisar 20 persen dari jumlah penduduk atau lebih dari 60 jiwa.

Supriadi lega dan sangat terbantu dengan adanya program pengentasan buta huruf dari program gerakan baca tulis di wilayah pesisir. Meski baru dua pekan berjalan hasilnya cukup membanggakan.

“Alhamdulillah setelah beberapa kali pertemuan saya amati ternyata ada kemajuan luar biasa, sebagian lansia yang sehari-harinya sibuk bekerja mencari nafkah unutk keluraganya itu mulai lancar membaca dan menulis,” ujar Supriadi.

Dia berharap makin banyak relawan yang bersedia memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang baca tulis untuk mengentaskan buta aksara di desanya. Dengan warga yang melek huruf, Supriadi optimistis, program destinasi wisata di Pulau Karampuang yang ditetapkan Pemerintah Daerah Mamuju bisa tercapai.

Desa ini hanya bisa dicapai lewat perjalanan laut selama 15 menit dengan perahu nelayan atau penyeberangan ini. Wilayah desa ini bahkan masih dinilai terisolir karena satu-satunya akses masuk adalah perjalanan laut dengan perahu.***

editor: wawan s
sumber: kompas.com

Kategori : Nusantara
wwwwww