Di Kota Ini Air Susu Ibu Kalah Pamor Dibanding Susu Formula

Di Kota Ini Air Susu Ibu Kalah Pamor Dibanding Susu Formula

Ilustrasi pemberian air susu ibu.

.
Minggu, 01 November 2015 15:04 WIB
DEPOK, POTRETNEWS.com - Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menilai banyak orang tua di Depok yang mempercayai mitos pemberian susu formula lebih baik dibanding air susu ibu (ASI) eksklusif. Bahkan yang mengkhawatirkan, kaum ibu di sana percaya bayi mudah alergi jika diberikan ASI. "Presentasinya, baru setengah ibu di Depok yang memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka," kata Ketua AIMI Marthia Larasati, Minggu (1/11/2015).

Menurut Marthia, sebelas dari 32 puskesmas di Depok, ditemukan orang tua bayi yang belum memahami manfaat ASI eksklusif. Sebagian besar ibu justru percaya susu formula lebih baik dari ASI. Ditambah banyak iklan susu formula yang mengubah pola pikir orang tua, sehingga lebih memilih susu formula. "Banyak orang tua lebih percaya pada iklan susu formula," ucapnya.

Orang tua bayi berpendapat, ASI bisa menyebabkan alergi pada bayi karena mengandung colustrum. Padahal, colustrum sangat baik diberikan bayi yang baru lahir.

Selain itu, saat ini banyak kaum ibu yang bekerja sehingga malas untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi. Dengan alasan itu, AIMI meminta pemerintah membuat aturan yang mewajibkan perusahaan menyediakan ruang laktasi.

Ruang itu digunakan kepada karyawati yang masih menyusui, untuk memaksimalkan pemberian ASI kepada bayi mereka. "ASI merupakan nutrisi dan imunitas pertama bagi bayi. Terutama colostrum-nya," ucapnya.

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinkes Ety Rohati mengatakan target nasional capaian ASI di tingkat nasional sampai 2019 mencapai 50 persen. Sedangkan, target Depok sudah di atas nasional pada 2014 mencapai 50,6 persen.

Total pada 2014, dari 50.825 bayi yang berusia satu tahun, dan 16.785 bayi di antaranya mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. "Jumlah tersebut lebih dari target nasional 0,6 persen," ucapnya.

Ia menjelaskan kegagalan dalam memberikan aksi eksklusif terjadi pada bulan keempat dan kelima. Biasanya, banyak ibu yang berhenti memberikan ASI karena pada bulan keempat dan kelima ASI yang dikeluarkan sedikit. "Sebenarnya ini bukan masalah bila orang tua memahaminya," ujarnya. ***

(M Yamin Indra)
Kategori : Nusantara
Sumber:Tempo.co
wwwwww