Menunggu Sekolah Antiasap...

Menunggu Sekolah Antiasap...

Kondisi ruang kelas di SD 181, Jelutung, Jambi, saat Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Anies Baswedan mendatangi sekolah tersebut, Selasa (27/10/2015).

Rabu, 28 Oktober 2015 08:16 WIB
JAMBI, POTRETNEWS.com- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mewacanakan pembangunan sekolah antiasap. Rencana ini disambut baik sejumlah guru dan murid di Jambi yang wilayahnya terkena dampak kabut asap. Pekatnya kabut asap telah mengganggu kegiatan belajar mengajar. Aldila, guru kelas 6 SD 181, Kecamatan Lebak Bandung, Jelutung, Jambi, mengatakan, lebih dari dua bulan kabut asap mendera kotanya. Seorang siswa harus menjalani perawatan karena menderita infeksi saluran pernapasan akut dan sepuluh murid lainnya menjalani rawat jalan.

"Asap sangat mengganggu kesehatan anak-anak. Banyak anak-anak kadi sakit sehingga menghambat mereka belajar," ujar Aldila saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (27/10/2015).

Bagaimana tidak, lanjut Aldila, ventilasi ruang kelas sekolahnya sangat terbuka. Tembok kelas terbuat dari papan setinggi setengah meter. Sementara, sisanya hanya dipasang kawat dengan lubang besar sehingga asap sangat mudah masuk.

"Kalau pagi asapnya lagi tebal, masuk sampai ke ruang kelas. Wah, itu suasana belajar sudah enggak kondusif," ujar Aldila.

Selain faktor gangguan kesehatan, asap juga berpengaruh terhsi siswa. Nilai pelajaran mengalami penurunan.

"Ya gimana enggak turun, ada asap dikit kan diliburkan. Hanya diberi tugas. Itu kurang efektif dalam penyerapan pelajaran," ujar Saharni, guru kelas 5 SD yang sama.

Yuliati, Kepala Sekolah SD 153 di kelurahan dan kecamatan yang sama di Jambi juga setuju jika pemerintah menerapkan teknologi ventilasi agar menjaga murid-murid dari udara yang terkontaminasi. Yang penting, dia berharap sumber dana yang digunakan bukan dari sekolah.

"Yang penting, dananya bukan dari setiap sekolah saja. Kalau itu, kita, anak murid dan orangtua setuju-setuju saja. Karena dana kami pun terbatas. Itu pun sudah dipatok-patok, buat ini, buat itu. Jadi susah diganggu-ganggu lagi," ujar dia.

Ia berharap rencana itu segera direalisasikan

Sekolah anti-asap

Sebelumnya, Anies menyebutkan, ada wacana menjadikan sekolah-sekolah di wilayah yang terdampak kebakaran hutan dan lahan menjadi sekolah antiasap. Berdasarkan catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada 67 kabupaten di Indonesia yang didera asap.

Di daerah tersebut, terdapat 25.000 sekolah atau 170.000 ruang kelas yang terdampak asap, mulai dari tingkat rendah hingga pekat.

Anies belum menjelaskan detil mengenai teknologi yang akan digunakan pada sekolah anti-asap.

"Yang pasti harus membuat udara bersih, tetap menerangi ruang kelas, harganya terjangkau dan energinya hemat. Itu namanya teknologi tepat guna," ujar Anies.

Anies juga belum menentukan dari mana sumber dana sekolah anti-asap. Namun, ada alternatif menggunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) atau DAK (Dana Alokasi Khusus).

Uji coba sekolah anti-asap dilaksanakan di SD Percobaan, Kota Padang. Uji coba dilakukan langsung oleh kreator teknologi sekolah antiasap tersebut dan dihadiri sekitar 100 orang kepala sekolah.

Menurut Anies, program ini sama saja dengan program sekolah antigempa dan sebagainya.

"Apakah sekolah antigempa berharap akan ada gempa? Kan tidak. Nah, sama dengan sekolah aman dari asap. Kita tidak berharap asap akan tiap tahun datang. Hanya kita harus lakukan antisipasi yang baik," ujar Anies. ***

(M Yamin Indra)
Kategori : Nusantara
Sumber:Kompas.com
wwwwww