Hari Ini, Kabut Asap Juga Renggut Nyawa Bayi di Tarakan

Hari Ini, Kabut Asap Juga Renggut Nyawa Bayi di Tarakan

Rahma (kiri) ibunda Fahmi Ammar berada disamping jenazah anak bungsunya yang meninggal dunia, Rabu (21/10/2015) diduga akibat kabut asap.

Rabu, 21 Oktober 2015 20:46 WIB
TARAKAN, POTRETNEWS.com- Seorang bayi laki-laki bernama Fahmi Ammar (1 tahun) meninggal dunia karena diduga menghirup kabut asap yang hingga Rabu (21/10/2015) masih menyelimuti Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Usai Salat Zuhur, jenazah anak bungsu dari empat bersaudara ini dikebumikan di pemakaman yang tidak jauh dari rumahnya di Jalan Aki Balak Nomor 80, Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat.

Ibunda Fahmi, Rahma, menceritakan, sudah empat hari anaknya menderita sesak napas, batuk, dan pilek. Melihat kondisi itu, Rahma membawa anaknya ke Puskesmas Karang Rejo pada Senin (19/10/2015) pukul 13.00 Wita.

Setelah diperiksa, para dokter di puskesmas merujuk Fahmi untuk dirawat di RSUD Tarakan. Pada Selasa (20/10/2015) pukul 04.00 Wita, Fahmi langsung dirawat di ruang ICU.

Namun, setelah dirawat di ICU, Fahmi mengembuskan napas terakhir pada Rabu (21/10/2015) pukul 01.00 WITa.

"Dokter bilang, paru-paru anak saya sudah dipenuhi dahak yang membuat anak saya sulit bernapas. Anak saya ini juga punya penyakit asma dan jantung bocor. Akibat komplikasi penyakitnya, akhirnya meninggal dunia," ujarnya.

Rahma menambahkan, Fahmi sejak umur lima bulan telah divonis dokter memiliki asma dan jantung bocor.

Dokter sudah pernah memberitahukan bahwa Fahmi tidak boleh menghirup asap, baik itu hasil pembakaran lahan, pembakaran sampah, maupun asap obat nyamuk.

"Akhir-akhir ini di Kota Tarakan terjadi kabut asap yang pekat. Ya mungkin saja anak saya hirup kabut asap," ucapnya.

Menurut Rahma, selama ini anaknya dirawat oleh orangtuanya. Adapun Rahma sehari-hari bekerja. Terkadang, anaknya dibawa keluar rumah oleh sang nenek sebatas di pekarangan.

"Memang sesekali keluar rumah, tetapi ya cuma di seputaran rumah sini saja, tidak ke mana-mana. Ya mungkin saja anak saya hirup kabut asap jadi penyakitnya tambah kambuh. Saya juga kurang tahu," ujarnya.

Di Riau, Bocah 9 Tahun Meninggal karena Asap

Pada hari yang sama, seorang bocah lelaki berumur 9 tahun di Pekanbaru, Provinsi Riau, juga meninggal dunia akibat terlalu banyak menghirup asap. Bahkan hasil medis menyebutkan kalau paru-paru bocah malang ini penuh dengan asap, sehingga tidak mendapat oksigen yang cukup.

Bocah bernama Ramadhani Lutfi Aerli (9) akhirnya harus meninggalkan dunia lebih cepat, akibat bencana asap yang terjadi berkepanjangan di Riau. Sang bocah meninggal subuh tadi, di Rumah Sakit Santa Maria, Pekanbaru, Riau, setelah mengalami demam tinggi, Selasa (20/10/2015).

"Anak saya Senin masih sekolah. Lalu Selasa-nya dia demam tinggi dan juga kejang-kejang. Kami sempat beri obat demam. Tapi tengah malam tadi, dia sudah tak sadarkan diri, makanya kami bawa ke RS Santa Maria," kata, Eri Wirya, ayah dari bocah malang. ***

(Farid Mansyur)
Kategori : Nusantara
Sumber:Tribunnews.com
wwwwww