Atlet Judo Tewas setelah Dibanting Lawan pada Pekan Olahraga Bali

Atlet Judo Tewas setelah Dibanting Lawan pada Pekan Olahraga Bali

Sejumlah atlet asal Kabupaten Bangli duduk bersimpuh di dekat jenazah Wayan Agus Widiantara (27) di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Buleleng, Bali, Selasa (8/9/2015) sore. (foto: kompas.com)

Kamis, 10 September 2015 06:17 WIB
SINGARAJA, POTRETNEWS.com - Sejumlah atlet asal Kabupaten Bangli duduk bersimpuh di dekat jenazah Wayan Agus Widiantara (27) di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Buleleng, Bali, Selasa (8/9/2015) sore. Raut sedih terlihat di wajah mereka. Widiantara, atlet judo asal Bangli, tewas setelah dibanting atlet asal Buleleng, I Gede Sandy Juniarta (26), dalam pertandingan judo kelas 90-100 kilogram (kg) putra Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XII di GOR Undiksha, Singaraja, yang digelar sekitar pukul 13.25 Wita.

Ia mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju RSUD Buleleng. Pertandingan itu dipimpin tiga wasit, yakni Nyoman Sudarmayasa, Dewa Suweda, dan Gede Semarabawa. Pada awalnya, pertandingan berjalan normal. Kedua atlet mengawali pertandingan setelah wasit berteriak "hajime".

Pada detik ke-12, Juniarta membanting Widiantara dengan bantingan kosi guruma di sisi kiri arena. Wasit menganggap bantingan ini tepat, dan Juniarta mendapatkan nilai. Pertandingan berlanjut dengan newaza (pergumulan di bawah). Juniarta yang posisinya berada di atas Widiantara tidak kunjung memperoleh kuncian sehingga pergumulan terus berlanjut.

Sampai pada detik ke-21, wasit menghentikan pergumulan itu karena terlalu lama. Selanjutnya, wasit meminta keduanya kembali ke tengah arena untuk melanjutkan pertandingan lagi.

Namun, saat wasit Sudarmayasa menepuk bahu Widiantara yang tertelungkup di lantai arena, tidak ada reaksi dari pejudo berbadan besar itu. Wasit pun lantas membaringkannya dengan posisi tengadah. Widiantara dalam kondisi sudah tidak sadar.

Tim medis lantas segera masuk ke arena, memberikan oksigen, dan mengecek detak jantung. Dari pengecekan tim medis, ternyata Widiantara memerlukan penanganan yang lebih intensif, dan selanjutnya dibawa ke RSUD Buleleng.

Namun, tidak berselang lama setelah mendapatkan penanganan intensif di ruang UGD, nyawa Widiantara tidak terselamatkan. Dirut RSUD Buleleng, Gede Wiartana, mengatakan, Widiantara sudah dalam kondisi kehabisan napas saat masuk ke ruang UGD.

Dia mengatakan, petugas medis dari panitia Porprov masih tetap memberikan pertolongan dengan menggunakan alat kejut jantung dan paru. "Sampai di sini sudah berhenti napas, tidak ada nadi. Namun, tetap kami coba, ternyata enggak ada kemajuan, dan kami memastikan (Widiantara) meninggal," kata Wiartana.

Ia menduga, Widiantara meregang nyawa setelah mengalami gagal napas. Hal itu terjadi setelah saraf lehernya rusak ketika dibanting lawan. "Ada bantingan, dan itu yang diperkirakan mengenai saraf servikal empat. Itu saraf penting, pusatnya pernapasan. Kalau itu sampai rusak, bisa gagal napas," ujarnya.

(Mario A Khair)
Kategori : Nusantara
Sumber:Kompas.com
wwwwww