Klaim Rugi akibat Kabut Asap, Perusahaan Malaysia Minta Kompensasi Indonesia

Klaim Rugi akibat Kabut Asap, Perusahaan Malaysia Minta Kompensasi Indonesia

Foto udara kebakaran hutan di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, (18/9/2015). Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan ada perusahaan Malaysia yang diduga turut andil dalam pembakaran hutan di Indonesia. (foto: antara)

Selasa, 06 Oktober 2015 11:23 WIB
PENANG, POTRETNEWS.com - Asosiasi China Malaysia di Penang (MCA) mendesak agar pemerintah Malaysia meminta pemerintah Indonesia memberikan kompensasi atas kerugian akibat kabut asap. Hal ini dikatakan Chew Mei Fun, pimpinan parpol tersebut, seperti dilansir oleh Bernama pada channelnewsasia.com, Senin (5/10/2015). Setiap tahun penduduk Malaysia menderita akibat kabut asap pembakaran hutan di Indonesia. “Begitu konyolnya mereka tidak memecahkan masalah ini. Saya pikir kita harus meminta mereka untuk memberi kompensasi. Anak-anak kita tidak bisa pergi ke sekolah. Pada saat yang sama, tak akan ada yang datang untuk mengunjungi Malaysia,” ungkap Chew Mei Fun pada wartawan saat Gathering Pertengahan Musim Gugur di George Town pada 4 Oktober 2015.

Chew Mei Fun, yang juga Wakil Menteri Perempuan, Keluarga dan Menteri Pengembangan Masyarakat menyarankan para orang tua dan guru TK untuk membatasi kegiatan anak-anak di luar ruangan.

Namun Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Eka W Soegiri belum menerima surat dari Asosiasi China Malaysia tersebut. “Kementerian sama sekali belum menerima laporan tersebut,” ujar Eka.

Kepala MCA menuding kabut asap dari Indonesia telah membuat sektor bisnis di negara-nya menurun sebesar 30 persen. Ia juga beranggapan bahwa kabut asap ini juga telah menyebabkan banyak warga negara Malaysia yang sakit sehingga meningkatkan pengeluaran untuk pengobatan.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tanggal 4 Oktober, kebakaran hutan telah menimbulkan 1.820 hotspot atau titik api di Sumatera dan Kalimantan. Sementara menurut kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kualitas udara dari ISPU juga menunjukkan level mulai dari tidak Sehat hingga Berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Hingga saat ini kondisi kebakaran hutan masih belum membaik. Kebakaran juga masih terjadi di beberapa titit. Selain itu, indeks kualitas udara juga masih ters berubah-ubah hingga kini. Buruknya kondisi ini ditengarai akibat El-Nino yang tak kunjung usai. ***

(Farid Mansyur)
Kategori : Internasional
Sumber:Tempo.co
wwwwww