Home > Berita > Umum

Pengalaman Kak Azelin, Peserta KPL Jatim Terbang ke Malaysia lalu Menyeberang ke Bengkalis

Pengalaman Kak Azelin, Peserta KPL Jatim Terbang ke Malaysia lalu Menyeberang ke Bengkalis
Sabtu, 28 Oktober 2023 22:23 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Kak Aslichatul Insiyah yang akrab dipanggil Kak Azelin adalah satu diantara 12 orang peserta Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan (KPL) berasal dari Kwartir Cabang (Kwarcab) Sidoarjo, Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Timur yang digelar Kwarda 04 Riau di Kwarcab Bengkalis.

Sidoarjo mengingatkan kita atas bencana alam "Lumpur Lapindo" namun yang akan disajikan melalui tulisan ini adalah pengalaman beliau lewat wawancara khusus saat sesi istirahat di tempat acara Bumi Perkemahan Pawang Perkasa Jalan Assalam Kelapapati Darat, Desa Kelapapati Bengkalis.

Bukan tanpa alasan, tentu melalui pertimbangan maka Kak Azelin terbang dari Bandar Udara (Bandara) Internasional Juanda, Surabaya Jawa Timur menuju Bandara Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) Kuala Lumpur, Malaysia. Alasannya sangat sederhana tapi sangat bermakna, sebagaimana dikatakan Kak Azelin, sebulan sebelum keberangkatannya ke Riau telah melakukan kroscek harga tiket pesawat Bandara Juanda-Bandara SSQ Pekanbaru seharga Rp1,9 juta, kemudian Juanda-Hang Nadim Batam Rp1,7 juta, dan Juanda-KLIA cuma Rp1,3 juta.

Nilai ekonomisnya muncul, selisih harga Rp1,9 juta ke Rp1,3 juta adalah Rp600 ribu. Kak Azelin yang telah punya paspor ini sebagaimana saran Sudirman sang suami memilih jalur terakhir ini.

Sabtu, 21 Oktober 2023 Kak Azelin selamat tiba di Terminal 2 KLIA. Setelah berkali-kali melakukan check in tetapi selalu gagal, Kak Azelin mulai panik. Dia tidak tahu jika ke SSK Pekanbaru harus pindah ke Terminal 1. Meski panik, beliau terus check in namun tetap gagal sehingga menghabiskan waktu, untuk minum saja beliau tidak melakukan, bertahan sejak jam delapan pagi sampai malam atas beberapa sebab dan pertimbangan, uang ringgit yang dikuatirkan tidak cukup untuk ke Riau dan akibat panik tadi diantara alasannya.

Sampai di Terminal 1, boarding pass telah close membuat tubuhnya lemes, beliau tidak bisa terbang ke Pekanbaru. Dalam panik, didirikannya Salat Azar lalu meminta tolong kepada Yang Maha Kuasa, petunjuk didapat agar beliau keluar dari Terminal 1 sebelum malam.

Dia melakukan komunikasi dengan suaminya dan menyarankan supaya naik kapal saja ke Bengkalis daripada harus ke Pekanbaru yang pesawatnya hari Senin baru ada, sedangkan ia sudah harus di Bengkalis karena KPL sudah dimulai.

Sebelum menuju shuttle bus, Kak Azelin saling sapa dengan seseorang yang mengaku asal Pekanbaru yang lagi makan. Lewat sapa pembuka, Kak Azelin memberanikan diri menceritakan apa yang ia alami.
Kerabat baru Kak Azelin ini akhirnya berkenan membantu jadi money changer dadakan, 400 ribu uang Kak Azelin menjadi RM 150.

Bahkan Kak Azelin juga ditawari makan yang membuat rasa harunya atas semua di luar logika. Kak Azelin memutuskan menyebrang lewat feri Melaka tujuan Bengkalis sebab uangnya cukup untuk itu. "Siapapun yang menolong saya waktu itu, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan yang berlipatganda, rejeki sehat, rejeki melimpah, seluruh keluarganya diberikan barokah," kata Kak Azelin kepada potretnews.com, Selasa (24/10/2023) mendoakan warga Pekanbaru tadi dengan derai air mata.

Turun shuttle bus Kak Azelin serentak dengan pasangan suami istri yang mengaku dari Medan bekerja di Malaysia sejak 4 tahun terakhir, Kak Azelin menanyakan tempat apa dan sekilas menyampaikan lagi mencari penginapan. Dua warga Indonesia ini menawarkan menginap di tempat mereka dan Senin keesokan harinya diantar beli tiket di pelabuhan karena kebetulan tempat tinggal suami istri ini dekat dengan pelabuhan.

"Di rumahnya saya diberikan akses Wi-Fi untuk menghubungi keluarga karena roaming saya susah sekali. Paginya baru menuju pelabuhan, (sebab feri berangkat pukul 15.00 WIB), saya diajak jalan-jalan dulu. Subhanallah, mereka baik sekali, saya merasakan menemukan pertolongan malaikat yang dikirim untuk saya," ceritanya dengan haru seraya mengucapkan niatnya ke Bengkalis mencari ilmu, utamanya ilmu Pramuka yang diikutinya sejak kecil sehingga telah melekat dengan jiwanya.

"Kepada Pak Teguh dan Mbak Ayu yang telah mengizinkan saya untuk tinggal dan istirahat malam itu, membahagiakan saya. Saya tahu beberapa tempat di Malaka, saya sangat berterima kasih luar biasa, semoga Allah memberikan keberkahan dalam seluruh hidup Mbak Ayu dan keluarga," ungkap sosok yang hanya menjalani hidup apa adanya, Allah memberi takdir apapun diterimanya sangat percaya qada dan qadarnya Allah SWT.

"Saya harus menuntaskan satu jenjang pendidikan Kepramukaan ini yaitu KPL. Allah mentakdirkannya, karena mungkin dulu tahun 2020 saya juga pernah punya cita-cita diantara salah satu tempat yang saya ikuti itu adalah di Riau," kenang Kak Azelin saat dibawa sang suami ke suatu tempat tanpa menyebutkan tempat tersebut dan ternyata sepeda motor yang dibawa suami untuk memboncengnya berhenti tepat di plang nama Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Bengkalis Jalan Assalam.

Hal ini tentu membuat Kak Azelin kaget, haru, entah kalimat syukur apa yang diucapkan, semua secara spontan. Dengan sikap berdiri sempurna, sambil menundukkan kepalanya, Kak Azelin berdoa ingin datang ke Bumi Perkemahan Pawang Perkasa tempat KPL ini berlangsung. Atas diijabahkannya doa Kak Azelin, beliau hadir dalam perjuangan yang beda dari peserta lain, untuk ke Bengkalis, gunakan paspor dari Surabaya, padahal masih satu negara, cuma beda jalannya, "Banyak Jalan Menuju Riau".

"Saya percaya hanya Allah saja yang memperjalankan saya ke sini. Selama ini saya hanya membantu apa yang bisa saya bantu, dengan ilmu, sedikit rezeki mungkin, dengan pikiran dan tenaga saya karena saya bukan orang yang berkecukupan untuk berbagi harta. Dengan tim fasilitator SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana), fasilitas dari Pramuka yang sebelumnya saya ikut kursus dengan fokus dan saya membuat formula-formula tentang edukasi bencana di salah satu sekolah membentuk SPAB yang mengupayakan supaya sekolah tersebut menjadi sekolah yang aman bencana termasuk Gudep (Gugus Depan) aman bencana. Saya membentuk tim, saya undang 20 orang, saya berikan ilmu saya yang saya niatkan sedekah, Alhamdulillah bermanfaat dan tim sudah berjalan. Masing-masing anggota tim yang sudah menjadi fasilitator seperti saya dan bisa berkarya di banyak hal. Saya juga memberikan Bakti kepada adik-adik Pramuka saya misalnya di Saka Wana Bakti atau dimanapun berada yang membutuhkan ilmu yang saya miliki, saya share secara cuma-cuma termasuk Gugus Depan aman bencana. Saya siap diundang ke sekolah-sekolah atau ke Gudep yang memerlukan informasi yang saya lakukan sejak tahun 2019 dan itu tidak berbayar," tutur Kak Azelin bersemangat.

"Ketika kita mencari ilmu, Allah mengirimkan ribuan malaikat untuk menjaga kita. Dan Sebuah ayat yang menjadi prinsip hidup saya apabila kamu berilmu maka derajatmu akan dinaikkan satu tingkat dari sesamamu. Makanya saya tidak berhenti mencari ilmu walaupun (KPL) itu letaknya di Riau, Saya percaya Kwarda Riau akan menyajikan yang terbaik di dalamnya, pelatihan yang pasti akan mengesankan dan saya benar-benar menikmatinya sekarang," ungkapnya dengan nada bergetar.

Ilmu SPAB Gugus Depan didapatkan Kak Azelin adalah atas kerja sama antara Kwartir Nasional (Kwarnas) dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengadakan Pelatihan Gudep Aman Bencana di Kwarda Jawa Timur.

"Saya masuk dalam kegiatan ini kuota dari BP (Brigade Penolong) 13 Kwarda Jawa Timur. Sebagai penerima ilmu secara cuma-cuma dari fasilitas negara, saya diamanahkan untuk mendesiminasikan (menyebarkan informasi) ke seluruh Jawa Timur atau ke seluruh orang yang mau menerima ilmu saya supaya Gudepnya menjadi Gudep yang tangguh sebab kita berkegiatan di Pramuka ini, adik-adik kita anggota Pramuka itu adalah orang-orang atau manusia-manusia atau jiwa-jiwa yang perlu dilindungi keselamatannya dan perlu mendapatkan bekal kesiapsiagaan bencana. Untuk itulah, niat saya, saya ada ilmu saya ingin berbagi kepada yang Gudepnya ingin mendapatkan ilmu tadi. Ada modul untuk Pembina yang isinya Pembina harus bersikap bagaimana, untuk Penegak, Penggalang, untuk Siaga apa yang harus dilakukan dan saya ingin membagikan semua ilmu ini kepada kakak-kakak atau kepada siapapun yang mendengarkan informasi ini," kata Kak Azelin istri dari Sudirman yang punya 3 cahaya mata, Ardiansyah Putra, Mumtaz Amarantine, dan Iman Ahmad Rafisqi ini di akhir wawancara.***

KETERANGAN GAMBAR:
(Kiri-Kanan) Kak Junaidi bidang Humas, Kak Eri Kusuma Pribadi Wakabid Humas Kwarcab Bengkalis bersama istri Faizah dan anak Syifa Kusuma, Kak Kak Benny Ronny Sanggor dari Sigi Sulawesi Tengah, Kak Azelin serta Kak Ekawati,SPd,MPd dari Sigi, Rabu (25/10/2023).

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww