Home > Berita > Umum

Sedikit Kupasan IKM pada Beberapa SD dan SLTP di Bengkalis

Sedikit Kupasan IKM pada Beberapa SD dan SLTP di Bengkalis

Beberapa orang guru, mahasiswa STAIN yang PPL, foto bersama Rafiq dan Putri pelajar SMPN 4 Bengkalis, Jum'at (20/10/2023).

Sabtu, 21 Oktober 2023 00:38 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Untuk mendapatkan informasi tentang penerapan dan pelaksanaan Kurikulum Merdeka di beberapa sekolah SD dan SLTP di Bengkalis, kami akan coba menyajikannya lewat tulisan hasil wawancara yang dikumpulkan dalam beberapa hari ini.

Sebagai informasi awal, Kurikulum Merdeka (KM) ini memberikan kebebasan kepada pendidik atau guru untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik atau siswa. Di sekolah yang dikunjungi, penerapan KM pada sekolah dasar hanya di kelas I dan kelas IV, sedangkan pada jenjang SLTP untuk pelajar kelas VII, namun ada sekolah yang juga.

Agus Malik, Wakil Bidang Kurikulum SMPN 6 Bengkalis mengatakan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Tahun Ajaran 2023/2024 baru diberlakukan untuk pelajar di kelas VII di sekolah mereka mengucapkan syukur.

”Alhamdulillah belum ada kendala yang signifikan, berjalan dengan lancar. Untuk kelas VIII dan kelas IX masih menggunakan Kurikulum 2013 (K13) tetapi dalam assessment-nya kelas VIII dan kelas IX tetap menyesuaikan Kurikulum Merdeka. Sebagai tenaga pendidik, kendala yang kami hadapi dalam hal pemahaman bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka ini. Misalnya kurang memahami mulai dari menyusun modul, menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), kemudian ada istilah KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran) yang masih belum kami pahami sepenuhnya. Dan Alhamdulillah, bagian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dikenal dengan P5 untuk kelas VII sudah berjalan dengan lancar bahkan boleh dikatakan sukses," ungkap Agus Malik yang didampingi Kepala sekolahnya Hj Sakdiah kepada potretnews.com, Selasa (17/10/2023).

Dia menjelaskan, ada sedikit perbedaan antara Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013. Perbedaannya, untuk proses pembelajaran itu ada pengelompokan dengan istilah Pembelajaran Berdiferensiasi, anak yang memang daya tangkapnya agak sedikit lambat dibandingkan yang lain, diberikan perlakuan dan pembelajaran yang khusus, mulai dari pelajaran yang sederhana kemudian kalau sudah paham, meningkat menjadi yang semakin sulit.

”Kemudian untuk antusias anak dalam Kurikulum Merdeka ini mereka terlihat lebih antusias karena cara pembelajarannya mungkin dengan metode yang sedikit berbeda dengan Kurikulum 2013 terutama di P5 tadi," terangnya.

Kepala MTs Annahdhatud Diniyah Pangkalan Batang Barat pula menerangkan, pelaksanaan Kurikulum Merdeka kita sudah mencoba menggunakannya. Kita terapkan dari awal tahun 2023 tetapi untuk SK Penetapan menggunakan Kurikulum Merdeka baru pada Juli 2023 kemarin kita ajukan SKnya dan keluar pada bulan September tahun ini.

”Alhamdulillah, respons guru-guru dan siswa-siswa kita sangat antusias walaupun sebetulnya kita merasa setiap pergantian kepala negara, ganti menteri, berganti kurikulum tetapi karena kita ini namanya pendidik mau tidak mau kita harus beradaptasi dengan perubahan-perubahan apalagi sekarang ini zaman digital, Kurikulum Merdeka memang dipakai untuk mengadaptasi perubahan digital ini. Apalagi semenjak kemarin Covid-19, anak-anak belajar daring (dalam jaringan), kita tahu semua anak memegang HP, kalau cuma guru mengajar di kelas saja, menyampaikan ilmu, kemungkinan kita kalah dengan Google karena kita tahu apa yang ingin anak cari, di Google ada,” ujarnya.

Jadi mengingat seperti itu, imbuh dia, guru kita di lembaga pendidikan harus mengubah cara pandang apalagi Kurikulum Merdeka ini harus berdiferensiasi maksudnya kita harus menampung perbedaan yang ada di madrasah masing-masing. Begitu juga kemampuan kita, apa yang dibutuhkan oleh siswa kita untuk kehidupannya. Mengingat itu, kami walaupun kemarin SK itu belum keluar kita sudah coba membuat P5 yaitu membuat manisan, mengingat kita orang Melayu, manisan itu menjadi suatu kebutuhan apakah di hari raya, pesta pernikahan.

”Alhamdulillah, siswa sangat antusias apa lagi bahan bakunya buah-buahan lokal yang dibawa ke sekolah. Kalau dilihat dari yang sudah kami laksanakan, rasanya siswa lebih bersemangat belajar entahkan karena selama ini mereka bosan karena duduk di kelas mengerjakan tugas, menulis buku segala macam, lewat Kurikulum Merdeka ini mereka praktik dengan mengupas buah, merendam air kapur, dibagi berkelompok, mereka bersemangat, apalagi setelah jadi manisan mereka juga yang makan. Ini di antara sisi positif. Kemudian untuk guru-guru mungkin karena kita baru, guru-guru kita masih juga kewalahan dengan perubahan mengenai perangkat pembelajaran seperti kita ketahui dulu ada KD (Kemampuan Dasar), ada RPP segala macamnya sekarang berubah kondisinya assessmentnya, penilaiannya juga berubah tetapi karena kita tahu pemerintah kita tidak meletakkan sesuatu begitu saja dan diserahkan ke sekolah masing-masing, kan kita diberikan sosialisasi, pelatihan, bimtek. Alhamdulillah, sampai saat ini untuk pelatihan, bimtek baik itu daring ataukah dilaksanakan dalam MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) maupun lainnya tetap jalan. Mungkin tidak sekaligus langsung bagus tetapi alhamdulillah, berangsur-angsur. Kita dari sekolah baik guru maupun siswa, insya Allah sangat-sangat apresiasi dengan Kurikulum Merdeka ini," kata Suhermawati.

Wagiah, guru Kelas IV SDN 17 Bengkalis pula menyebutkan, IKM di kelasnya baru mulai TA 2023/2024. Kendala di antaranya pada RPP dan semua yang mencakup dalam hal (persiapan) ini. Kekurangan fasilitas laboratorium, buku pelajaran juga masih terbatas.

K13 dulu diawali dengan berdoa, sedangkan KM diawali Ice Breaking. Diakui Waqiah, dirinya hingga saat ini masih terus belajar dalam IKM ini. Pernah mengikuti pelatihan tapi secara bergantian dengan teman seprofesi di sekolahnya.

”Sebetolnye sedap KM ini cume kite harus banyak mengambik refrensi. Mengenai P5, kemarin membuat kotak pensil yang diikuti pelajar lebih bergairah. Tepuk konsentrasi jadi alat untuk menguasai peserta didik yang gagal fokus atau mengantuk saat pelajaran berlangsung,"' kata Waqiah, guru bagi 25 murid ini.

Sementara, Maisarah guru satu sekolah Waqiah menghadapi kendala menyusun jadwal untuk mengajar murid kelas satunya. "Dengan KM, anak-anak lebih bersemangat sebab praktek langsung. Menurut saya, KM ini sesuatu yang lebih baik," pungkas Maisarah yang menjadi wali kelas bagi 29 orang muridnya.

Menurut Kepala SDN 18 Bengkalis Kamaruddin pula, dalam menerapkan KM, guru kurang menguasai IT (teknologi) sehingga sebagai jalan keluarnya, gurunya sering mengikuti pelatihan, baik lewat daring maupun tatap muka.

Masleha guru kelas I SDN 18 dengan murid seramai 12 orang pula mengatakan, kalau K13 anak-anak sangat antusias sebab umumnya mereka anak pintar. ”Tapi mungkin KM karena baru mencube menerapkan sedangkan K13 telah lame kite jalankan. Bimtek sekitar 4 kali baik tatap muka maupun online,” tuturnya.

Muhammad Ashraf Khairi pelajar kelas IV SDN 14 Bengkalis yang tengah dipersiapkan sekolah untuk Olimpiade Matematika pula semakin senang dengan cara gurunya mengajar. Mungkin karena faktor pendukung dia yang sering menjadi juara II, pernah ikut latihan Pramuka, dan senang dengan seni budaya menabuh kompang ini.

Rafiq Syahriza kelas VII B di SMPN 4 Bengkalis saat disambangi di sekolahnya, berkata, dengan KM lebih baik, dapat mengetahui yang kita tak tahu. ”Menambah ilmu, misalnya pelajaran Bahasa Indonesia kemarin diajarkan berbalas pantun. SD dulu saat belajo pernah tidur di kelas, kalau di SMP ni belum pernah," kata pelajar di kelas dengan 27 orang murid dan alumni dari SDN 17 Bengkalis dengan 30 orang murid ini.

Putri Anjani Rajaguguk siswi Kelas VII A di sekolah yang sama namun beda kelas dengan Rafiq ini pula bercerita saat menjadi pelajar SDN 14 Bengkalis dulu.

”Temanya misalnya 1 sampai 8 dan diajarkan oleh satu guru kelas, sedangkan di SMP diajarkan oleh guru yang beda, beda mata pelajaran beda gurunya. Guru SMP mengajar rata-rata menggunakan proyektor yang menampilkan foto-foto, visual, maupun video sehingga pelajaran yang saya terima jelas dan tepat. Saya minat main drum dan pernah berlatih main drum saat ibadah anak muda di gereja di Kota Bengkalis. Teman SD saya dulu kalau tak salah 20 orang, teman SMP sekarang 26 orang. Saya suka menyulam gambar buah, daun, dan simpul," terang Putri pula.***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww