Jembatan Usia Belasan Tahun Telah Rusak di Bengkalis

Jembatan Usia Belasan Tahun Telah Rusak di Bengkalis

Salah satu adegan film Kompang Kampung tahun 2015 (atas). Jembatan yang putus kira-kira sepanjang 3 meter, Ahad 6 Juni 2021 (bawah).

Selasa, 08 Juni 2021 10:16 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Perapat Tunggal adalah desa yang berada di ujung Barat Pulau Bengkalis, Provinsi Riau. Berjarak sekitar 17 kilometer dari Kota Bengkalis, desa ini memiliki potensi wisata "Pantai Sesai" dan Taman Wisata" yang belum maksimal.

Inilah salah satu penyebab kurangnya jumlah kunjungan ke destinasi beberapa obyek wisata di desa pemekaran dari Desa Meskom ini. Padahal, "Rembang Petang" dengan "Sunset" berlatar belakang "Togok" rumah para nelayan di pantai nan landai persis pertemuan Selat Bengkalis dan Selat Melaka merupakan moment perburuan para fotografer baik profesional maupun pemula.

Selain "Togok" ada jembatan sepanjang 300 meter membentang lurus ke tengah laut, sayangnya telah uzur dimakan usia sehingga banyak bagian terlihat rusak.

Seorang videografer akan coba bergeser ke titik terbaik sehingga hasil shooting mereka tetap terlihat menawan dengan background "Pompong" nelayan kala air mati, pada 29 hari bulan sampai 3 hari bulan tepatnya kala bulan berbentuk sabit karena para pelaut tadi tidak melaut.

Saat tidak melaut inilah, para nelayan akan "Memakal" pompongnya yang bocor atau mengecat hitam di bagian bawahnya dengan minyak hitam agar bersih dari "Kapang" yang akan membuat rusak lambung pompong mereka.

"Alhamdulillah, kalau ngajukan permohonan atau proposal ghase-ghasenye dah sepuloh taon, daghi zaman desa belum dimekar sampai zaman pj (Penjabat Kades Perapat Tunggal,red) empat taon di Musdes RKPDes desa tu belom beghubah lagi sampai ke zaman saye ni mungkin dah tige taon sengah (3,5 tahun), masalah jembatan nelayan itu yang kite prioritaskan," kata Kepala Desa Perapat Tunggal, Ahmad kepada potretnews.com, Ahad (6/6/2021) siang kemarin dalam dialeg Melayu Pesisirnya.

Diungkapkan Ahmad, kondisi jembatan yang rusak tersebut telah terjadi belasan tahun terakhir. Sepuluh tahun terakhir pernah direhab melalui dana APBD Bengkalis, namun terlihat ada bagian terparah adalah putusnya jembatan tersebut kira-kira sepanjang 3 meter.

"Kalau di Musrenbang Kecamatan Bengkalis, bemacam-macam pantun saye pantunkan dengan oghang DPRD (Kabupaten Bengkalis) tu tapi alhamdulillah belom juge terlaksana. Karene tak ade jalan bawah, kondisinye agak rawan. Apebile kite mengadekan aghi-aghi beso, lombe-lombe, pengunjung tak bisa tughon. Bedighi jembatan pon dihadang sehingge keselesaan pengunjong pon teganggu. Kite mencehah untuk keselamatan mereka sendighi," tambah Kades Ahmad.

Jembatan yang dibangun kala Ahmad masih menjadi Kepala Dusun dulu ada 3 pembangunan, dari dana ADB (Bank Dunia), Provinsi Riau dan dana APBD Kabupaten Bengkalis. "Kalau boleh betambah panjang ye panjang, tapi kalau tak dapat yang ade ni aje dulu lagi bagus. Jangan sampai kate oghang Melayu, yang dikejo tak dapat, yang digendong tecicEi," sebutnya dengan menyebutkan kondisi pantai tadi semakin ke laut sebab endapan tanah maupun Sesai yang terus terjadi sejak belasan tahun kebelakangan ini sehingga jembatan yang dulu 300 meter sekarang hanya sekitar kurang 200 meter karena sisanya telah menjadi daratan.

Peranan jembatan ini bukan hanya penting bagi para nelayan. "Sesuai dengan Instruksi Presiden Jokowi bahwe budaye kearifan lokal di suatu daerah itu peghelu ditingkatkan. Sempene ulang tahun Desa Perapat Tunggal, ade lombe pacu perahu, lombe mancing pantai, kenduri ikan bakar, tarik tambang setiap tahun kami laksanekan. Kemudian yang kedue sudah diputuskan oleh pemerintah pusat ade lagi namenye pesta nelayan yang digelo saat nelayan abis panen udang dengan kegiatan kendughi bubou kacang. Kalau oghang-oghang tue kite dulu balik merawai, anak cucu die dibeghi makan bubou kacang. Jadi, due pesta nelayan ini dilaksanekan diiringi pulak kegiatan Karang Taruna desa kami mengadekan jalan santai dan lainnye juge dilaksanakannya tiap tahun yang semuanya dimulai bulan Juli sampailah akhir tahun," ungkap Kades Ahmad.

Di dua taman tadi, telah beberapa kali dijadikan lokasi shooting film, Musabab Zapin Aki tahun 2009 diperankan Maestro Zapin M Yazid ikut Festival Film Pendek tajaan Dewan Kesenian Riau dan Kompang Kampung tahun 2015 ikut Indonesian Short Film Festival (ISFF) dalam rangka hari jadi SCTV adalah diantara film yang diproduksi sineas ND Juaii M Usna. Mungkin telah ada ribuan video di YouTube tentang Perapat Tunggal ini.

"Kami bersama BPD Desa Perapat tunggal same begeghak menggunekan sedikit dan APBDes untuk tugas kebersihan. Kemudian mohon dukungan dari dinas pariwisata (Disparbupora Kab.Bengkalis), kalau pembangunan fisik melalui dana desa kan terukur terbatas kalau dibantu pariwisata sedikit-sedikit kami dapat melaksanekannye. Insya Allah, ujong taon ni kami akan membuat tige tempat foto selvi yang khas. Pakai Nibung agak tinggi macam tower pengintai. Kemaghin, dibangun perlengkapan tapi dipindahkan pulak ke taman desa ini. Kejesame yang direncanekan untuk meningkatkan pendapatan tapi sebab dipindahkan tadi, saye agak lemah sikEt," tutur Kades Ahmad yang menambahkan bahwa taman di pangkal jembatan adalah bagian Disparbupora dan taman Sesai pula oleh desa.

Andai pariwisata tersebut bagus, Kades Ahmad dan BPD akan membuat Perdes tempat masyarakat berjualan hasil industri, hasil laut dan makanan-makananya yang bangunannya telah siap dibangun. "Sehingge pengunjung itu selEse, ade buah tangan yang dibawak pulang. Kalau diselenggarakan melalui dana desa mungkin due periode pon saye menjabat Kades, belom cukop sebab yang bisa kite anggarkan cume seratus juta, lebihnye untuk keperluan pembangunan wilayah Dusun, RW dan RT," terangnya.

Pantauan awak media ini di lapangan Ahad kemarin, di taman Sesai yang akan dijadikan lokasi shooting Sayembara Video Clip Puisi Sutardji Calzoum Bachri se-Nusantara tahun 2021 ini masih terlihat sampah yang berserakan yang kemungkinan besar dibuang oleh pengunjung, Kades Ahmad mengaku telah berpesan kepada masyarakatnya untuk membuang sampah pada tempatnya. Untuk pengunjung pula telah dibuat iklan berupa tulisan. "Atas informasi ini kami akan lebih menguatkan lagi, mungkin tidak membuat tulisan pade papan biase melainkan pade besi. Antare kedue taman ini harus same-same bagus, kalau taman ini bagus tapi taman (Sesai) sane tidak, tetap dicakap taman Perapat Tunggal, burok. Kami akan cube berbincang dengan dinas pariwisata bagaimane tempat sampah ini ditambah lagi jumlahnye. Kalau pengunjung ghindu taman kami, kami lebih ghindu lagi untuk dikunjungi cume kami tau kekurangan contohnye sajian makanan di sini," pungkas Kades Ahmad di akhir wawancara.

Turut mendampingi Kades Ahmad kala itu, Ketua BPD Nazdi juga kebetulan duduk bersama pencipta lagu Negeri Junjungan SPN Musrial Mustafa, film maker Syafik dan seorang anggota Boeloeh Perindoe.

Sebagai BPD, Nazri bersama anggota tetap mendukung program yang dibuat Kades Ahmad dan aparat. Mereka selalu bermusyawarah untuk penetapan APBDes dalam hal pembangunan desanya. Mereka selalu sinkron dalam pembahasan kearifan lokal untuk dua taman tadi.

Untuk bangunan tempat berjualan yang disebutkan Kades Ahmad tadi yang menggunakan dana BUMDes, belum bisa dibuatkan Perdes karena masih terdapatnya kelemahan diantaranya belum ada infrastruktur belum ada, jalannya belum dibangun tapi baru diukur konsultan dari Dinas Perkim yang kabarnya akan dibangun pada Juli 2021 nanti baru lah akan dibuatkan Perdesnya agar PADes bisa bertambah seperti Pantai Indah Selat Baru Kecamatan Bantan yang menyediakan makanan sotong, udang, lokan dan lainnya.

"Pedagang itu bisa bekerja karena banyaknya pengunjung," ungkap Nazri.

Di taman Sesai yang diberi nama Taman Ikamasata (Ikan, Mangrove dan Wisata) ungkap Nazri lagi belum bisa mengadakan petugas kebersihan dan security sebagaimana petugas di taman yang dikelola Disparbupora karena taman Ikamasata belum lama dibuka. Perubahan anggaran desa akibat wabah Covid-19 juga menjadi alasan spesifik.

"Kalau di kepale kami sudah banyak rencana kedepannye, semua tergantung dana. Harapan kami, tentu ade bantuan baik itu dari provinsi maupun dari pusat. Melalui liputan hari ini yang Bapak lakukan, mungkin oghang luo daghi Kabupaten Bengkalis bisa dengo dan melihat bahwa di Perapat Tunggal ini ade tempat wisatanye. Kite hanye menengok kemajuan desa lain misalnye Mandi Safo, kearifan lokal kite ade sebetolnye cume tinggal menjalankan aje yang tentunye tidak lepas daghi kejesame seluruh masyarakat, pemerintahan desa dan BPDnye. Kalau seandainye BPD teghos becekau (berkelahi,red) dengan kepale desanye, semue itu takkan bisa telaksana. Insya Allah, setiap kami akan melakukan musyawarah, kami internal dulu. Insya Allah, kami akan tetap mendukung program pemerintahan desa sesuai dengan aturan yang ade," terang Nasri dengan tawa ringan.

Sebelumnya, Nazri menyampaikan di jembatan tadi pernah pengunjung yang naik roda dua, terjatuh. Kemudian, agenda desa ini pada 24 Oktober nanti adalah Festival Nelayan, lomba mancing lomba sampan juga lomba makan ikan bakar dan lempeng serta ubi rebus. ***

Kategori : Hukrim, Bengkalis
wwwwww