Bocah 12 Tahun Disiksa Oknum ASN Hanya karena Dicurigai Melempar Batu ke Rumah Pelaku

Bocah 12 Tahun Disiksa Oknum ASN Hanya karena Dicurigai Melempar Batu ke Rumah Pelaku
Selasa, 18 Mei 2021 10:25 WIB

PALEMBANG, POTRETNEWS.com — Sangat keterlaluan apa yang dilakukan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) ini. Dirinya menjadi korban penyiksaan yang tak manusiawi. ASN tersebut melakukan penganiayaan terhadap anak di bawah umur. Korban yang masih berusia 12 tahun dianiaya karena dituding melakukan pelemparan batu ke rumahnya.

Padahal, korban mengaku dirinya tidak melakukan pelemparan tersebut. Tidak butuh waktu lama, Sat Reskrim Unit PPA Polrestabes Palembang berhasil mengamankan tersangka penganiaya bocah di Palembang, Senin (17/5/2021).

Tersangka yang diamankan ternyata bukan seorang dosen. Ia adalah aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di bagian umum sebuah universitas di Palembang, Sumatera Selatan.Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi menjelaskan, polisi langsung mendalami kasus ini setelah ibu korban membuat laporan. Polisi juga langsung mendalami rekaman CCTV penganiayaan yang viral di media sosial.

"Sore tadi amankan pelaku dari kediamannya. Pelaku memang bekerja di universtitas di Palembang, bagian umum," kata Tri Wahyudi.

Dikatakannya, motif pelaku menganiaya karena korban dituding orang yang melakukan pelemparan ke rumahnya.

"Di sana banyak anak kecil bermain batu. Tapi berdasarkan keterangan korban, bukan dia pelakunya." Namun pelaku yang keburu emosi langsung menuduh dan menangkap bocah itu. Selanjutnya tejadi tindak penganiayaan.

Video Viral

Berita sebelumnya, Viral aksi kekerasan yang dilakukan seorang pria kepada MF (12 tahun) siswa kelas 5 SD di Palembang. Akibat kekerasan itu, MF mengalami sejumlah luka diantaranya lebam di dekat mata, bekas cekikan di leher kiri dan kanan serta gusi dan bibir berdarah akibat dibenturkan di tembok oleh pelaku.

"Saya dicekik, diseret, dibanting sama orang itu (pelaku)," kata MF saat ditemui di kediamannya, Sabtu (15/5/2021).

Dikatakan MF, tindak kekerasan itu terjadi di sebuah jalan kecil menuju sekolah dasar swasta tak jauh dari kediamannya dan pelaku. Bermula saat teman-teman MF yang masih menikmati libur lebaran saling bermain lempar batu dan ternyata juga mengenai rumah pelaku.

Teman-teman MF menyebut tidak sengaja melempar batu ke rumah pelaku. Namun anak pelaku rupanya tak terima dan melaporkan peristiwa itu pada ayahnya. Sehingga teman-teman MF langsung lari meninggalkan tempat mereka bermain.

"Saya sendiri waktu itu tidak ada di sana. Saya tidak ikut main lempar batu, apalagi sampai melempar ke rumah orang itu. Saya lagi pulang ke rumah," ujarnya.

Tak lama kemudian, MF kembali bermain dan menemui teman-temannya. Namun saat sedang asyik berkumpul, pelaku yang diduga sudah mencari keberadaan mereka, langsung saja mendekat ke arah gerombolan bocah tersebut.

Menyadari hal itu, teman-teman MF merasa ketakutan dan bergegas lari menghindar. Sedang MF memilih berdiam di tempatnya berdiri sebab tak merasa berbuat kesalahan apapun. Namun ternyata MF malah ditarik dan mengalami tindak kekerasan sebagaimana yang terekam kamera CCTV sekolah.

"Sungguh, saya tidak ikut lempar-lempar batu. Saya lagi di rumah, jadi tidak tahu apa-apa. Makanya saya tidak ikut lari. Tapi malah saya yang ditarik, dicekik dan dibanting," ujarnya.

Rupanya pelaku bukan kali ini saja melakukan tindak kekerasan pada anak-anak. Adik MF ternyata juga pernah mengalami hal serupa oleh perbuatan pelaku. Hal ini diungkap Lina (33) ibu kandung MF.

"Beberapa waktu lalu, anak saya yang lain juga dipukul kepala belakangnya sama orang itu. Saya pernah komplain, tapi orang itu juga marah-marah." "Katanya anak saya yang nakal. Ujung-ujungnya persoalan itu tidak diperpanjang karena saya tidak mau cari ribut. Tapi kali ini tindakannya sudah benar-benar keterlaluan," ucap Lina, melansir Tribunnews.com.

Dikatakan Lina, anak-anaknya masih sangat senang bermain dengan teman-teman seusia mereka. Lina sendiri mengakui dalam permainan, bocah-bocah tersebut juga kerap berbuat kenakalan yang ia nilai masih sesuai dengan usia anak. Namun Lina sangat menyayangkan bila sampai ada orang dewasa yang tega berbuat kekerasan dalam menyikapi kenakalan tersebut. Sebab menurutnya teguran atau keberatan juga bisa disampaikan kepada orang tua bila ada yang tidak suka dengan kenakalan itu.

"Kenapa anak saya harus diperlakukan seperti itu. Tindakannya benar-benar kasar. Intinya saya tidak terima dan tetap membawa kasus ini ke ranah hukum," ujarnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Hukrim
wwwwww