Home > Berita > Umum

Catatan dari Webinar Warisan Khazanah Bangsa: Identitas dan Bagaimana Menjaga di Tengah Arus Globalisasi

Catatan dari Webinar Warisan Khazanah Bangsa: Identitas dan Bagaimana Menjaga di Tengah Arus Globalisasi
Kamis, 25 Maret 2021 08:18 WIB
Widya Paramitha

POTRETNEWS.com — Sejak dahulu antara satu dan yang lain, Indonesia dan Malaysia bahkan negara lainnya telah menjalin komunikasi dimulakan dengan era Kesultanan Melayu. Kesultanan Siak Seri Inderapura masa Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin - Sultan Siak ke 7 (1784-1811 M) telah menjalin komumikasi dengan Kesultanan di Sumatera Timur dan Kesultanan Johor Riau Pahang hingga Semenanjong.

Hal ini diungkapkan pada Sembang Maya (Webinar) tanggal 20 Maret 2021 yang digagas oleh SIAK HERITAGE dan PELINDUNG CAGAR BUDAYA (PCB) SIAK bekerja sama dengan KEMUDI SELANGOR dalam upays menguntai dan mengeratkan kembali Indonesia dan Malaysia.

Sembang maya ini terbagi kepada 3 (tiga) Sesi. YM RAJA ADLEY PARIS (Malaysia) sebagai pembuka Sesi 1 yang bermula pada jam 09.00-10.30 pagi (waktu Indonesia) / 10.00-11.20 tengah hari (waktu Malaysia) membentangkan mengenai Sejarah Kesultanan Perak dan pertalian dengan Kesultanan Siak sejak era Kesultanan Melaka melalui Kerajaan Gasib. Hal ini menjadi penting karena memberikan maklumat baru bahwa benar sejak dahulu kita ada pertalian.

Selain itu, Tuan HASANUDDIN YUSOFF (Malaysia) menegaskan kembali pernyataan oleh YM Raja Adley Paris adanya pertalian/hubungan antara Kesultanan Melayu Siak dengan Kesultanan Selangor dilihat dari tipologi dan jenis meriam seperti motif flora/fauna/motif lain. Sebagai penutup Sesi 1, OK ZULFANI ANHAR (Indonesia) membentangkan ringkas mengenai Kesultanan Melayu di Sumatera Timur melalui sejarah dan gelaran. Hal yang menarik dari penjelasan beliau, Kesultanan Deli juga ada hubungan erat dengan Kesultanan Perak karena adanya perkahwinan 2 puteri YAM Raja Kechil Sulong Perak Raja Harun Al-Rashid (ibni) Almarhum Sultan Idris I dengan Sultan Deli dan Tengku Bendahara Deli. Beliau juga menyebut gelaran Orang Kaya (OK) yang melekat pada dirinya juga tidak dapat sebarang digunakan seperti di tempat lain.

Sesi 2 Sembang Maya ini dimulakan pada jam 02.00-03.30 (waktu Indonesia) 03.00-04.30 (waktu Malaysia), lebih menekankan Generasi Muda dalam memartabatkan Warisan Khazanah Bangsa. AZIZON NURZA (Indonesia), sebagai pembuka pada Sesi 2 memberikan pandangan bahwa Generasi Muda Sebagai Peneraju Bangsa haruslah bersemangat dalam membangun identitas Melayu dengan cara membebaskan diri dari dunia luar dalam membangkitkan semangat Melayu untuk kebanggaan Melayu. Beliau memberikan solusi dalam hal ini yaitu (1) Orang Melayu secara kolektif membenahi pandangan tentang Melayu dengan cara membangun paradigma dengan perspektif tidak sempit (2) Dukungan dari berbagai pihak (3) Aliansi strategis dalam rangka mengembangkan Ilmu Pengetahuan Teknologi, Politik, Ekonomi, Budaya dan lainnya.

Selain itu, Generasi Muda Dalam Seni, Sastra dan Budaya Ke Mana Arah Mereka dikupas ringkas oleh Dekan Fakulti Ilmu Budaya Universiti Lancang Kuning - MUAHAMMAD KAFRAWI (Indonesia). Seni bukan sekedar hiburan semata tetapi juga ada pesan dan makna yang dikandung di dalamnya juga semangat/spirit menebas mitos-mitos yang menjatuhkan Melayu itu sendiri seperti Melayu pemalas, Melayu tak dapat bersatu yang dibuat oleh Penjajah.

Banyak karya-karya seni dari luar bagus dan mesti ditapis diambil baik buang yang buruk. Kekuatan potensi ada pada diri sendiri yang harus digali dan dihargai. Pantun sebagai salah satu karya seni Melayu mempersatukan bangsa serumpun dapat menjadi pembangkit identitas Generasi Muda.

Sebagai penutup Sesi 2 oleh FADZIL AZWAN (Malaysia) menjelaskan mengenai Filosofi dan Adab Destar Alam Melayu.Destar adalah hiasan khas yang digunakan di atas kepala. Banyak juga bangsa lain yang mengunakan kata dengan makna yang sama seperti dastar, deta, desta dan dastaar. Contoh seperti tanjak, tengkolok, getam, justar.Contoh nama-nama destar, tanjak, tengkolok, getam yaitu :

- Bugis Tak Balik

- Sebang Selat

- Anak Gajah Menyusu

- Getam Lantong

- Getam Bertangkai

Dan banyak lagi.

Saat ini, banyak dijumpai tidak dapat membedakan "Tanjak Warisan" dengan "Tanjak Kreasi Baru". Tanjak Warisan dibuat dan diberi nama untuk mengingati suatu peristiwa yang telah berlaku atau sesuatu tujuan pada zaman dahulu, memiliki nilai tinggi karena merekodkan nilai sejarah. Sedangkan Tanjak Kreasi baru dibuat baru dengan nama baru dengan simbolik sesuka hati. Tanjak adalah simbol yang mewakilkan orang Melayu dengan konsep Alif..Ba..Ta yang bermaksud simbol kepada Agama Islam..Bangsa Melayu..Tanah Orang Melayu dengan mengedepankan 3 (tiga) asas yaitu (1)simpul (2)karangan (3)tapak. Dalam belajar membuat tanjak/berguru haruslah mengedepankan adab dan tidak mudah untuk menjadi pengajar karena perlukan waktu mematangkan karangan itu sendiri sehingga tetap kepada jalan yang benar.

Pada Sesi 3 sebagai Sesi Kemuncak dimulakan pada jam 08.00-09.30 malam (waktu Indonesia) / 09.00-10.30 malam (waktu Malaysia).

ZAWAWI JAHYA (Malaysia) membuka dengan pantun :

• Ambil galah mengait bidaraGugur ke paya daun nan layuAwal bismillah menutur bicaraSantun budaya rumpun Melayu

• Dara di tingkap bercincin suasaTingkap berhias kerawang disematPantun diungkap cerminan bangsaLembut berkias bicaranya cermat

• Buluh hiasan tumbuhnya rimbunMari diraut sambil berjamuPantun warisan bangsa serumpunTerpisah dek laut di maya bertemu

• Mari diraut sambil berjamuBerhulu perak pisau belatiTerpisah dek laut di maya bertemuJauh berjarak mesra di hati

• Bersilang dahan teduhan redupHinggap merbah di anjung rumahDemikian Tuhan mengatur hidupDalam musibah hadirnya hikmah

Menurut beliau, pantun memiliki keistimewaan antara lain : (1)Keindahan (2)Etika (3)Kreativiti. Masa mendatang, apakah dapat dijumpai orang berpantun? Apakah pantun menjadi ekslusif? Apakah kosa kata/perbendaharaan kata masih menggunakan unsur alam?

Untuk itu diperlukan langkah-langkah melestarikan pantun antara lain : (1)Melalui pendidikan (2)Memasyarakatkan pantun (3)Membudayakan pantun dalam media-media (4)Menghidupkan kembali semarak berbalas pantun seperti seperti ketika dahulu.

Tidak lupa pula, ZULKARNAIN AL IDRUS (Indonesia) mewakilkan anakjati Siak Seri Inderapura menjelaskan Pantun Era Milenial - Segan Atau Bangga?

Pantun adalah khazanah yang terkenal di bumi Melayu karena bangsa Melayu gemar menggunakan bahasa-bahasa dalam mengungkapkan sesuatu indah dan kata-kata terselubung dengan sugestif. Orang Melayu mesti berpantun karena cara komunikasi yang baik dengan tunjuk ajar dan nilai-nilai luhur dalam masyarakat. Berpantun era milenial, jangan segan karena Generasi Muda Melayu adalah ahli waris yang sah jangan sampai orang luar lebih faham berpantun. Ketika pantun hilang, maka intelektual Melayu pun hilang. Tidak lupa pula beliau menutup Sesi 2 dengan kesimpulan dalam pantun :

• Jikalau berat orang bertenunBukalah tingkap lebar-lebarJikalau lenyap si tukang pantunSunyi senyap bandar yang besar

• Jika siang orang bertenunHari gelap naik ke rumahJika hilang si tukang pantunHabislah lesap petuah amanah

Yang menarik, MARIO ABDILLAH KHAIR SARAGIH (Indonesia), CEO PotretNews, sebagai penutup Sesi 3 dan Sembang Maya  membentangkan Bagaimana Peran Pers Dalam Memartabatkan Pantun Khazanah Bangsa.Sebelum ini, beliau mengawali kegiatan seperti ini pada tanggal 5 September tahun 2007 sebagai penyelenggara dalam acara Peran Media Massa Dalam Kebudayaan Melayu.Hal ini menjadi "tunaikan hajat" media massa ungkapan terima kasih kepada bangsa Melayu dalam kontribusi bahasa Melayu yang kita gunakan saat ini. Selain itu, tahun 2019 POTRETNEWS juga melaksanakan Diskusi Akhir Tahun dengan memulakan hubungan erat Indonesia-Malaysia sebagai salah satu cikal bakal agenda webinar sekarang.Tidak lupa pula beliau menutup Sesi 3 dengan berpantun :

• Sudah lama langsatnya condongBaru sekarang batangnya rebahIndonesia-Malaysia sedara kandongBaru sekarang kita bersurah

• Indonesia-Malaysia bangsa berbudayaBudaya kerana bersopan santunWarisan Khazanah Bangsa sekata seiyaKami sambut dengan berbalas pantun

• Riang ria terbang ke SiantanSiang hari merendang ladaSemangat pantun mesti dikobarkanIndonesia-Malaysia berpisah tiada

Peserta Sembang Maya ini tidak hanya diikuti oleh Indonesia dan Indonesia, tetapi juga lintas benua hingga ke Afrika Selatan. Waridan Khazanah Bangsa merupakan identitas yang harus dijaga dan dijunjung tinggi khususnya Generasi Muda. Kalau bukan mereka, siapa lagi? ***

Kategori : Umum, Riau
wwwwww