Jalani Operasi karena Dikira Idap Kanker Rahim, di Dalam Perut ABG Ini Ternyata Ada Janin Meninggal Ulah Bejat Ayah dan Paman

Jalani Operasi karena Dikira Idap Kanker Rahim, di Dalam Perut ABG Ini Ternyata Ada Janin Meninggal Ulah Bejat Ayah dan Paman

Ilustrasi

Senin, 15 Maret 2021 17:26 WIB

BENTENG, POTRETNEWS.com — Dikira kanker rahim, ternyata ada janin yang sudah meninggal di dalam perut seorang remaja putri usia 16 tahun. Belakangan terungkap fakta bahwa ia diduga dihamili oleh ayah kandung serta pamannya. Ayah kandung berinisial RM (44) malah merusak masa depan anaknya sendiri berinisial H.

Parahnya, akibat perbuatan bejat ayahnya, korban tak menyadari dirinya hamil hingga janin yang dikandungnya meninggal di dalam kandungan. Pihak keluarga malah mengira korban mengidap kanker rahim karena perutnya membesar dan sampai ruang operasi. Disanalah aksi bejat ayah kandung terbongkar karena ternyata perut korban membesar lantaran hamil.

Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), melaporkan ayah kandungnya ke polisi. Setelah didampingi keluarga, korban akhirnya berani melaporkan ayah kandungnya ke polisi pada Sabtu (13/3/2021) lalu, melansir Tribunnews.com.

Ia didampingi oleh kerabatnya dan Petugas Pendamping Anak dari Dinas Sosial Kepulauan Selayar. Humas Polres Kepulauan Selayar, Ipda Hasan, membenarkan adanya laporan tersebut.

"Ya benar, memang ada laporan tersebut. Tapi kita tunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut dan akan kami sampaikan ke teman-teman jika sudah selesai proses pemeriksaanya," jelas Ipda Hasan, Senin (15/3/2021), melansir Tribunnews.com.

Kasus ini mulai terungkap ketika H menjalani operasi di rumah sakit, dengan alasan mengidap kanker rahim hingga perutnya membesar. Namun, setelah menjalani operasi ternyata dirahimnya ditemukan janin yang telah meninggal dunia.

Disinilah baru diketahui, ternyata H yang masih berusia 16 tahun itu hamil, yang diduga akibat perbuatan ayahnya sendiri. Dari informasi yang beredar, H dicabuli oleh ayah kandungnya sejak kelas 4 Sekolah Dasar (SD). H juga menyebut nama lain, yakni pria berinisial KL (48 tahun) yang tak lain merupakan pamannya sendiri. H mengaku tidak berani melaporkan kejadian yang dialaminya itu kepada ibunya. Alasannya, karena diancam oleh ayahnya bakal dibunuh. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Hukrim
wwwwww