Dengar Ledakan Keras di Lokasi Semburan Gas di Ponpes Al-Ikhsan Tenayanraya Pekanbaru, Warga Sekitar Ketakutan hingga Pilih Mengungsi

Dengar Ledakan Keras di Lokasi Semburan Gas di Ponpes Al-Ikhsan Tenayanraya Pekanbaru, Warga Sekitar Ketakutan hingga Pilih Mengungsi
Jum'at, 05 Februari 2021 18:28 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Semburan gas disertai lumpur dan batu di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ikhsan Boarding School di Kelurahan Tuah Negeri Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, membuat warga sekitar ketakutan.

Sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian semburan gas kini mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Salah seorang warga, Tria (56) mengaku mengungsi ke rumah temannya bernama Nurhawani (37) yang berjarak sekitar satu kilometer.

"Saya mengungsi sejak tadi malam. Karena rumah saya dekat dari pesantren, jaraknya sekitar 50 meter," kata Tria saat diwawancarai Kompas.com di lokasi kejadian, Jumat (5/2/2021).

Tria menceritakan, sekitar pukul 19.40 WIB, tiba-tiba ia mendengar suara ledakan keras dari lokasi semburan gas.

Menurutnya, ledakan itu sangat kuat sampai membuat rumahnya bergetar.

Tria kaget dan merasa khawatir, sehingga langsung kabur ke rumah temannya.

"Saya takut dengar ledakan yang sangat kuat seperti mercon besar gitu," kata Tria.

Dia mengungsi sejak tadi malam pukul 20.00 WIB. Sebab, ia khawatir setelah mendengar suara ledakan itu.

Menurutnya, ada beberapa warga lain di sekitar lokasi juga mengungsi.

"Yang mengungsi ada sekitar 10 kepala keluarga (KK)," sebut Tria.

Nurhawani (37), warga lainnya juga mendengar suara ledakan keras meski rumahnya berjarak sekitar satu kilometer.

Mendengar suara ledakan itu, warga keluar dari rumah karena kaget. Warga sudah menduga ledakan itu berasal dari semburan gas.

"Kami kaget dengar ledakan yang sangat kuat. Kami sudah yakin ledakan itu dari semburan gas di pesantren," ujar Nurhawani kepada Kompas.com, Jumat.

Tadi pagi, Tria dan Nurhawani datang lagi ke pesantren untuk melihat kondisi semburan gas.

Betapa kagetnya mereka melihat kondisi bangunan pesantren sudah rusak parah akibat semburan gas disertai lumpur dan batu.

Atap beberapa bangunan sudah roboh sampai ke lantai. Bebatuan berserakkan di halaman dan jalan di kawasan pesantren.

Sedangkan tumpukan lumpur yang disemburkan dari perut bumi sudah mencapai sekitar 5 meter.

"Bangunan pesantren rusak parah karena tertimpa lumpur dan batu dari semburan gas," tutur Nurhawani.

Warga sesak napasSelain membuat takut, warga di sekitar lokasi semburan gas juga mengaku sesak napas.

Menurut Nurhawani dan Tria, warga sesak napas karena semburan gas yang mengeluarkan debu.

"Kami sesak napas dibuatnya tadi malam, karena semburan gas ada debunya," ujar Tria.

Selain itu, warga juga takut gas tersebut mengandung racun.

"Ya, kami khawatinya gas itu beracun," tambah Nurhawani.

Warga berharap semburan gas itu dapat ditangani oleh pemerintah.

"Ya, harapan kita supaya dapat ditangani pemerintah," pungkas Tria.

Awal kejadian

Diberitakan sebelumnya, semburan gas terjadi ketika pembuatan sumur bor di Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School di Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis (4/2/2021), melansir Kompas.com.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pukul 17.00 WIB, bunyi semburan gas begitu kuat bergemuruh.

Sumur bor yang menyemburkan gas itu berada di antara gedung belajar dengan pondok santri.

Semburan gas yang begitu kuat terdengar dari jarak sekitar 300 meter. Semburan gas juga mengeluarkan pasir dan sesekali bebatuan dari perut bumi.

Camat Tenayan Raya Indah Vidya Astuti mengatakan, semburan gas itu terjadi ketika beberapa pekerja sedang melakukan pengeboran sumur bor sekitar pukul 14.00 WIB.

"Pondok pesantren rencananya mau bikin sumur bor. Namun, saat pengeboran pada kedelaman 119 meter tiba-tiba ada semburan gas," kata Indah saat diwawancarai Kompas.com di lokasi kejadian, Kamis.

Dia menyebutkan, awalnya semburan gas tidak begitu kuat. Namun, semakin sore tekanan gas untuk keluar semakin kuat.

Terkait semburan gas itu, Indah mengaku berkoordinasi langsung dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru.

"Kita juga sudah berkoordinasi dengan perusahaan di bidang gas, yaitu PT Kalila. PT Kalila bilang tadi gas ini bisa habis sendiri. Tapi kalau sekarang makin kuat semburannya," kata Indah.

Sementara itu, Danposramil Tenayan Raya, Kodim 0301/Pekanbaru, Peltu Ferry Siburian melakukan pengamanan di lokasi.

Warga tidak diperbolehkan mendekat karena dikhawatirkan gas tersebut mengandung racun.

"Warga tidak boleh mendekat. Karena kita belum tahu kandungan semburan gas itu beracun atau tidak," ujar Ferry kepada Kompas.com, Kamis.

Dia mengatakan, kejadian semburan gas ini sebelumnya juga pernah terjadi. Bahkan, ini kejadian sudah ketiga kalinya.

Kejadian pertama pada awal tahun 2019 lalu, saat ada penggalian pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tenayan Raya (sebelumnya ditulis PLTU Tenayan Raya).

Beberapa waktu setelah itu, semburan gas terjadi lagi saat penggalian pada pembangunan kawasan industri tenayan (KIT) oleh PUPR Pekanbaru.

"Waktu itu didatangkan ahli dan setelah diperiksa gas tidak mengandung racun," sebut Ferry.

Menurut dia, kejadian yang ketiga ini paling besar semburan gasnya dibandingkan kejadian sebelumnya.

Bahkan, semburan gas saat ini juga terlambat.

"Ini paling kuat dan lama. Tapi, nanti gas ini habis sendiri," pungkas Ferry. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Peristiwa, Pekanbaru
wwwwww