Home > Berita > Umum

Warga di 5 Desa Adat Tolak Proyek Tol Sumbar-Riau karena Curiga Ada Maladministrasi

Warga di 5 Desa Adat Tolak Proyek Tol Sumbar-Riau karena Curiga Ada Maladministrasi
Jum'at, 29 Januari 2021 08:16 WIB

PADANG, POTRETNEWS.com — Pembangunan tol Sumatera Barat-Riau yang sudah dimulai sejak 2017 hingga kini terus mengalami sejumlah kendala. Terbaru, masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota juga menolak tol yang dibangun melintas di lima nagari (desa adat) di daerah itu.

Lima nagari itu yakni Nagari Lubuk Batingkok, Koto Tangah Simalanggang, Koto Tinggi Simalanggang, Taeh Baruh dan Nagari Gurun. Perwakilan warga di lima nagari tersebut, Kamis (28/1/2021) kemarin, mendatangi Kantor Ombudsman Sumbar.

Mereka mengadukan nasib lahan produktif dan pemukiman penduduk, yang akan terdampak jika pembangunan proyek Tol Trans Sumatera itu tetap dibangun.

"Kesimpulan kami, dalam proyek ini ada maladministrasi, karena sejak proses pemancangan masyarakat tidak diajak duduk bersama," kata Sekretaris Forum Masyarakat Terdampak Tol, Ezi Fitriana usai pertemuan dengan Ombudsman, Kamis (28/1/2021), Melansir liputan6.com.

Menurutnya proses yang dilakukan selama ini, hanya melihat dari foto satelit saja tanpa tahu bagaimana kondisi di lapangan.

Setelah pemancangan dilakukan oleh pihak-pihak terkait, baru sosialisasi dilakukan kepada masyarakat. Dalam proses sosialisasi tersebut sejak awal masyarakat sudah menolak, jika jalan tol harus melalui lahan di lima nagari ini.

Ezi menyebut, rute ini akan melalui lahan produktif dan pemukiman padat penduduk. Kehadiran tol juga akan merusak sosial budaya, tatanan adat yang telah dipertahankan selama ini.

Pihaknya juga telah menyurati dan membuat berita acara kesepakatan di lima nagari tersebut. Surat bahkan sudah dikirim ke instansi terkait mulai tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.

Hanya saja belum ada respons dari pihak terkait hingga saat ini, dengan alasan bahwa pengerjaan proyek tol masih tahap perencanaan dini, masih jauh lagi dari proses penetapan lokasi.

"Sepengatahuan kami rencana-rencana itu sudah mulai melakukan pemetaan, sudah inventarisir lahan, dan sudah punya target pembebasan lahan," ujarnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Riau
wwwwww