Home > Berita > Umum

Pelajar di Pekanbaru Ikut Demo, Simak Penjelasan Psikolog Ini!

Pelajar di Pekanbaru Ikut Demo, Simak Penjelasan Psikolog Ini!

Ilustrasi/SUARA.com

Sabtu, 10 Oktober 2020 12:38 WIB
Gusti Herniyah

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Demonstrasi menolak diberlakukannya UU Cipta Kerja yang dilakukan ribuan mahasiswa di Pekanbaru, Riau pada Kamis lalu, juga diikuti sejumlah pelajar STM/sederajat.

Fenomena generasi ”putih abu-abu” turun ke jalan mendapat perhatian dari Dosen Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau sekaligus Ahli Psikologi Perkembangan, Alma Yulianti.

Dia mengatakan, usia remaja merupakan usia yang secara fisik, namun aspek emosi, kognitif dan kepribadian masih terus berkembang menuju kematangan, artinya belum matang. ”Remaja akan anarkis lebih kepada perilaku agresi yang muncul akibat menanggapi perubahan yg terjadi di masyarakat. Saya melihat mereka hanya ikut-ikutan, namun tidak disertai dengan pemikiran yang matang. Mengapa? Karena dilakukan secara bersama. Ada eforia yang merasa sudah melakukan ’sesuatu’ terhadap keresahan di masyarakat akhir-akhir ini. Jelas karena ketidakmatangan mereka dalam melihat kejadian. Pada fase remaja, perkembangan kognitif masih berada pada tahap uji coba ’coba-coba ikut demo ah’ tapi tidak disertai dengan keputusan yang matang,” jelas Alma kepada potretnews.com, Jumat (9/10/2020).

Dari kegiatan demo tersebut, kata Alma, selain dapat mengubah psikologi mereka, para pelajar akan melihat lingkungan dengan cara yang berbeda. Begitu juga dengan keluarganya. Ini merupakan bentuk relasi terhadap hal tersebut. Dalam upaya pencapaian identitas diri, imbuh Alma, mereka akan cenderung berperilaku agresi.

”Nah, bila perilaku agresi yang timbul secara berlebihan, ini tentunya harus dihentikan karena dapat merugikan banyak pihak dan mencelakai orang lain maupun masyarakat lain," ujarnya.

Alma menyebut, remaja masuk pada kelompok yang labil dan hanya mengikuti mayoritas. Mereka akan bereaksi terhadap perubahan di masyarakat. Mereka akan mencoba menjadi bagian masyarakat dan harus ikut menyuarakan rakyat.

”Pada fase ini mereka ingin diakui sebagai proses identitas diri remaja. Ingin dilihat dan ingin dianggap. Padahal perkembangan ini masih berlanjut. Jika stimulasi tepat & sehat, tidak masalah,” ujarnya. *1

Kategori : Umum, Riau
wwwwww