Hadiah Umrah dari Wakil Ketua MPR Melayang karena Mahasiswa Tak Bisa Jawab Pertanyaan Hari Bersejarah bagi Warga Riau dan NKRI

Hadiah Umrah dari Wakil Ketua MPR Melayang karena Mahasiswa Tak Bisa Jawab Pertanyaan Hari Bersejarah bagi Warga Riau dan NKRI

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. (KOMPAS.com)

Sabtu, 23 November 2019 12:26 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Ada saja cara Hidayat Nur Wahid berbagi pengetahuan dengan masyarakat. Salah satunya dengan bertanya sekaligus memberi reward.

Hal itu terlihat tatkala saat Wakil Ketua MPR itu memberikan sosialisasi 4 pilar dalam rangka pelantikan pengurus DPW KAMMI Riau dan DPD KAMMI Kota Pekanbaru, Jumat (22/11/2019) di Mona Plaza Hotel.

”Saya ingin bertanya kepada semua hadirin dan adik-adik mahasiswa, tanggal 28 November adalah tanggal bersejarah bagi warga Riau dan NKRI, sejarah apa itu? Coba yang bisa jawab saya kasih hadiah umrah,” kata mantan Presiden PKS dan pernah menjabat Ketua MPR itu.

Setelah menunggu beberapa menit, ternyata tak satu pun peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR bisa menjawabnya. Hidayat Nur Wahid pun langsung menjawab pertanyaannya sendiri.

”Perlu hadirin ketahui, sebagai umat islam dan kaum muda di Riau, kota tidak boleh melupakan sejarah. Salah satunya adalah sumbangsih Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II dalam mendukung kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.

Diceritakan pria yang populer disebut HNW ini, pada 28 November 1945, Sultan Syarif Kasim II mengirimkan kawat kepada Presiden Soekarno terkait dukungan atas kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya mendukung, sultan yang kita banggakan juga mengirimkan materi sebesar 13 juta gulden, yang jika dirupiahkan kira-kira 1,4 triliun, yang saat itu digunakan untuk menggaji PNS.

Kontribusi Sultan Syarif Kasim II itu kata Hidayat, merupakan fakta sejarah yang tidak bisa dihapus, karena dari sanalah bangsa ini bisa berdiri hari ini dan menikmati alam kemerdekaan.

”Orang tua kita, leluhur kita sudah mendudukkan bagaimana kita harus menghargai bangsa ini, dan bagaimana kita punya kewajiban untuk membawa bangsa ini ke depan,” imbuhnya.

Menurut dia, masih banyak lagi seperti Syarif Abdul Hamid Alkadrie bergelar Sultan Hamid II dari Pontianak, perancang lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.

Lalu, ada Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar atau yang lebih dikenal dengan nama H Mutahar, seorang pencipta lagu-lagu perjuangan, dan sang pencetus Mosi Integral, Muhammad Natsir.

Intinya, lanjut HNW, jika antarelemen bangsa yang berbeda-beda saling memahami peran dan kiprah yang sama bagi berdirinya negara Indonesia, maka akan semakin kuat rajutan persatuan bangsa Indonesia, saat ini dan di masa depan.

Untuk generasi muda Islam, dia berpesan agar meneladani tokoh-tokoh dan ulama-ulama Islam yang sangat besar perannya buat bangsa dan negara.

”Kalau mereka saja dengan situasi dan kondisi yang terbatas mampu berperan besar buat negara, apalagi generasi muda Islam sekarang yang didukung era modernisasi dengan berbagai kemudahan seperti teknologi dan sebagainya, semestinya perannya melebihi generasi terdahulu," tandasnya. ***

Berita ini telah terbit di goriau.com dengan judul "Tidak Banyak yang Tahu, 28 November Ternyata Hari Bersejarah bagi Riau dan NKRI"

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Pekanbaru, Umum
wwwwww