Usai Salat Tarawih Aktivis Lingkungan Kamping di Jalan Lingkar Kota Duri Protes Proyek Putus Jalur Gajah

Usai Salat Tarawih Aktivis Lingkungan Kamping di Jalan Lingkar Kota Duri Protes Proyek Putus Jalur Gajah

Gambar hanya ilustrasi. (DETIKCOM)

Senin, 20 Mei 2019 09:25 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Sedikitnya 40 orang aktivis lingkungan kamping di ruas jalan lingkar Kota Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau. Mereka protes jalan lingkar yang akan memutus jalur koridor gajah. Para aktivis tersebut berkumpul Ahad (19/5/2019) malam usai Salat Tarawih. Mereka kumpulan dari berbagai aktivitis lingkungan yang ada di Bengkalis, Kabupaten Kampar dan Kota Dumai.

"Malam ini kami mendirikan tenda di tengah badan jalan lingkar Kota Duri. Ini sebagai bentuk protes atas pembangunan jalan lingkar yang akan memotong kawasan hutan alam," kata Koordinator Rimba Satwa Foundation (RSF), Zulhusni kepada detikcom.

Menurut Husni, sejumlah aktivis yang kumpul malam ini terdiri dari HIPAMI, Serdadu Alam, Tembakul, Sahabat Alam dan Lalang Famuly Adventure. Aksi lanjutan juga akan dilakukan pada Senin (20/5/2019) pagi.

"Kami kumpul malam ini untuk kemping di tengah badan jalan. Besok pagi kami lanjutkan aksi lagi," kata Husni.

Husni menjelaskan, pihaknya melakukan aksi damai ini karena proyek jalan lingkar Kota Duri, akan mengorbankan hutan alam yang tersisa. Hutan alam tersebut berstatus Suaka Margasatwa Balai Raja seluas 250 hektar.

"Jalan lingkar tersebut akan memotong hutan alam yang tersisa dii daerah ini. Kami bukan menolak pembangunan jalan lingkar tersebut, tapi kami minta Pemkab Bengkalis dapat memberikan solusinya untuk mengorbankan hutan alam ini," kata Husni.

Menurut Husni, di Swaka Margasatwa Balai Raja, selama ini sebagai habitat gajah liar. Ada lagi tapir, beruang dan kucing hutan. Sejumlah kamera trap yang dipasang aktivis di kawasan hutan, masih tertangkap sejumlah satwa langka di sana.

"Jaraknya sekarang hanya 100 meter lagi jalan lingkar ini akan menerobos hutan. Ini ancman serius buat satwa yang ada di habitatnya," kata Husni.

Menurut Husni, dengan proyek jalan lingkar ini, sejumlah gajah liar sudah mulai hilang dari habitatnya. Dulu diperkirakan ada 25 ekor gajah liar di kawasan jalan lingkar sebelum dibangun.

”Sekarang hanya tersisa 6 ekor saja. Gajah yang lain sudah keluar dari habitatnya. Inilah yang kami protes ke Pemkab Bengkalis. Harus ada solusi demi penyelamatan satwa langka yang ada saat ini," kata Husni.

Proyek jalan lingkar ini sebelumnya sempat terhenti pada tahun 2015 lalu saat diprotes para aktivis. Namun sejak Maret 2019, proyek jalan lingkar kembali dilanjutkan tanpa memberikan solusi untuk kelangsungan satwa.

"Kalau tidak salah, pembangunan jalan lingkar ini belum mengantongi izin pelepasan kawasan hutan dari KLHK. Kalau proyek ini diteruskan, maka satwa langka, gajah, beruang tapir dan kucing hutan teracam punah di kawasan ini," demikian Husni. ***

Artikel ini telah tayang di detik.com dengan judul "Aktivis di Bengkalis Camping di Jalan Lingkar Protes Proyek Putus Jalur Gajah"

Editor:
Akham Sophian
Kategori : Peristiwa, Bengkalis
wwwwww