Kebakaran Hutan Riau Terjadi di Lahan Konsesi 11 Perusahaan, Lebih Besar dari Hasil Investigasi Walhi

Kebakaran Hutan Riau Terjadi di Lahan Konsesi 11 Perusahaan, Lebih Besar dari Hasil Investigasi Walhi

Warga melintas di jalan yang berkabut asap pekat dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kota Dumai, Dumai. Riau, Sabtu (23/2/2019)/ANTARA.

Jum'at, 08 Maret 2019 15:51 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau sepanjang 2019 ini ternyata terjadi di lahan konsesi milik 11 perusahaan. Jumlah ini lebih besar dari hasil yang didapat dari investigasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) yang hanya sebanyak sembilan perusahaan.

”Jika melihat dari pemilik izin atau konsesi, telah teridentifikasi beberapa nama perusahaan dengan jumlah hotspot (titik panas) besar," kata sumber Tempo di salah satu kementerian terkait kepada Tempo di Jakarta, Jumat (8/3/2019).

Sebelumnya, kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Riau yang terjadi sejak Januari hingga Februari 2019 ini terus meluas hingga mencapai 1.136 hektare. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, pada 26 Februari 2019 mengatakan titik-titik api terdeteksi di pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir hingga Indragiri Hilir.

Sehari kemudian, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Raffles B. Panjaitan mengatakan kebakaran lahan di Riau kebanyakan akibat unsur kesengajaan membuka lahan perkebunan kelapa sawit.

”Kami melihat lahan memang (sengaja dibakar) untuk ekspansi. Terkait hal ini kami sudah koordinasikan dengan penegak hukum," kata Raffles di Pekanbaru, Riau.

Di saat yang bersamaan, Walhi Riau menemukan titik panas kebakaran hutan ternyata tidak hanya muncul di lahan masyarakat, tapi juga di lahan konsesi milik sembilan perusahaan. Titik panas di lahan konsesi milik 9 perusahaan ini mencapai 62 titik. ***

Artikel ini telah tayang di tempo.co dengan judul "Kebakaran Hutan Riau Terjadi di Lahan Konsesi 11 Perusahaan"

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Lingkungan, Riau
wwwwww