Home > Berita > Dumai

Kabut Asap akibat Kebakaran Hutan Makin Parah; Sudah Sebulan Warga Dumai Hirup Udara Kotor, Bayi Mulai Diungsikan

Kabut Asap akibat Kebakaran Hutan Makin Parah; Sudah Sebulan Warga Dumai Hirup Udara Kotor, Bayi Mulai Diungsikan

Gambar hanya ilustrasi, tidak terkait dengan berita. Foto ini tatkala kabut asap beberapa tahun lalu.

Rabu, 27 Februari 2019 10:39 WIB
DUMAI, POTRETNEWS.com - Warga Kota Dumai, Riau dikepung asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Pekatnya asap membuat sejumlah warga mulai terganggu kesehatannya. Dilansir dari Antara, bau asap pekat karhutla sudah tercium sejak dini hari hingga pagi. Kejadian seperti ini menurut warga sudah terjadi sejak sebulan terakhir.

Seorang warga Dumai, Hasan menyebut wilayahnya seperti daerah pertemuan asap karhutla di Riau.

"Dapat kiriman asap dari kebakaran di Bengkalis, Rohil (Rokan Hilir), ditambah lagi ada kebakaran lahan juga di Dumai," kata Hasan (32), Rabu (27/2).

Hasan mengatakan asap terasa sangat pekat pada malam hari hingga siang sekira pukul 11.00 WIB.

Pekatnya asap membuat jarak pandang terganggu. Warga juga harus mengenakan masker jika beraktivitas di luar rumah.

Warga Dumai lain, Hams mengaku pekatnya asap karhutla membuat anaknya sakit. Agar kesehatan anaknya tak terus memburuk, Hams memilih menitipkan anaknya di rumah keluarganya di Pekanbaru.

"Anak saya sakit, ingusnya keluar terus. Terpaksa dipindahkan sementara ke Pekanbaru," katanya.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyebut, kebakaran lahan dan hutan yang terjadi sejak Januari hingga Februari 2019 sudah mencakup area dengan luas 1.136 hektar lebih.

Wilayah terparah adalah Kabupaten Bengkalis dengan area yang terbakar mencapai 817 hektar.

Selanjutnya Rokan Hilir tercatat 132 hektar, Dumai 60 hektar, Indragiri Hilir 38 hektar, Siak 30 hektar, Kampar 15 hektar, Pekanbaru 21,01 hektar, dan Meranti 20,4 hektar.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger kemarin mengatakan jumlah lahan yang terbakar bertambah lebih dari 150 hektar dalam kurun waktu kurang dari 48 jam terakhir.

"Titik-titik api masih cukup banyak terdeteksi di pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir hingga Indragiri Hilir," kata Edwar, Selasa (26/2/2019) di Pekanbaru.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru pada Rabu angin masih berhembus dari arah Timur ke Timur Laut dengan kecepatan 10-27 km/jam. Dengan kondisi demikian, Dumai berisiko menerima kiriman asap dari daerah tetangga yang mengalami kebakaran lahan dan hutan.

Sementara itu, citra satelit Terra Aqua pada pukul 06.00 WIB menunjukkan adanya 39 titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau.

Titik panas tersebar di Bengkalis (6), Indragiri Hilir (1), Kepulauan Meranti (1), Pelalawan (5), Rokan Hilir (6), Rokan Hulu (1), Siak (3), dan Dumai (16).

Di antara titik-titik panas itu, ada 20 yang dipastikan merupakan titik api, tersebar di Bengkalis (5), Dumai (7), Pelalawan (3), Rokan Hilir (3) dan Siak (2). (s

Artikel ini telah tayang di CNNIndonesia.com dengan judul "Derita Warga Dumai Dikepung Asap Pekat Karhutla Riau"

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Dumai, Lingkungan
wwwwww