Orang Miskin di Kuantan Singingi Merasa Jatah Telor BPNT ”Dipangkas”

Orang Miskin di Kuantan Singingi Merasa Jatah Telor BPNT ”Dipangkas”

Gambar hanya ilustrasi. (sumber: internet)

Senin, 03 Desember 2018 19:33 WIB
TELUKKUANTAN, POTRETNEWS.com - Masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing) yang menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) merasa keberatan dengan berkurangnya produk yang mereka terima. Menurut sumber media yang tak ingin disebutkan namanya, setiap dari mereka memiliki saldo Rp110 ribu di rekening. Setelah digesek di e-waring, mereka hanya menerima 5 kg beras dan 24 butir telor ayam.

”Padahal, dalam sosialisasinya, kami mendapat 5 Kg beras dan satu papan telor ayam. Sekarang yang kami terima berkurang 5 sampai 6 butir,” kata perempuan ini, Senin (3/12/2018).

Dia merasa curiga dengan bantuan yang diberikan pemerintah tersebut. Sebab, beras yang disalurkan senilai Rp11 ribu per Kg-nya. Sedangkan, harga telur di pasaran tidak sampai Rp50 ribu per papan. ”Jadi, nilai dari bantuan yang kami terima hanya sekitar Rp100 ribu. Lantas, Rp10 ribunya kemana?" ujar wanita Hulu Kuantan ini.

Ada juga, perangkat desa langsung membuka warung dadakan karena adanya bantuan ini.

Menanggapi hal ini, Plt Kepala Dinas Sosial Kuansing Napisman menyatakan BPNT yang diterima masyarakat senilai Rp110 ribu. Tentu, pihak warung menghitung berapa yang bisa mereka jual dengan harga Rp110 ribu tersebut.

”Setiap daerah, tentu tidak sama harganya. Antara Sikijang dan Telukkuantan sangat berbeda, tergantung pasaran daerah masing-masing" ujar Napisman.

Pada saat launching 22 November di Pangean, lanjut Napisman, harga telor sedang mahal. Karena itu, satu papan hanya berisi 25 butir.

"Kalau ada warung yang mahal dan murah, maka akan berlaku hukum pasar. Tentunya, hal itu akan berdampak pada warung tersebut. Masyarakat bisa mencairkan bantuan di warung mana saja. Tidak mesti di warung A atau warung B, tapi bisa di warung mana saja," papar Napisman.

Lantas, bagaimana Dinas Sosial memastikan bantuan sesuai dengan besaran anggaran? Napisman menjawab bahwa ada TKSK setiap kecamatan yang memantau setiap penyaluran BPNT. "Kita lakukan pemantauan dan pengawasan secara berkala. Kita awasi kualitas produk. Kalau seandainya kurang, maka akan kita beri sanksi," tegas Napisman. ***

Tulisan ini sudah tayang di GoRiau.com dengan judul Orang Miskin Kuansing Merasa Jatah Telor BPNT 'Dipangkas'

Editor:
Akham Sophian

wwwwww