Home > Berita > Umum

Buaya Tewaskan Warga di Kepulauan Meranti, Begini Cara Hindari Serangannya

Buaya Tewaskan Warga di Kepulauan Meranti, Begini Cara Hindari Serangannya

Ilustrasi buaya. (foto: internetl)

Kamis, 01 November 2018 14:45 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Warga di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau tewas setelah diserang buaya. Di Pekanbaru, buaya juga muncul, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau meminta warga untuk tidak mencuci piring bekas ikan atau daging di sungai. ”Kami melakukan langkah pemantauan habitat dan sebaran buaya serta langkah pengamanan secara terukur, bila mana keberadaannya menyebabkan keresahan warga," Kata Kepala Wilayah BKSDA I , Riau, Mulyo Hutomo, Kamis (1/11/2018).

Hutomo meminta warga berhati-hati dan waspada beraktivitas di sungai yang ada buayanya. Langkah yang harus dihindari, di antaranya, tidak mencuci ikan atau ayam secara langsung di sungai yang ada buayanya.

”Tidak mencuci peralatan masak yang banyak makanan sisa mengandung bau ikan langsung ke tepi sungai. Karena buaya mencium aroma amis ikan bekas masakan," sebut Hutomo, dilansir potretnews.com dari detikcom.

Selanjutnya, selalu berada di atas perahu tidak akan menyebabkan serangan buaya.

"Tidak membuang bahan beracun, melukai buaya, karena dapat menyebabkan satwa liar menjadi sensitif terhadap gerakan-gerakan di sekitarnya," kata Hutomo.

Sebaran buaya di Riau berada di empat sungai besar utama. Ada sungai Rokan, sungai Siak, sungai Kampar dan sungai Indragiri.

”Secara umum ada dua jenis buaya mendiami sungai tersebut. Pertama jenis buaya muara (crocosylus porosus) dan buaya senyulong (tomistima sp)," papar Hutomo.

Buaya muara dengan moncong pendek, kata Hutomo, akan hidup dan berkembang lebih optimun pada muara sungai. ”Semakin ke hulu populasinya semakin kecil, tetapi dominasi wilayah sebaran akan dikuasai buaya senyulong," ucap Hutomo.

Secara alami, kata Hutomo, sungai besar di Riau habitat atau tempat hidup kedua jenis buaya tersebut.

"Dalam pantauan kami, serangan buaya terjadi secara insidentil, biasanya karena masyarakat tidak menyadari wilayah perairan tersebut habitat buaya," demikian penjelasan Hutomo. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Meranti
wwwwww