Home > Berita > Riau

Ini Profil Proyek PLTU Riau-1 yang ”Menyengat” Idrus Marham

Ini Profil Proyek PLTU Riau-1 yang ”Menyengat” Idrus Marham

Gambar hanya ilustrasi, tidak terkait dengan berita. (sumber: kompas)

Jum'at, 24 Agustus 2018 16:29 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Idrus Marham mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Sosial. Langkah tersebut terkait dengan pengembangan kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1 yang tengah ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Proyek listrik mulut tambang dengan kapasitas 2x300 megawatt (MW) itu rencananya akan dikerjakan oleh konsorsium yang dipimpin PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Indonesia Power bersama PT PLN Batubara (PLN BB), dua anak usaha PT PLN (Persero).

Konsorsium kemudian menggandeng Blackgold Group (Singapura) dan dan China Huadian Engineering Co., Ltd (China) lewat penunjukkan langsung.

Berdasarkan keterangan Blackgold yang dilansir potretnews.com dari iNews.id, Jumat (24/8/2018), dalam skema konsorsium itu, Blackgold akan berperan sebagai operator tambang dan China Huadian bertugas mencari pembiayaan.

Sementara PJB dan PLN BB memastikan suplai batu bara ke PLN sesuai kontrak kerja sama pembelian jual beli listrik (power purchasing agreement/PPA).

Pada 23 Januari 2018, konsorsium menerima Letter of Intent (LoI) sebagai sinyal untuk mendapatkan kontrak PPA dari PLN. Saat ini, konsorsium tengah memproses untuk mendapatkannya dengan memenuhi berbagai persyaratan, terutama pembentukan perusahaan patungan (joint venture) yang terdiri dari anggota konsorsium.

Dalam rapat umum pemegang saham yang digelar April 2018, Blackgold menargetkan konsorsium bisa menjual listrik dari PLTU Riau-1 kepada PLN dalam jangka waktu antara 20 hingga 30 tahun ke depan. Tak hanya itu, perusahaan juga mengincar penjualan batu bara ke BUMN listrik untuk jangka waktu 30 tahun ke depan.

Proyek PLTU Riau-1 merupakan bagian dari program listrik 35.000 megawatt dan masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2017. Proyek yang diestimasi akan menghabiskan dana hingga 900 juta dolar AS itu rencananya akan beroperasi pada 2020.

Blackgold Group yang listing di Singapura beroperasi di Indonesia lewat cucu usaha PT Samantaka Batubara (SB). Perusahaan ini fokus menggarap tambang batu bara di Riau. Di wilayah tersebut, SB mempunyai area konsesi hingga 15.000 hektare dengan cadangan batu bara lebih dari 500 juta ton.

Blackgold membantah terlibat dalam kasus dugaan suap yang menjerat Idrus. Johannes Budisutrisno Kotjo yang ditangkap karena berperan memberikan suap disebut merupakan salah satu pemegang saham Blackgold dianggap sudah tidak lagi bekerja sama dengan perusahaan. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Riau, Hukrim
wwwwww