Home > Berita > Riau

Sebanyak 2,7 Juta Hektar Hilang dalam Kurun Waktu Enam Tahun, Greenpeace Minta Pemerintah Lindungi Gambut secara Total

Sebanyak 2,7 Juta Hektar Hilang dalam Kurun Waktu Enam Tahun, Greenpeace Minta Pemerintah Lindungi Gambut secara Total

Ilustrasi.

Rabu, 13 September 2017 11:24 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Greenpeace Indonesia meminta pemerintah untuk melindungi hutan dan lahan gambut secara total dengan menjalankan tata kelola sumber daya alam hingga melaksanakan penegakan hukum. "Kehadiran lahan gambut di Indonesia semakin terancam oleh kehadiran para pelaku industri. Karenanya yang masih tersisa harus benar-benar dijaga," kata juru kampanye hutan Greenpeace Indonesia Annisa Rahmawati di Jakarta, Selasa (12/9/2017).

Menurut dia, usaha pemerintah harus lebih keras dalam melindungi hutan dan lahan gambut, termasuk memastikan dan mengevaluasi efektivitas pelaksanaan moratorium yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penundaan dan Penyempurnaan Tata Kelola Pemberian Izin Baru Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut.

Lebih lanjut Annisa mengatakan bahwa sejauh ini belum ada hasil evaluasi pelaksanaan moratorium sejak 2011 oleh Pemerintah yang resmi, yang diterbitkan untuk publik.

Evaluasi, menurut dia, justru datang dari sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menemukan setidaknya 2,7 juta hektar (ha) hutan primer dan gambut hilang selama kurun waktu 6 tahun pelaksanaannya.

Annisa mengatakan bahwa salah satu lansekap yang harus dipertahankan adalah ekosistem gambut Sungai Putri, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, seluas 57.000 ha yang kini terancam aktivitas bisnis.

Aktivis perempuan dan HAM debtWatch Indonesia Arimbi Heroepoetri mengatakan kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan tidak kecil.

"Kita tidak boleh melupakan korban akibat kebakaran lahan dan krisis asap yang selalu berulang, yakni puluhan orang yang meninggal dan ratusan ribu orang yang terpapar asap berbahaya. Ini pelanggaran HAM, terutama hak atas hidup dan atas lingkungan bersih dan sehat," tegas Arimbi, dilansir potretnews.com dari antaranews.com.

Kerugian lainnya yakni hilangnya keanekaragaman hayati, salah satunya berkurangnya populasi satwa endemik seperti yang disebut dalam laporan Population and Habitat Viability Assesment (PHVA) Orangutan Indonesia 2016.

Kepadatan populasi orangutan di daratan Kalimantan (termasuk Sabah dan Sarawak) menurun dari 0,45-0,76 individu per kilometer persegi (km2) menjadi 0,13-0,47 individu per km2. "Kerusakan habitat menjadi penyebab utama berkurangnya populasi orangutan," ujar dia. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Riau, Umum, Lingkungan
wwwwww