Home > Berita > Riau

Berdiri Sejak 1905, Mesjid Ar Rahmat di Desa Tanjung Kampar Tetap Kokoh dan Megah

Berdiri Sejak 1905, Mesjid Ar Rahmat di Desa Tanjung Kampar Tetap Kokoh dan Megah

Mesjid Ar Rahmat yang sudah berusia ratusan tahun yang terletak di Perkampungan Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Sabtu, 01 Juli 2017 12:01 WIB
BANGKINANG, POTRETNEWS.com - Mesjid Ar Rahmat atau yang dikenal warga Tanjung ”Mesjid Usang” diperkirakan sudah berdiri sejak tahun 1905. Masjid ini berada di tengah perkampungan Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kampar, Riau. Dari pengakuan salah seorang ninik mamak Desa Tanjung, Mesjid Ar Rahmat memang salah satu mesjid yang tertua di Kabupaten Kampar maupun di Provinsi Riau.

Seorang nenek yang berhasil ditemui di desa tersebut bernama nenek Yumin yang sudah berusia 80 tahun mengungkapkan, saat ia masih kecil, saat berusia sekira 6 tahun, masjid itu sudah ada. Dulunya mesjid itu terbuat dari kayu beratap daun dan kini telah berganti dengan atap seng. Diperkirakan masjid itu dibangun pada tahun 1905 silam, saat itu Belanda masih menjajah Indonesia.

"Kalau tidak salah masjid itu ketika saya masih umur 6 tahun itu juga sudah ada, berarti lebih ratusan tahun lah umurnya mesjid itu. Saya saja umurnya sudah 80 tahun," kata nenek Yumin, dilansir potretnews.com dari GoRiau.com.

Media terus mencari tahu dengan menanyakan kepada masyarakat Desa Tanjung, namun tidak ada satupun masyarakat Tanjung yang mengetahui secara pasti kapan masjid itu mulai dibangun. Namun banyak masyarakat Tanjung yang memperkirakan Mesjid Ar Rahmat dibangun sekitar tahun 1905.

Dari pengakuan Idriansyah, lelaki berusia 52 tahun ini, warga Desa Tanjung menyebutkan ketika ia masih kecil Mesjid Ar Rahmat masih dikerumuti semak belukar, namun tetap dipakai ketika itu.

Memang kalau dilihat dari fisiknya, jelas sekali arsitektur masjid masih bernuansa kuno. Meski terbuat dari papan dan kayu, namun masih awet. Terlihat sekali kayu bangunan masjid menggunakan kayu alam berkualitas tinggi.

Dari penuturan warga, Mesjid Ar Rahmat selain sebagai tempat ibadah juga masih digunakan sebagai tempat anak-anak mengaji. Selain itu, Masjid ini ternyata juga memiliki fungsi lain, sejak zaman dulu hingga sekarang, karena sering dijadikan sebagai tempat perundingan berbagai permasalahan adat istiadat Desa Tanjung.

Mantan ninik mamak Tanjung, Mangkuto Kri menyebutkan, Masjid Ar-Rahmat memang dari dulu tempat perundingan adat istiadat Desa Tanjung. Di masjid ini pula tempat perundingan untuk mencari petugas khatib untuk khutbah Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha.

"Iya, dari dulu hingga sekarang memang Masjid Ar Rahmat tempat berundingnya para pemuka Adat Desa Tanjung, seperti menyelesaikan masalah adat, mencari khatib, itu diadakan setiap tahun pada malam 27 Ramadhan," sebut kakek berusia 77 tahun ini.

Sementara itu Sutomi Kepala Desa Tanjung menambahkan, setiap acara halalbihalal kalau ada kedatangan tamu seperti gubernur, bupati maupun pejabat lainnya selalu disambut di Mesjid Ar Rahmat, lalu baru diarak iring menuju Balai Adat Desa Tanjung. ***

Editor:
Farid Mansyur

Kategori : Riau, Kampar, Umum
wwwwww