Home > Berita > Riau

Tiga Tahun Kosong, Bangunan Ruko di Jalan Hang Tuah Pekanbaru Terasa Angker karena seperti Rumah Hantu

Tiga Tahun Kosong, Bangunan Ruko di Jalan Hang Tuah Pekanbaru Terasa Angker karena seperti Rumah Hantu

Ilustrasi. (foto: pixabay.com)

Kamis, 01 Juni 2017 10:46 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Sebagai Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru semakin terlihat ramai dengan pembangunan berbagai bangunan rumah toko (ruko). Hanya saja sejak dibangun, ruko tersebut terlihat masih kosong. Kondisi ini telah berlangsung sejak tiga tahun terakhir. Pantauan media, deretan ruko itu terdapat di sepanjang Jalan Hang Tuah ujung. Baik sisi kiri dan kanan jalan. Dari puluhan deretan ruko tersebut hanya beberapa saja yang diisi.

Sisanya kosong dan tak terawat. Rumput liar tembus disela-sela paping block. Lumut pun mulai tumbuh. Cat dinding terlihat merekah-rekah. Dari satu jalur saja di Jalan Hang Tuah itu, ratusan ruko kosong sudah terlihat. Itu sebagai contoh dari ribuah ruko-ruko kosong yang bertahun-tahun tanpa penghuni di Pekanbaru. Kadang terlihat mengerikan karena tanpa penerangan.

Posisinya yang berada di tepi jalan utama tak serta merta membuat ruko dua hingga tiga lantai itu dilirik pelaku usaha. Dari informasi warga setempat, Yeni, kekosongan bahkan sudah mencapai lebih dari tiga tahun. Wajar jika kesan angker terlihat oleh warga yang melintas.

"Seingat saya sudah lama. Mungkin dari tiga tahun lalu. Atau mungkin lebih. Kurang tahu juga siapa yang punya. Tapi kadang ada yang bersih-bersih," ujar warga Kelurahan Rejosari tersebut, dilansir potretnews.com dari jawapos.com.

Kondisi serupa juga banyak terlihat di titik lain di Kota Pekanbaru. Tatkala jalan baru dibuka, di situlah ruko bermunculan. Meski begitu, kekosongan tetap saja terjadii dalam waktu yang lama.

Menanggapinya, Pengamat Perkotaan, Mardianto Manan mengatakan bahwa memang ruko menjadi bangunan yang banyak dibangun akhir-akhir ini.

Masalah kekosongan, dinilainya karena peminat atau investor yang masih belum banyak atau hanya masalah waktu. "Biasanya kalau lokasinya strategis, ruko laris-manis. Tapi ini sebenarnya masalah pemikiran masyarakat atau pemilik lahan. Seperti trend. Mereka berpikir jika ada lahan di tepi jalan, potensial untuk investasi ruko. Sehingga semua berloma lomba membangun ruko," ujarnya.

Kekosongan tersebut juga cukup disayangkan. Karena jika ruko diisi dan digunakan untuk membuka usaha, maka kucuran pendapatan asli daerah (PAD) mengalir ke pemerintah. Peluang PAD dipaparkan Mardianto mulai dari izin mendirikan bangunan (IMB), izin membuka usaha, izin penempatan, bahkan kalau usahanya sudah maju dan berjalan, potensi PAD bisa datang dari tiap barang yang dijual tersebut.

Bayangkan saja, jika ruko-ruko kosong tersebut terisi. Tentu PAD untuk daerah juga sudah mengalir deras. Di sisi lain, ia menilai bahwa selama ini pembiaran pemerintah juga terjadi terkait pembangunan ruko. Dengan mudah siapa saja bisa mendirikannya di lahan milik mereka. ***

Editor:
Hanafi Adrian

Kategori : Riau, Pekanbaru, Umum
wwwwww