Tahun 2018 Politeknik Khusus Minyak Sawit Dibangun di Kawasan Industri Dumai

Tahun 2018 Politeknik Khusus Minyak Sawit Dibangun di Kawasan Industri Dumai

Ilustrasi.

Minggu, 19 Maret 2017 12:39 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar memastikan, unit-unit pendidikan di lingkungan Kemenperin selama ini telah menerapkan sistem pembelajaran yang berbasis kompetensi. Para lulusannya hampir semua terserap di dunia kerja. ”Kami sudah teruji dan terbukti. Makanya kami mendapatkan tugas dari Bapak Presiden untuk menjadi role model dalam pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match dengan industri,” tuturnya Jumat (17/3/2017), dilansir potretnews.com dari pojoksatu.id.

Hal senada disampaikan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri, Mujiyono, bahwa seluruh SMK di bawah binaan Kemenperin memiliki spesialisasi, berbasis kompetensi serta link and match dengan industri. Selain itu, didukung dengan sarana dan prasarana yang lengkap dan modern. “Misalnya, ada ruang workshop, laboratorium dan pabrik mini atau teaching factory,” ujarnya.

Saat ini, Kemenperin memiliki sembilan SMK, antara lain di Banda Aceh dengan spesialisasi pengolahan produk berbasis kelapa sawit, Bandar Lampung spesialisasi pengolahan karet dan singkong, Yogyakarta spesialisasi proses produksi minyak atsiri, Pontianak spesialisasi teknik mesin dan kimia, serta Makassar spesialisasi pengolahan kakao. ”Semua SMK kami tersertifikasi kompetensi, bahkan sudah ada yang go international,” ungkap Mujiyono.

Kemudian, terdapat sembilan Politeknik dan satu Akademi Komunitas dengan beragam spesialisasi pendidikan, di antaranya berbasis teknologi industri pangan, komponen kendaraan, kimia, produk kulit, tekstil, dan pengolahan logam.

”Di Politeknik STTT Bandung akan dibuka program S2 untuk tekstil. Tahun ini akan dibangun Politeknik khusus furniture di Kendal, Jawa tengah dan Akademi Komunitas Industri Logam di Bantaeng, Sulawesi Selatan,” imbuhnya.

Menurut Mujiyono, ke depannya, Politeknik dan Akademi Komunitas akan didirikan mendekati kawasan industri karena untuk memudahkan proses penyerapan tenaga kerjanya.

”Kami juga mengembangkan spesialisasinya sesuai kawasan industri tersebut. Misalnya, tahun 2018, Politeknik khusus minyak sawit akan dibangun di kawasan industri Dumai, Riau dan Politeknik khusus baja di kawasan industri Batulicin, Kalimantan Selatan,” sebutnya.

Lebih lanjut, Kemenperin melaksanakan program Diklat 3in1 (pelatihan-sertifikasi-penempatan kerja) di seluruh Balai Diklatnya. Periode tahun 2014-2016, jumlah lulusannya sebanyak 37.334 orang. Pada 2017, ditargetkan sebanyak 22 ribu tenaga kerja kompeten dapat disediakan melalui program diklat dengan sistem 3in1 tersebut.

Mujiyono juga menjelaskan, Kemenperin telah meluncurkan Program Pendidikan Vokasi Industri (link and match SMK dengan industri) Wilayah Provinsi Jawa Timur.

Langkah ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia. Dalam Inpres tersebut, tugas Kemenperin, antara lain memfasilitasi program praktek kerja lapangan dan pemagangan industri.

Pada tahap pertama, di peluncuran program pendidikan vokasi industri tersebut, telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara 49 perusahaan industri dengan 234 SMK di Provinsi Jawa Timur. Hingga tahun 2019, sasarannya adalah sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri.

Pada bulan Maret 2017, akan diluncurkan kembali program pendidikan vokasi industri untuk wilayah jawa Tengah dan DI. Yogyakarta. Ditargetkan, akan dilakukan kerja sama antara 250 SMK dengan 50 industri. ”Minimal satu industri dapat menggandeng lima SMK,” kata Mujiyono. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Peristiwa, Umum, Dumai, Riau
wwwwww