Akibat Banjir, Guru di Desa Kuntu Kabupaten Kampar Harus Tempuh 2,5 Jam untuk Bisa Pulang ke Rumah

Akibat Banjir, Guru di Desa Kuntu Kabupaten Kampar Harus Tempuh 2,5 Jam untuk Bisa Pulang ke Rumah

Ilustrasi/Banjir yang melanda wilayah di Riau.

Kamis, 02 Maret 2017 12:58 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Sejumlah lokasi di Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau banjir sejak kemarin, Selasa (28/2/2017). Banjir terjadi dibeberapa lokasi seperti Tanjungbelit, Gema, Kuntu, Kuntudarussalam, Subayang dan beberapa lokasi lainnya di sepanjang daerah aliran Sungai Subayang di Kampar Kiri Hulu. Sejumlah warga seperti diberitakan tribunpekanbaru.com yang dilansir potretnews.com mengatakan, banjir terjadi di hulu sungai karena daerah sekitar mulai ranggas akibat perambahan kawasan hutan secara berlebihan.

Dody Anwar warga Desa Gema mengatakan, banjir di daerahnya terjadi sejak beberapa hari lalu. Walaupun genangan air belum sampai ke kawasan pemukiman, masyarakat sekitar tetap berhati-hati dan waspada akan potensi buruk lainnya.

"Di sungai, arusnya sudah mulai kencang dan airnya tinggi sekali saat ini. Memang di jalan kampung belum terendam, tapi kemungkinan lain kan harus dikhawatirkan," katanya pada Rabu (1/3/2017). Tak hanya Dody, warga lainnya di Dusun Kuntu bernama Jafri (56) mengatakan, banjir di Dusun Kuntu sudah mencapai setinggi lutut.

Arus air juga sangat kencang dan beresiko bagi warga tempatan yang biasa bekerja di sektor perairan dengan memanfaatkan Sungai Subayang sebagai sumber pencarian. "Wah, jembatan kayu kami yang menghubungkan Dusun Kuntu dengan Desa Kuntu Darussalam saja hanyut karena kerasnya arus banjir. Padahal, biasanya tak pernah sampai demikian," ucap Jafri.

Ia menerangkan, akibat banjir tersebut, sejumlah siswa sekolah yang berasal dari Dusun Kuntu kesulitan untuk bisa pulang ke rumah. Pasalnya, jembatan kayu yang menghubungkan dua tempat itu hanyut sekitar siang hari, beberapa saat sebelum anak-anak usia pelajar pulang.

Seorang guru honorer SDN 008 Kuntu Zainuddin (29) mengatakan, daerah sekitar Dusun Kuntu selalu mengalami kebanjiran setiap tahunnya. Namun, banjir kali ini adalah yang terparah dan dampaknya terasa bagi dirinya yang bekerja dan mengajar di Desa Kuntu Darussalam, tetangga Dusun Kuntu.

"Saya mengajar di Desa Kuntu Darussalam. Biasanya, jarak tempuh dari rumah saya di Dusun Kuntu hanya 15 menit. Karena banjir, saya harus memutar dan makan waktu sampai 2,5 jam untuk pergi mengajar," jelas Zainuddin.

"Entah kalau besok, apa tetap bisa berangkat atau tidak, saya belum tahu," tambahnya. Zainuddin mengaku, berencana tetap pergi mengajar esok hari karena panggilan tugasnya untuk mengabdi sebagai pengajar di SDN 008 Kuntu. "Sepertinya tetap harus berangkat mengajar. Karena panggilan tuga, dan harus saya laksanakan," ujarnya. ***

Editor:
Hanafi Adrian

Kategori : Peristiwa, Umum, Kampar, Riau
wwwwww