Janji Pemkot Pekanbaru soal Renovasi Pasar Sukaramai Hanya Tinggal Janji, Kini Pedagang Merasa Dibohongi

PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Janji yang diutarakan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Disperindag, bahwa awal Februari 2017 akan dimulai renovasi Pasar Sukaramai, ternyata belum ada tanda-tandanya. Kondisi ini sempat dipertanyakan kalangan pedagang kemarin. Pedagang merasa dibohongi lagi oleh Pemkot dan PT MPP (Makmur Papan Permata) selaku pengelola. Anggota Komisi II DPRD Pekanbaru H Darnil SH, Minggu (5/2/2017) mengaku, menyesalkan kondisi ini. Sebab, hingga akhir pekan pertama Bulan Februari ini, belum ada tanda-tanda akan direnovasi. Padahal, situasi ini sudah diwanti-wanti agar jangan sampai terjadi.

Pemkot melalui Disperindag harusnya komitmen dengan janji yang sudah dilontarkan. Jika perlu desak PT MPP, yang juga menjadi pihak yang merenovasi Pasar Sukaramai ini. Karena, sudah terlalu lama pembiaran renovasi Pasar Sukaramai tersebut, pasca terbakar pada Desember 2015 lalu.

"Apa yang kita khawatirkan rupanya terjadi. Kalau memang janjinya awal Februari, ya harus dilaksanakan. Jangan pula pertengahan atau akhir Februari. Kasihan pedagang merasa dibohongi terus menerus. Paling tidak sudah ada tanda-tanda fisiknya (renovasi)," tegas Darnil, seperti ditulis tribunpekanbaru.com yang dilansir potretnews.com.

Sebelumnya, Kepala Disperindag Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut kepada Tribun menegaskan, tidak ada lagi kendala administrasi yang sebelumnya diberitakan, sempat mengganjal rencana renovasi pasar Sukaramai.

Kontrak kerja sama renovasi ini sudah diteken. Bahkan pihak pengelola juga sudah ekspose DED nya. Ditegaskan Ingot, pada awal bulan Februari ini, sudah harus mulai dikerjakan. Terutama untuk progres fisiknya.

Seperti diketahui, akhir pekan lalu pedagang kembali mengeluhkan sikap Pemko yang berjanji akan merenovasi Pasar Sukaramai pada awal Februari ini. Ismet Bakri, pedagang di sana mengatakan, kecewa dengan janji yang diumbar Pemko. Seharusnya Pemko tegas dan desak PT MPP merenovasinya. ***

Editor:
Hanafi Adrian